Bagas menutup lift dan menekan tombol menuju lantai 8. Aku memegang erat tangan Bagas, takut nanti aku naik lift kematian lagi cape gue.
Pintu lift terbuka dan hanya ada satu ruangan di lantai paling akhir itu, tidak mungkin Bagas tinggal di apartemen sebesar ini sendirian, dan benar saja itu kamarnya seorang diri SENDIRIAN sebesar itu😑.
"Gas jangan bilang ini gedung punya kamu deh" tanya ku dengan wajah yang masih berantakan
"Memang punya aku sih, lumayan kan gedungnya aku beli buat tempat tinggal pas kuliah"
"Wah orang kaya memang beda ya"
Bagas membuka pintu dengan sidik jarinya dan kami pun masuk. Bagas menuntun ku duduk di sofa untuk beristirahat. Aku melihat rumah Bagas yang terasa begitu kosong tapi mewah.
"Gas kamu nggak kesepian tinggal sendiri disini"
"Biasanya Hendra tidur sini kok"
"Mama papa kamu kenapa nggak tinggal disini aja luas banget loh biar kamu ada temannya juga"
"Nggak bisa sya"
"Kenapa, oohh ada kerjaan ya"
"Emmm... mereka di atas sana jadi nggak bisa tinggal bareng aku"
"Aduh sory Gas nggak bermaksut"
Bagas hanya tersenyum sambil mengaduk 2 cangkir teh di depannya bergantian. Bagas menghampiri ku dan memberikan teh yang dia buat tadi.
"Nih"
"Makasih"
Aku meminum pelan teh yang di berikan Bagas untuk mengembalikan cairan ku yang hilang. Aku menaruh gelas ku dimeja dan menyenderkan badan ku di sofa karena lelah.
"Bagas, masa aktif buat nutup mata batin aku sudah habis ya"
"Iya sudah, sory ya nggak ingetin akmu lebih awal"
"Nggak apa apa kok"
"Sekarang kamu tau kan energi mereka pada saat malam blood moon, energi mereka akan terlampau besar hingga mereka akan mengajak orang orang yang tidak kuat iman untuk merasakan kematian seperti yang mereka rasakan"
"Iya aku mengerti aku akan lebih hati hati, tapi Gas blood moon itu apa sih aku masih nggak ngerti"
"Blood moon itu bulan purnama ke 20 abad ini muncul, bulan ini hanya muncul 100 tahun sekali dan akan memancarkan energi negatif yang akan di konsumsi oleh makhluk makhluk tak kasat mata di dunia ini, sehingga mereka memiliki energi yang lebih besar untuk menyesatkan manusia dan mengajaknya untuk melakukan hal buruk untuk dirinya sendiri atau mereka akan membuat kita yang dapat merasakan energi blood moon merasakan kematian sama seperti yang mereka alami"
"Jadi itu akan terjadi 1 abad sekali. Tapi tidak ada bedanya tu bulannya, kaya bulan purnama biasa"
"Kau melihatnya saat prisai ku masih melindungi mu, coba kamu lihat sekarang"
"Oh sungguh, aku ingin melihatnya"
Aku berjalan menuju jendela balkon Bagas untuk melihat bulan yang dibicarakan oleh Bagas dan aku dangat terkejut, bulan yang sebelumnya ku lihat bersinar sangat indah saat di perjalanan, sekarang warnanya berubah menjadi merah dan cahaya yang di pancarkan kebumi ini pun merah. Aku hanya terdiam mengamati bulan yang ada di hadapan ku ukurannya lebih besar dari yang aku lihat sebelumnya terlihat begitu dekat dengan bumi.
"Kau melihatnya"
"Em yeppuda (iya indah), aku belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya"
"Tentu saja, ini pertamakalinya untuk mu, tapi tidak untuk ku haha"
"Kaya udah tua aja kamu"
"Bagas"
"Emm"
"Kau tau, setiap aku melihat langit aku selalu mengatakan (Bogoshipeo) seperti ada yang kurinduka dan seakan aku pernah tinggal di atas sana anehkan"
Bagas diam saja tanpa merespon cerita ku, aku melanjutkan melihat bulan indah yang ada di depan ku, tapi tiba tiba Bagas mengusap usap punggung ku dan berkata (mianhe) maaf. Kata bagas sambik melihat langit yang ku ceritakan tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments