Aku dan Bagas menyebrangi jalan untuk menuju ke kelas berikutnya, sat tiba di depan kelas Bagas menghentikan langkahnya dan menyuruhku untuk berhenti juga.
"Sst" tutur Bagas sambil tersenyum jail
"Ngapa lagi ni anak"
Bagas tau kalau warga kelas lagi menunggu dosen yang sedikit terlambat. Bagas berjingkat jingkat mendekati pintu kelas, terdengar riuh mahasiswa yang sedang menunggu dosen datang dari luar ruangan Bagas semakin mendekati ambang pintu dan mulai mengetuk pintu kelas. Suara ribut dari dalam kelas tiba tiba hening, Bagas pun memunculkam dirinya di depan pintu kelas
"Baa hahahah"
Aku hanya menggeleng geleng melihat kelakuan jail Bagas. Kami masuk kedalam kelas dan mencari tempat duduk yang masih tersisa. Saat masuk ke dalam kelas Bagas mulai merekahkan senyum bahagianya saat memandang Nasya. Bagas berjalan menuju kursi kosong yang ada di belakang Nasya. Bagas menyapa Nasya sambil memegang bahunya.
"Hai Sya" sapa Bagas dengan senyumnya
Nasya hanya membalas sapaan Bagas hanya dengan senyuman. Kemudian Bagas duduk tepat di belakang Nasya dan aku duduk di kursi kosong yang ada disamping Bagas.
Tidak lama setelah itu dosen kami datang dan memulai kelas pada hari itu. Kelas pun dimulai pak Al mulai menjelaskan materi pada hari itu. Aku mengikuti pelajaran seperti biasanya. Disaat aku tengah asik mendengarkan materi pak Al, tidak sengaja mata ku tertuju pada Bagas yang tengah senyum senyum dengan tatapan sedih.
Dia melihat tangannya yang seperti memegang sesuatu, aku memicingkan mata ku berharap aku bisa melihat apa yang Bagas lihat, tapi sayangnya aku tidak melihat apa apa. Aku mulai menyadarkan Bagas dari tatapannya.
"Heh belajar"
"Oh oke oke"
"Nggak biasanya lu nggak merhatiin pelajaran"
Dia hanya tersenyum tanpa menjawab ku. Setelah mendengar omelan ku Bagas kembali memegang penanya. Dia mulai menulis beberapa kata materi pelajaran di bukunya sambil menjepit sesuatu pada jari telunjuk dan jari jempolnya, namun Bagas meletakkan lagi penanya. Bagas mulai mengikat sesuatu di pergelangan tangannya, kemudian dia memutar pergelangannya seperti sedang menggulung sesuatu.
Aku tercengang membulatkan mata ku saat Bagas menggulung sesuatu yang tidak ku lihat itu, Nasya yang sedang duduk di depan Bagas tiba tiba menunduk sambil memegang kepalanya dan mengeluarkan banyak darah dari hidungnya, Bagas menyadari hal itu dan dia menghentikan gulungan itu dan mengatakan "maafkan aku" dengan mata sedih.
"Kenapa sih ni anak" batin ku bingung
Teman teman Nasya mulai menyadari kondisi Nasya dan memyuruh Nasya istirahat mengerti Nasya bahwa dia tidak mau pergi ke UKS dan memiih istirahat di kelas. Bagas kembali memperhatikan pelajaran dengan mata berkaca kaca dengan wajah bersalahnya. Aku mulai berfikir, apa sesuatu yang di pegang oleh Bagas tadi ada hubungannya dengan apa yang di alami oleh Nasya.
Tidak lama kenudian pak Al menyudahi kelasnya pada hari itu. Terdengar kesibukan orang orang di kelas sedang membersekan barang barang mereka dan beranjak pergi. Aku melihat teman teman Nasya sedang memeriksa keadaannya Nasya dan berusaha menyadarkan Nasya. Tiba tiba Bagas menarik kursinya dan mendekati Nasya dengan wajah khawatir.
"Rey Nasya kenapa" tanya Bagas dengan ekspresi cemas
Bagas mencoba lebih mendekati Nasya dan mencoba membangunkan Nasya, wajah Bagas terlihat sangat khawatir dia menepuk pelan pergelangan tangan Nasya dan tangan satunya berada di bawah meja tengah menggenggam tangan Nasya erat erat, namun aku melihat keanehan lagi, Bagas melepas tangan Nasya sebentar dan melepas beberapa gulungan yang tidak bisa ku lihat itu di pergelangan tangannya setelah itu Bagas kembali memegang tangan Nasya. Aku semakin yakin bahwa apa yang terjadi dengan Nasya disebabkan oleh gulungan yang ada di tangan Bagas, namun aku tidak bisa melihat apa itu.
Bagas masih berusah membangunkan Nasya, kami nyaris setuju membawanya ke rumah sakit namun Nasya akhirnya mengangkat kepalanys perlahan dan mulai membuka matanya. Tisu berdarah masi menyumpal di hidungnya.
"Sya kamu nggak papa" tanya Bagas khawatir sambil membantu Nasya menegakkan badannya.
"Hehe nggak apa apa kok" jawab Nasya sambil senyum senyum kaya nggak bersalah.
Setelah Nasya sepenuhnya sadar Bagas menawarkan diri untuk mengantarkan Nasya pulang. Aku melihat ekspresi Rey dan Putri yang kaget namun menyetujui tawaran Bagas untuk mengantar Nasya pulang.
Aku hanya menonton dan mengamati kejadian pada hari ini dengan seribu pertanyaan yang tidak bisa di terima oleh nalar ku. Sejak kejadian itu, aku mulai memperhatikan keanehan yang ada diantara Nasya dan Bagas secara aku selalu bersama Bagas dan terlebih lagi akau adalah sahabatnya aku tidak ingin Bagas melakukan kesalahan yang tidak bisa di maafkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Vincar
Rada kesal ya sama si Bagas😂
2023-07-05
1