Si Tampan tapi Bengis

"Bisakah kalian jangan sok tampan seperti itu? Dan juga tolong hargai saya sebagai kekasihnya, dia juga terlihat tidak nyaman dengan kehadiran kalian berdua." Ucap Robi menyela kesenangan kedua pria di dekatnya.

Mendengar suara seseorang, mereka segera mengalihkan pandangannya ke samping dan melihat Robi yang sedang menatap tajam ke arah mereka. Namun, bukannya takut, mereka malah semakin menjadi-jadi.

"Oh astaga… ternyata ada manusia disini… maafkan aku telah mengabaikan mu! Apa kamu marah? Mau minum susu? Yasudah, pulanglah sana dasar anak mamah!" Ucap pria satunya diakhiri dengan sebuah pukulan yang terarah ke wajah Robi.

Pukulah tersebut diterima lapang dada oleh Robi. Tanpa berkedip Robi telah terkena pukulan tersebut, namun karena merasa buang-buang waktu hanya akan membuatnya menjadi merepotkan, Robi langsung mencengkram kuat tangan pria tersebut kemudian diputar 90 derajat dan membuat tubuhnya berputar seperti baling-baling.

Pendaratan pria tersebut tidak berhasil dengan nyaman, karena tubuhnya terpaksa harus menghantam lantai yang tentu saja memiliki tekstur keras. 

Melihat pertarungan tersebut, pelanggan yang lain dengan senang hati melihat semuanya seperti sedang menonton film aksi, dan ada juga yang merekam pertarungan yang dilakukan oleh Robi dengan kedua pria lainnya.

"Satu…" Tak cukup sekali, Robi yang masih mencengkram tangan pria tersebut langsung menindih tubuhnya hingga menimbulkan suara retakan yang renyah.

"Dua…" Setelah mengatakan itu, Robi langsung meraih satu lagi tangan musuhnya, kemudian melilitkan antara dua tangannya tersebut dan semuanya dilakukan secara paksa sehingga membuat tulangnya menjadi patah.

"Tiga…" Selesai mematahkan tangannya, Robi langsung berdiri kemudian mengangkat kakinya dan menghentakkan nya ke kepala dari musuhnya. Darah segar keluar dengan banyak layaknya semangka yang pecah.

"Dan empat." Robi menyelesaikan penyiksaan tersebut dengan tendangan keras tertuju ke perut dari musuhnya. Tendangan tersebut memiliki kekuatan besar, sehingga bisa membuat tubuh musuhnya terbang sejauh beberapa meter.

Semua orang yang berada di dalam sana hanya bisa menahan rasa takut ketika melihat kebrutalan dari Robi. Dia tidak menyangka bahwa pria yang tampak sangat baik dengan wajah yang sedikit polos, ternyata menyembunyikan kepribadian yang menakutkan.

Wajar saja jika seperti itu, karena secara harfiah Robi memiliki dua kepribadian, namun kepribadian yang satunya masih belum matang. Untuk saat ini kepribadiannya yang asli lebih mendominasi, namun entah jika di masa depan apa yang akan terjadi.

"Baiklah, apa kau mau melakukan pembalasan dendam? Maka kemarilah dan pukul wajahku seperti yang dilakukan oleh temanmu ini." Robi berucap dengan suara dingin dan tatapan yang tajam menatap pria yang merupakan teman dari musuhnya itu.

Yang ditawarkan oleh Robi mungkin terdengar sangat menguntungkan bagi sebagian orang, namun bagi pria itu beda lagi. Karena dia juga memiliki akal sehat yang masih berjalan, dan dia berpikir bahwa setelah dirinya memukul wajah Robi, maka pembalasan telak akan terjadi dengan waktu singkat.

Dia tidak ingin memiliki nasib mengenaskan seperti temannya itu. Namun, dirinya juga merasa tidak tega dan marah ketika melihat kondisi temannya yang kini sedang dalam keadaan pingsan dengan mulut berbusa dan mata yang telah didominasi oleh warna putih.

"A-akan ku terima tawaran itu! Namun aku meminta untuk melakukan pembalasan yang tidak terlalu menyakitkan, oke?" Ucap pria tersebut gemetar hebat dengan mata sesekali melirik ke arah temannya berada.

Robi menghela nafas berat, kemudian mengangguk dan setelahnya dia menepuk-nepuk pipi nya pertanda bahwa dirinya telah siap untuk dipukul di area tertentu.

"Cepatlah sebelum keputusanku berubah." Ucap Robi dengan dingin.

Tak selang beberapa detik, pria itu memberanikan diri kemudian berlari dengan tangan telah siap memukul wajah Robi. Dia mengeluarkan semua tenaga yang ada dengan harapan bisa memberikan pukulan telak kepada Robi.

Pukulan itu memang sangat kuat dengan bukti tubuh Robi yang sedikit terdorong karena serangan tersebut. Namun hanya itulah yang terjadi. Semua harapan dalam diri telah sirna dengan cepat, wajahnya berubah cepat menjadi pucat, dan di dalam hatinya dia selalu memanjatkan doa agar serangan balasan Robi tidak terlalu Menyiksa dirinya.

"Baiklah, tolong siap-siap, oke?" Ucap Robi sambil menyeringai menatap pria di depannya.

Tangan yang mengelus pipinya telah diturunkan kembali, lalu tubuhnya mengirim semua tenaga yang tersisa ke kepalan tangannya. Setelah semuanya selesai, tanpa basa-basi lagi Robi langsung melancarkan serangan berupa pukulan lurus telak ke wajah musuhnya yang sedang berekspresi ketakutan.

Tapi tak selang beberapa sepersekian detik, pria tersebut hanya bisa pasrah, dia tidak melakukan penghindaran dan wajah ketakutannya berubah menjadi senyuman kecut dengan tatapan sendu tertuju ke arah pukulan tangan yang telah berada beberapa inci dari hidungnya.

Setelah pukulan tersebut menghantam wajah musuhnya, terdengar dentuman keras disertai dengan suara retakan yang terdengar sedikit samar-samar. Dan lagi-lagi semua orang yang berada di dalam restoran hanya bisa tertegun, namun ada juga yang tersenyum sambil memegang handphonenya dengan penuh kegembiraan.

Jangankan pelanggan, pada staf yang ada pun hanya bisa berdiam diri di tempat. Mereka tidak bisa melakukan apapun, sebab bisa terlihat bahwa kedua pria yang dihajar oleh Robi berada di pihak yang salah. Dan tentunya Robi mengincar itu, karena jika dirinya diinterogasi maka tinggal jawab sebagai pembelaan diri semuanya akan selesai.

Raisya yang sedari tadi melihat pertarungan Robi masih duduk terdiam tanpa melakukan pergerakan sedikitpun. Dia melihat seksama semua yang dilakukan oleh Robi ketika bertarung, dan juga dia tidak menyangka bahwa Robi akan menganggapnya sebagai seorang kekasih.

'Dia begitu keren dan juga tampan. Tapi sayangnya terlalu bengis, namun tidak bisa dipungkiri bahwa dirinya memiliki pesona yang indah ketika berpindah kepribadian." Batin Raisya sambil menatap Robi dengan sangat lekat.

Setelah menyelesaikan semua urusannya, Robi kembali ke kursinya tanpa mempedulikan sekitar yang kini sedang riuh karena ulahnya sendiri. Saat sedang berjalan, Robi bisa melihat sosok Raisya yang sedang menatap dirinya dengan ekspresi kosong, namun Robi tidak memasalahkan itu dan tetap duduk berhadapan dengan wanita itu.

"Apakah kamu ketakutan?" Ucap Robi membuyarkan lamunan Raisya.

"A-ah… tidak, tidak! Aku hanya kagum denganmu sampai-sampai tidak sadar bahwa aku telah masuk ke dalam lamunan." Jawabnya sedikit gugup namun itu diterima oleh Robi yang kini sedang tersenyum tipis.

"Begitu ya? Maafkan aku…" Robi menundukkan kepalanya dengan tulus, membuat Raisya menjadi salah tingkah dan bingung harus melakukan apa.

"He-hei! Kamu tidak perlu seperti itu, dan duduklah! Makanan kita sebentar lagi akan sampai." Raisya menunjuk ke arah pelayan yang sedang berjalan ke arah mereka sambil membawa makanan yang dipesan oleh mereka.

"Baiklah, terimakasih." Robi kembali duduk kemudian membenarkan posisi duduknya yang sedikit tidak nyaman.

Satu pelayan datang, dia meletakkan satu persatu piring yang berisikan pesanan Raisya dan Robi dengan rapih. Lalu setelahnya dia tersenyum dan berkata, "Ini tuan dan nyonya pesanan kalian. Semoga bisa dinikmati dengan sepenuh hati." Ucap pelayan tersebut berubah menjadi lebih sopan dengan menampilkan senyuman manis.

"Ah baikah, terimakasih." Robi berkata tanpa mengalihkan pandangannya dan tetap berfokus ke arah makanannya.

Merasa pekerjaan telah selesai, pelayan wanita tersebut berbalik kemudian berjalan kembali dengan hati yang berdegup kencang karena bisa berbicara dengan Robi. 

Tanpa disadari olehnya, setelah pertarungan dengan dua pria mesm, Robi langsung terkenal dan memiliki banyak penggemar, terutama wanita yang memiliki kesukaan terhadap pria tangguh dan tampan seperti Robi. Mereka semua mengabaikan sikap bengisnya dan tetap menyukai Robi dengan sepenuh hati.

Terpopuler

Comments

PASYA VOLDIGOD

PASYA VOLDIGOD

kurangg banyak up nya

2023-02-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!