Pak satpam ternyata...

Setelah makan siang, mereka melanjutkan perjalanannya kembali dengan berjalan-jalan ke mall, dan setelahnya langsung diakhiri dengan menonton film bioskop yang kebetulan sedang ada film bagus. 

Meskipun genrenya romantis sih. Tapi, Robi dan Raisya menyukainya karena disana terdapat genre drama, yang tentunya menambah ketegangan dalam film tersebut.

Meski begitu, Robi sedikit kecewa karena di dalam film tersebut tidak ada adegan pembunuhan, dan dia juga merasa kesal karena protagonis wanita yang super beban itu tidak jadi mati di dalam ceritanya.

Terlepas dari itu, dia tetap bisa menikmatinya dengan baik dan berakhir dengan ending bahagia, yang dimana protagonis pria dan wanita berakhir dengan pernikahan setelah melewati berbagai masalah yang datang secara bertubi-tubi.

Bahkan cerita tersebut membuat Raisya sampai menangis sesenggukan. Karena Robi tidak pernah melihat wanita menangis tanpa alasan, dia pun memutuskan untuk bertanya kepada Raisya. Tapi, setelah mendengar penjelasannya, Robi mendadak kecewa. Di dalam hatinya terdapat kekesalan yang terus dikeluarkan meski wajahnya terlihat seperti sedang tersenyum paksa.

'Dia… menangis karena filmnya berakhir dengan happy ending!? Dia bodoh atau memang kejam!' Batin Robi saat itu.

Namun, sebelum mereka berdua menonton film, Robi ditarik paksa oleh Raisya ke tempat yang tentunya terdapat banyak sekali pakaian wanita. 

Robi dipertunjukkan beberapa tampilan berbeda dari Raisya saat dia sedang mencoba satu persatu pakaian yang diinginkannya. Semua tampilan telah ditunjukkan, dan semuanya sangat menakjubkan bagi Robi.

Dia tidak menyangka bahwa wanita yang berada di depannya ternyata memiliki pesona yang indah, Robi seperti melihat sebuah batu giok yang didalamnya terdapat banyak sekali keindahan tak terlukiskan.

Dari tampilan sederhananya, seksinya, dan juga tampilan feminimnya sangat menonjol sampai-sampai membuat Robi tidak bisa berkata-kata. Dia hanya bisa terus-menerus memalingkan wajahnya yang sedang menampakkan warna merah merona.

'Apakah dia memang seorang malaikat!? Kenapa semua pakaiannya bisa sangat cocok jika dikenakan olehnya!!' Batin Robi saat itu sambil membuang mukanya.

Sedangkan Raisya hanya bisa memiringkan kepalanya karena bingung dengan reaksi Robi yang terlalu berlebihan. Padahal dirinya juga sedang menahan rasa malu, namun wanita itu masih bisa menahan reaksinya agar tidak terlalu berlebihan seperti Robi saat ini.

'Apa Robi baru pertama kali melihat wanita berpakaian seperti ini, ya? Bukankah itu berarti dia sudah lama dalam kondisi lajangnya!?" Batin Raisya tidak percaya jika tebakannya itu benar. Namun dirinya juga bersyukur karena dengan itu, kesempatannya semakin terbuka lebar.

Saat itu Raisya tidak mengetahui bahwa Robi tidak hanya menahan rasa malunya saja, namun di bawah sana juga telah berdiri seorang ksatria yang terbangun dari hibernasi lamanya. Dan kejadian tersebut tentu saja membuat Robi semakin malu sehingga membuatnya reaksinya menjadi tidak terkontrol lagi.

Setelah itu mereka berdua memutuskan untuk membeli semua pakaian yang telah dipilih, terutama Raisya yang sangat bahagia karena pilihannya sangat tepat dan membuat Robi menjadi tergoda oleh penampilannya itu.

'Semoga saja dia akan suka dengan penampilanku…" Batin Raisya penuh harapan dengan hati berbunga-bunga.

Raisya meletakkan pakaiannya di depan kasir, dan setelah harga keseluruhannya sudah ditentukan, Raisya yang hendak membayar belanjaannya itu tiba-tiba disela oleh Robi yang telah lebih dulu memberikan kartu miliknya untuk membayar semua belanjaan Raisya.

Tentu saja tindakan Robi tersebut membuat bingung Raisya. Namun dengan segera Robi menoleh sambil tersenyum dan berkata, "Ini sudah tugas wajib bagiku." Katanya membuat Raisya semakin terpesona dengan sikap maskulinnya.

Tanpa mereka sadari bahwa kasir yang berbeda di depan mereka, kini sedang memasang ekspresi kekosongan dengan mulut sedikit terbuka. Dia sangat iri dengan hubungan Robi dan Raisya yang telah menunjukkan kemesraan di dekatnya, padahal dia sangat mendambakan hubungan seperti itu, namun sayangnya masih tidak ada pria yang menyukainya hingga saat ini.

'Kudoakan kesialan akan segera datang menghampiri mereka!' Batin kasir tersebut mengutuk hubungan mereka berdua.

Tanpa dikutuk pun, saya selaku author akan membuat hubungan mereka semakin dipersulit, karena saya sendiri cemburu dengan hubungan mereka!!

***

Saat sedang dalam perjalanan pulang, Robi tiba-tiba membuka percakapan di tengah keramaian jalan raya yang dimana suara mesin menderu memenuhi keheningan hari.

Namun, meski begitu Raisya tetap bisa mendengar jelas suara Robi yang sedang bertanya kepadanya.

"Raisya! Apa aku boleh mampir ke rumahmu setelah ini?" Tanya Robi meninggikan suaranya agar tak kalah dengan deru mesin di sekitarnya.

Mendengar pertanyaan tersebut membuat pikiran Raisya langsung melayang-layang mencari sebuah kebenaran tanpa dasar. Dia berspekulasi bahwa kedatangan Robi bertujuan untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginannya. Namun sayangnya itu tak akan terjadi untuk saat ini, sebab saya masih belum merestuinya. 

"Oke! Kamu bebas mau melakukan apapun juga!" Sahut Raisya sama meninggikan suaranya dan dibalas dengan anggukan Robi.

'Karena sekarang rumah Raisya sudah beberapa meter lagi, kupikir kapan-kapan saja membeli bingkisan untuk kedua orang tua Raisya. Lagipula mereka kan orang kaya, pasti bisa lah membeli bingkisan yang tak seberapa itu…' Batin Robi sambil perlahan menurunkan kecepatan motornya dan berakhir di depan gerbang sebuah rumah besar yang tampak seperti mansion.

"Kita sudah sampai!" Ucap Robi sambil melepaskan helmnya, dan begitupun Raisya yang kini telah turun dari motornya dengan tangan menyodorkan helm mungilnya ke arah Robi.

"Nih, ku kembalikan helmnya!" Ucapnya sambil tersenyum manis, namun dibalas dengan gelengan kepala.

"Tidak! Jika kamu menyukainya, maka simpanlah. Karena itu akan berguna jika kita melakukan kencan kembali." Robi berkata dengan lembut dan membuat hati Raisya menjadi tak karuan.

Entah kenapa hari ini dia merasa bahwa jantungnya sedang dalam kondisi bersemangat. Hanya dengan melihat dan mendengar suara Robi sudah bisa membuat jantungnya menjadi bahagia.

"Malah mematung! Lebih baik kita segera masuk, aku tidak sabar untuk bertemu kedua orang tuamu!" Tegur Robi sambil melirik ke arah gerbang yang telah terbuka dengan satpam berbeda sedang berdiri di dekatnya. 

Robi yang melihat itu hanya mengangguk sambil tersenyum sebagai salam kepada satpam tersebut, dan satpam tersebut membalasnya dengan sesuatu yang sama.

Raisya tertegun sejenak ketika mendengar ungkapan Robi dan juga dirinya merasa malu ketika telah berharap lebih. Dia tidak menyangka bahwa pertanyaan Robi merujuk pada keinginannya untuk bertemu kedua orang tua Raisya.

"A-ah, maafkan aku! Dan cepatlah masuk. Jangan lupa untuk bawa juga motormu ke dalam!" Ucap Raisya kemudian berlari kecil memasuki halaman rumahnya.

Tanpa membuang waktu lagi, Robi mengikutinya dengan mesin motor yang sudah menyala kembali dan melaju secara perlahan memasuki halaman rumah Raisya.

"Duduk saja di sofa itu, dan tunggu sebentar! Aku akan memanggil bunda dengan papaku yang sepertinya sedang berada di dapur." Tanpa menunggu Robi membalasnya, Raisya sudah pergi meninggalkan Robi sendirian di ruang tamu.

Robi mengedarkan pandangannya melihat sekelilingnya yang terdapat banyak sekali barang mewah dengan harga yang pastinya sangat mahal. 

Namun, tindakannya tersebut terhenti ketika Robi mendengar suara lembut dari seseorang. Ketika dia menoleh, bisa terlihat sosok wanita setengah baya sedang berjalan ke arahnya sambil membawa air putih, dan meletakkannya di meja persegi panjang yang berada di depan Robi.

"Maaf Tuan, saya menyambut kedatangan anda hanya dengan segelas air putih saja. Soalnya Nona Raisya hanya mengatakan untuk mengantarkan minum kepada anda, tapi saya tidak mengetahui minuman apa yang anda sukai." Ungkapnya sedikit menunduk.

"Tidak apa, Bi. Saya juga suka dengan air putih!" Balas Robi mencoba menenangkan kekhawatiran pelayan di depannya.

Mendengar ucapan Robi, pelayan tersebut langsung merubah ekspresinya menjadi berseri kembali. Lalu tak lama kemudian muncullah kembali suara asing, yang kini terdengar sedikit serak namun begitu berwibawa.

"Ningsih, kembalilah!" Titahnya lalu dibalas anggukan oleh Bi Ningsih, dan tak lama kemudian keberadaan Bi Ningsih menghilang di ruangan tersebut.

Saat hendak meminum air tersebut, Robi yang mendengar suara seseorang tiba-tiba menghentikan tangannya dan menoleh ke sumber suara. Disana terlihat tiga orang, diantaranya dua wanita dan juga satu pria yang kira-kira berusia kisaran 40 tahun-an.

Dan diantara dua wanita tersebut, ada Raisya dan satu lagi wanita yang sepertinya berusia tidak jauh dari pria itu. Hanya dengan melihat keberadaan mereka, Robi langsung mengetahui siapa orang yang sedang dituntun oleh Raisya.

Namun saat Robi telah bangkit dari duduknya, dia tertegun melihat pria yang diduga sebagai ayahnya Raisya, Robi tidak menyangka bahwa pria itu tidak begitu asing baginya.

'Dia…' Batin Robi terhenti ketika disela oleh perkataan Raisya.

"Perkenalkan, mereka berdua adalah orang tuaku! Dan papa, bunda, kenalin dia Robi, teman priaku!" Ucap Raisya memperkenalkan kedua kubu.

"Ooh… jadi dia orang yang sering kamu ceritakan, Nak?" Ucap ibu Raisya memasang ekspresi pura-pura tercengang.

"Haha, begitulah bunda…" Raisya sedikit malu-malu dalam menjawabnya.

Namun reaksi mereka berbeda dengan ayah Raisya yang kini sedang menatap Robi penuh selidik dari ujung kaki hingga ujung rambutnya. Tak selang beberapa lama, ayah Raisya memasang tatapan tajam dan perubahan tersebut membuat Robi kembali mengingat wajah ayah Raisya di dalam benaknya.

"Pak Satpam?" Gumam Robi namun terdengar oleh semua orang yang berada di sana.

****

Maaf, sepertinya untuk bab kedua saya akan telat update karena lupa untuk menulis dan malah keasikan menonton Timnas U-20. Hohoho, pertandingan tersebut sangat seru untuk seukuran friendly match. Apalagi disuguhi oleh adu jotos di menit-menit terakhir.

Terpopuler

Comments

PASYA VOLDIGOD

PASYA VOLDIGOD

crazy up

2023-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!