"Kamu tidak tau, malam ini adalah blood moon dimana energi mereka lebih besar dari pada apa yang kamu bayangkan, kamu tidak tau ada hal seperti itu"
Aku hanya menggeleng saat Bagas bertanya pada ku, karena aku memang tidak tau ada hari seperti itu,yang aku rasa hanya mereka hanya tambah banyak dan energi mereka makin pekat tanpa tau ada hari hari seperti ini.
"Sumpah Sya, kamu baru tau ada hari hari seperti ini untung kamu nggak apa apa ya"
"Lah aku baru tau ini, pas kamu kasih tau loh, ada ya hari hari kaya gitu"
"Ya ada dong Nasya ku"
"Dih... ya udah ayo temenin aku ngelewatin ini lorong dong"
Aku menarik tangan Bagas agar segera berjalan namun, tangan ku di tarik lagi oleh Bagas.
"Kenapa lagi Bagas, ayok mau ngapain lagi"
Bagas menatap ku serius dengan masih memegang tangan ku, seperti ada yang ingin dia tanyakan. Setelah beberapa saat dia akhirnya membuka suara
"Nasya.."
"Iya Bagaaaas"
"Kamu mau tidak bisa melihat mereka, seenggaknya hanya sampai pagi menjelang?"
"Memangnya malam ini semenyeramkan itu?"
Bagas hanya mengangguk menjawab pertanyaan ku. Aku hanya perfikir, bagaimana selama ini aku melewatinya, pikirku dengam mimik bingung.
"Yaudah nanti aku cari orang buat nutup mata batin ku untuk sementara"
"Aku saja yang bantuin kamu"
"Kamu bisa nutup Gas? Berapa lama? Aku mauuu bantuin aku"
"Kan aku sudah bilang, sampai pagi menjelang"
"Yaaah kirain selama lamanya"
"Aku nggak se pro itu sih hehe" kata Bagas sambil garuk garuk kepala
Aku memegang tangan Bagas sambil menatapnya dengan senyuman
"Bantuin aku setidaknya, untuk melewati malam ini" kata ku dengan wajah sumringah karena akan melihat dunia indah setidaknya untuk hari ini saja.
"Oke, kamu siap"
Aku mengangguk dengan senyuman excited. Bagas mendorong ku pelan merapat ke tembok. Dia membelai rambut ku dengan lembut lalu mendekatkan mulut nya ditelinga ku lalu dia mulai berbisik.
"Are you ready"
"Should be like this (harus seperti ini)"
Bagas mengangguk dengan senyuman lembut yang belumbpernah aku lihat sebelumnya. Sebenarnya aku sedikit ragu, tapi aku ingin mempercayai Bagas setidaknya untuk saat ini.
"Tutup mata mu bersamaan dengan aku menutup mulut ku dengan tangan ku, oke"
Jelas Bagas yang masih tersenyum lembut menatap ku. Aku mengangguk, Bagas mulai menghitung mundur, aku menutup mata ku bersamaan dengan dia menutup mulutnya.
Aku hanya bisa mendengar suara pelan Bagas yang sedang membaca sesuatu dengan pelan, tidak lama kemudia Bagas berhenti berucap, aku merasakan kedua ibu jari Bagas mengusap kedua mata ku lalu kedua tangannya menutupi telinga ku. Aku merasakan bibir lembut Bagas mencium kedua mata ku, namun anenya entah mengapa aku merasa tenang dan aman, seperti sudah mengenal Bagas sangat lama hingga aku merasa aman berada di dekatnya.
Saat Bagas melepas bibirnya dimata kiri ku, aku merasa seperti ada sesuatu yang sedikit tertarik di telinga, mata, dan kepala ku lalu itu kembali normal.
"Oke, kamu siap"
Aku mengangguk siap menjawab Bagas.
"Saat membuka mata mu fokusla melihat ku dulu oke" kau mengangguk lagi saat Bagas kembali memberi arahan.
Bagas mengitung mundur, pada saat hitungannya habis aku perlahan membuka mata ku, aku melihat wajah Bagas di depan ku, aku meneliti wajah Baga karena belum boleh melihat sekitar ku.
Mata ku berhenti di saat melihat mata Bagas, semakin ku perhatikan ada warna unik dimatanya, karena rasa penasaran ku yang besar aku mencoba lebih mendekatkan wajah ku.
Namun secara tiba tiba aku seperti diperlihatkan adegan, kurasa itu masa lalu karena dari pakaian yang orang orang ini pakai, seperti pakaian sutra dengan segala keribetannya seperti di drama drama cina klasik. Dalam kejadian itu, Aku melihat Bagas sedang memegang sebilah pedang panjang, dengan wajah datar dan tatapan kosong, Bagas mengayunkan pedang panjang itu dan menusuk seorang pemuda yang sedang melindungi seorang wanita di balik punggungnya namun wajahnya tidak terlalu jelas.
Sesaat kemudian akupun tersadar dari adegan itu, aku menelan ludah ku karena yang kulihat di gambaran itu Bagas. Aku mendengar Bagas bertanya pada ku, aku mencoba melupakan gambaran yang kukihat tadi, (mana mungkin manusia bisa melihat kejadian masalalu ataupun masa depan orang lain itu hanya mitos) batin ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
BLUE SKY
jadi mata ke 7nya silahkan baca bab Bagas nanti🤣
2023-04-13
0
Ivy
Itulah yang di sebut dengan mata ke enam ya kan?
2023-04-13
0