Sayup - sayup terdengar suara nada dering dari ponsel Viona, membangun 'kan wanita ini dari tidur nya. Sebelum meraih ponsel, Viona lebih dulu terkejut dengan Sean, yang tidur di samping nya.
"Kenapa dia tidur disini?" gumam Viona, setelah itu baru lah dia melihat layar ponsel nya. Nomer yang muncul seperti nomer darurat dari kepolisian, dan itu langsung membuat Viona buru-buru untuk mengangkat nya.
"Hallo"
Setelah panggilan terhubung Viona terkejut setelah mendengar kabar Mahendra yang di kabar 'kan telah masuk rumah sakit.
"Baik, Saya akan segera kesana" Viona langsung memutuskan panggilan itu, masih dalam keadaan memakai baju piyama, Viona turun dari ranjang.
Tidak ada siapapun di luar bahkan tidak ada pengawal, Viona langsung berlari keluar setelah mengambil kunci mobil milik Sean di atas nakas, Viona berencana untuk mengemudi sendiri, bahkan saat ini Sean tidak tahu kalau Viona telah pergi dari rumah.
Setelah satu jam berlalu, sekitar jam 07:00 pagi. Baru lah Sean, bangun dari tidur nya. Dia meraba-raba kasur di sebelah nya, namun ia tidak merasakan ada nya Viona disana, Sean langsung membuka mata.
"Dimana Viona?" gumam Sean yang langsung turun dari ranjang nya, ia juga tidak menemukan adanya kunci mobil yang biasa ia pakai.
"Viona!" teriak Sean, namun tidak ada sahutan dari pemilik nama tersebut. Dengan langkah terburu-buru Sean, menuruni anak tangga, lalu ia bertemu dengan Tea yang sedang membersihkan lantai.
"Tea, kau melihat Nyonya?"
"Tidak Tuan, namun tadi sebelum Aku keluar kamar, aku mendengar suara mobil yang keluar dari garasi Tuan"
"Itu pasti dia!"
Sean pun kembali ke kamar untuk mencari kunci mobil yang lain.
Di tempat lain, Viona baru saja tiba di rumah sakit. Banyak pihak kepolisian yang berjaga di luar ruangan.
"Nona Viona, anda hanya memiliki waktu lima menit untuk bertemu dengan Papa anda"
"Baik"
Viona langsung masuk ke dalam ruangan inap milik Mahendra. Terlihat pria itu terbaring lemah di atas ranjang pasien, tidak terlihat dia akan membaik setelah di bawa ke rumah sakit.
"Papa"Hiks, Viona memegang tangan Mahendra dengan lembut, lalu ia mengecup nya sekilas, melihat Pria itu yang terbaring lemah di atas ranjang pasien.
"Vi, Viona..." lirih Mahendra, Viona langsung tersenyum.
"Jangan menangis, Papa tahu, kamu akan kuat, Kamu harus bertahan meskipun tanpa Papa, masa depan mu masih panjang sayang. Ingat, Papa tidak bersalah, seseorang menjebak Papa untuk berada di tempat ini, maafkan Papa sudah mengecewakan mu", Mahendra menyeka air mata Viona,
"Viona percaya, Papa enggak akan mungkin melakukan hal itu, Viona berjanji Viona akan membantu membebaskan Papa dari tuduhan itu" tegas Viona, Mahendra mengusap kepala anak nya, lalu tangan Mahendra terlepas dari kepala Viona membuat Viona terkejut.
"Pa, Papa !"teriak Viona, ia melihat Mahendra yang menutup mata semakin membuat Viona panik.
"Tidak, Papa bangun, Ku mohon bangun" Viona berusaha membangun 'kan Mahendra.Namun, pria itu tidak kak bangun, setelan menghembus nafas terakhir nya.
Ceklek !
Sean, tiba di rumah sakit, ia melihat Viona yang menangis Pria itu mendekat.
"Papa sudah enggak ada!" gumam Viona,menoleh ke arah Sean, yang berada di belakang nya, Pria itu memegang bahu Viona.
Melihat air mata Viona yang terus mengalir membuat rasa iba dalam diri Sean, tiba-tiba muncul, ia pun memeluk wanita itu berusaha untuk menenangkan nya.
Beberapa dokter dan staf rumah sakit berdatangan ke ruangan ini untuk memeriksa Mahendra.
Setelah memeriksa nya dan memastikan jika pasien telah meninggal. Dokter itu pun menghampiri Sean dan Viona, ke dua nya masih dalam keadaan memakai piyama.
"Mohon maaf Tuan, kami sudah berusaha namun pasien tidak dapat tertolong"
"Tidak, tidak mungkin aku yakin Papa masih hidup. Pa, bangun pa, bangun" Viona menggoncang 'kan tubuh Mahendra, Sean berusaha menenangkan Viona dan membiarkan dokter dan perawat untuk mengurus mayat.
Viona melihat Mahendra yang di dorong keluar dari ruangan itu menuju ruangan yang lain agar bisa segera mengurus surat akte kematian pasien.
...***...
Setelah satu Minggu kepergian Mahendra, perusahan Mahendra sudah lama di ambil alih oleh perusahaan asing, yang tidak tahu siapa yang telah melakukan konspirasi itu terhadap keluarga Mahendra. Namun, Viona berjanji akan mengambil semua apa yang menjadi hak nya.
'Saat ini yang ku punya hanya Brian, aku harus bisa mencari keberadaan nya, aku sudah lama tidak mendengar kabar Brian dari Tuan Sean atau pun Tuan Sky!' Viona berdiri di balkon kamar, lalu ia melihat mobil Sean yang baru saja keluar dari villa setelah mendapat panggilan dari Sky.
Viona lalu beranjak pergi dari balkon, menuju lantai dasar. Viona bahkan tidak melihat ada nya Tea di sana, Viona baru mengingatnya jika wanita itu pergi berbelanja mingguan.
"Sudah lama tinggal disini, tapi aku tidak pernah keliling tempat ini" gumam Viona, yang kini berjalan ke arah taman belakang villa.
Di belakang villa, di dekat kolam renang terdapat sebuah gudang yang cukup besar dan luar terlihat dari luar.
"Gudang apa itu?" Viona pun mendekat ke arah itu, lalu ia mengintip dari luar, tidak ada apapun disana, kecuali rak buku dan beberapa barang kuno yang tidak di pakai lagi.
Kriieettt!
Viona mendorong pintu besi gudang tersebut, yang kebetulan tidak di kunci, Viona melangkah masuk dan melihat ruangan itu, meskipun gudang namun tempat itu terlihat begitu terawat.
Mendengar langkah seseorang berjalan ke arah gudang, Viona langsung bersembunyi.
"Ceroboh sekali Sean, pintu gudang tidak di kunci nya" gumam Sky, saat melihat pintu gudang yang terbuka.
Sky pun berjalan kearah sebuah lemari, dari tempat persembunyian Viona dapat melihat jika Sky berjalan ke arah lemari buku yang tersusun rapi, terlihat buku - buku yang cukup berharga dan terlihat sangat penting.
Sky memindahkan dua buku yang ada di lemari, lalu tiba-tiba lemari itu terbuka, membuat Viona terkejut. Viona bahkan dengan sangat jelas, dapat melihat Sky masuk ke dalam tempat itu.
'Untuk apa dia masuk ke sana?' Viona tidak melihat adanya Sky disana, karena pria itu sudah masuk ke dalam lemari.
Selang waktu sepuluh menit,Sky keluar lagi, dengan sebuah berkas yang ada di tangan nya. Lalu pria itu pergi, ia menutup kembali pintu gudang itu, hanya saja disaat Sky ingin menggembok nya, Ponsel Sky bergetar dan panggilan itu dari Sean, membuat Sky harus segera pergi dari sana.
Setelah memastikan Sky pergi, Viona keluar dari tempat persembunyian nya, lalu ia berdiri di depan lemari. Viona melakukan apa yang di lakukan oleh Sky. Setelah dua buku ia pindah 'kan, Sky mendapati sebuah tombol, Viona langsung menekan nya, lemari pun bergeser dan terbuka.
"Tempat apa ini?" gumam Viona yang syok melihat tempat itu, seperti sebuah tangga, jalur akses menuju ruangan bawah tanah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Bambang Setyo
Gara2 sean bapaknya viona mati.. Balas ayo vi kelakuan sean terhadap bapakmu
2023-02-24
0