Sudah satu Minggu, Sean tidak datang untuk mengunjungi Viona di rumah sakit. Hanya ada Tea, yang menjaga dan merawat Viona di rumah sakit.
"Hari ini Nyonya bisa pulang, dan Aku akan membantu Nyonya mengurus semua nya" Tea membantu membereskan semua barang bawaan Viona.
"Apa Tuan Sean, ikut bersama dengan mu ?"
"Tidak, Tuan Sean sudah seminggu tidak pulang" pungkas Tea, yang kini sudah siap beberes.
Terlihat raut wajah Viona yang sedikit kecewa, bukan kah ini yang Viona harapkan lantas, kenapa dia meski kecewa saat mengetahui Sean tidak ikut? .
Setelah semua nya selesai, Tea membantu Viona turun dari ranjang.
"Tidak apa-apa, aku bisa sendiri" Viona melepaskan tangan Tea yang memegang lengan nya.
Begitu ke dua nya keluar, Sky sudah menunggu Viona dan Tea di luar ruangan.
"Nyonya sudah selesai, mari saya antar pulang" Sky meraih tas yang ada di tangan Tea.
Viona dan Tea pun mengikuti Sky untuk kembali ke Villa. Setelah mereka masuk ke dalam mobil, Sky langsung melajukan mobil nya.
Ada sebuah mobil mewah yang sedang memperhatikan mobil Sky keluar dari rumah sakit, mobil itu adalah milik Sean .
"Tuan, apa kita akan mengikuti mobil itu? "
"Tidak perlu, langsung ke kantor"
"Baik"
Mobil Sean, pun pergi meninggalkan gerbang rumah sakit, dan pergi menuju kantor.
Sementara, di waktu yang berbeda, Sky dan dua orang wanita yang dia bawa pulang dari rumah sakit telah tiba di villa.
"Biar saya bantu Nyonya"
"Tidak perlu Tea, sudah seminggu di rumah sakit, rasa nya kepengen makan, makanan buatan mu, boleh aku meminta kamu sudah memasak nasi goreng untuk ku? tapi pakek terlur dadar sama banyakin saos!"
"Baik Nyonya, segera Tea buatkan"
Tea pun membuka pintu, lalu membawa barang belanjaan Viona ke kamar. Sementara Viona, bersandar di sofa yang ada di ruang tamu, rasa nya masih belum pulih total, ia merasa tubuh nya sedikit lemas bawaan nya mau tiduran atau menyender 'kan kepala di sofa.
Sky ada disana, dia memperhatikan Viona.Namun, Viona tidak memperdulikan kehadiran Sky. Saat ini Sky tahu, Sean tidak di rumah, dan Sky menunggu Viona untuk menanyakan itu, hanya saja Viona terlihat tidak memperdulikan hal itu.
"Jika tidak ada apa-apa lagi, saya akan kembali bekerja!"
"Terimakasih "ucap Viona, Sky hanya tersenyum, sembari mengangguk, lalu pergi meninggalkan Viona di ruang tamu.
Tak berapa lama Sky pergi, Flaura datang ke villa dengan keadaan marah.
Brak!
Flaura mendorong pintu villa dengan kuat, sehingga membuat Viona yang duduk di sofa menoleh ke arah Flaura.
"Dimana Kakak ipar?"
"Mana aku tahu?" jawab Viona malas, yang memang keadaan nya masih belum sembuh total.
"Sudah seminggu Kakak ipar tidak bisa di hubungi, di tambah lagi panggilan aku tidak di angkat nya!"
"Nyonya ini nasi goreng nya"
"Enak sekali kamu, hidup disini berkecukupan, makan enak, di layani lagi!" teriak Flaura sama Viona, yang memang sudah diam sejak tadi tidak menggubris ucapan Flaura.
Melihat Viona tidak mempedulikan nya, akhirnya Flaura semakin marah.
Prang!
Wanita itu membuang piring milik Viona ke lantai, dan itu tentu saja membuat Viona terkejut.
"Kamu apa-apa sih!" teriak Viona dengan kesal, dan kini ia berdiri tepat di depan Flaura.
"Kamu itu disini cuma tawanan, seorang tawanan enggak makan seenaknya ini. Dan seorang tawanan enggak perlu di layani!" tegas Flaura,
"Kalau aku cuma seroang tawanan kau mau apa? mau usir aku? silahkan !" Viona terlihat menantang Flaura,
"Sialan!"
"Flaura!" teriak Sean, saat melihat Flaura mengangkat tangan nya ke arah Viona, dua wanita itu menoleh secara bersamaan.
"Kakak ipar, akhirnya kamu pulang" Flaura berlari ke arah Sean, dan memeluk lengan pria itu.
"Apa yang terjadi?" tanya Sean, menghampiri Viona, saat melihat makanan di lantai yang berhamburan.
"Tau tuh, udah di kasih tempat tinggal bukan nya berterimakasih malah buang- buang nasi!" cetus Flaura, langsung saja Sean menatap nya tajam.
Sean, melepaskan tangan Flaura di lengan Sean, dan membuat wanita ini kesal, lalu Sean berjalan ke arah sofa dan duduk disana bersama dengan Viona.
"Kakak ipar, kenapa membawa perempuan ini kemari? kenapa tidak di usir aja?" Flaura mencoba mendekati Sean, dan kembali duduk di sebelah Sean, dan menyenderkan kepala nya di bahu Sean.
"Rara, lepas!" titah Sean, menatap wanita ini dengan tajam.
"Gak mau!"
"Lepas! jangan buat aku hilang kesabaran !"
"Kak ipar berubah semenjak wanita ini datang kemari"a Flaura menatap kesal ke arah Viona.
"Kalau kamu enggak suka, aku bisa pergi!" pikir Viona ini kesempatan nya untuk pergi dari villa Sean.Namun, hal itu tidak semudah yang di pikirkan Viona.
"Berhenti!" Sean, berteriak saat melihat Viona akan pergi, dan itu membuat Flaura terkejut,
"Memang ada yang harus pergi dari sini!" ujar Sean, lalu bangkit dari tempat duduk nya, yang di susul oleh Flaura.
Flaura melipatkan ke dua tangan nya di dada, lalu tersenyum ke arah Viona.
"Kau harus pergi dari sini!"
"Kakak ipar, apa yang kau lakukan, lepas!" Flaura memberontak, merasakan lengan nya yang sakit di cengkram oleh Sean.
Dugh!
Sean, melempar Flaura keluar dari rumah, dan itu membuat Viona terkejut.
"Kau tahu, selama ini aku diam, setelah apa yang kau lakukan kepada keluarga ku. Ku pikir mungkin musuh dari saingan bisnis, tapi malah kamu musuh dalam keluarga Jixong. kau melakukan ini semua untuk apa Flaura? untuk kekayaan keluarga Jixong?" teriak Sean, dengan lantang. Viona yang ada di sana hanya terdiam membisu, karena memang tidak tahu apa yang terjadi.
"Aku tidak melakukan apapun, aku tidak pernah melakukan kesalahan, dan kematian Fonna bukan karena aku!" tegas Flaura yang berdiri di depan Sean.
"Kau sudah mengaku!"
"Tidak, bukan aku!" Flaura kembali berteriak.
Plak!
Sean, menampar Flaura hingga wanita itu terjatuh.
"Jangan kau tinggikan suara mu di depan ku, harusnya sejak dulu keluarga Jixong tidak perlu memungut kalian berdua di jalan, kalau tau, kau akan melakukan itu, pada keluarga ku!"
"Ini semua salah mu, kau hanya peduli pada Fonna, dan Tante serta adik mu, hanya menyukai Fonna, padahal aku dan Fonna adalah adik Kakak, kau memperlakukan aku dan Fonna sangat berbeda. Aku menyabotase mobil Tante dan Om, karena Tante dan Om tidak setuju aku dekat dengan Kamu Sean!" teriak Flaura.
"Kau berani!" kini Sean, mencengkram leher Flaura, wanita ini memberontak.
"Ha..Ha..Ha.. Kenapa aku tidak berani, adik mu aku membunuh nya dengan tangan ku, kalau kau mau melihat nya aku punya rekaman nya, Ha...Ha..." Flaura kembali berteriak.
Sky baru tiba, dan membawa semua rekaman atas kematian adik Sean. Sean melemparkan tubuh Flaura, saat melihat Sky tiba.
"Aku membawa rekaman itu bersama dengan ku!" tegas Sky,
"Berikan pada ku, dan kau urus wanita ini, bagaimana dia membunuh adik ku, begitu juga kau lakukan pada nya, bila perlu lebih parah dari itu, biar dia tahu, siapa orang yang dia singgung!" tegas Sean, Flaura membulatkan mata nya, dan menyadari jika Sean tidak akan melepaskan nya begitu mudah.
"Kau akan menyesal melakukan ini pada ku Sean, kau tidak akan hidup tenang, jika kau kelak jatuh cinta kepada seorang wanita. Maka wanita itu yang akan menghancurkan mu, ingat itu Sean!" teriak Flaura dengan keras, saat ini Viona masih di sana dalam keadaan bingung.
Setelah Flaura di seret oleh Sky, Sean menutup pintu utama, dan menyuruh Viona untuk masuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Bambang Setyo
Ternyata dobel isinya.. 😁😁😁
2023-02-25
0
AJM
knp isinya sama dgn bab sblmnya 🤔
2023-02-25
0