Viona Siuman

Setelah satu minggu berada di atas ranjang pasien, kini Viona telah siuman. Orang pertama yang Viona lihat adalah Mahendra sang ayah.

"Vi, Viona sayang," panggil Mahendra, mengusap lembut rambut sang anak.

"Papa," lirih Viona, menatap Mahendra dengan senyuman manisnya.

"Aku pikir aku tidak bisa melihatmu lagi, ternyata Tuhan masih sayang kepadamu" Mahendra terlihat begitu sedih, dia sudah menunggu Viona siuman selama seminggu.

Ceklek !

Brian masuk ke dalam ruangan Viona.

"Brian, kamu sudah di sini, om titip Viona ya, om harus kembali ke kantor, hari ini om ada meeting," ujar Mahendra, yang berpamitan dengan Viona dan Brian.

"Baik Om."

Mahendra pergi meninggalkan Viona dan Brian. Setelah memeriksa Viona, Brian lalu pergi untuk mengambil cairan infus lain untuk wanita itu, serta ingin membawa kantong darah untuknya.

Brak!

Pintu terbuka begitu kasar dan mengagetkan Viona yang tengah duduk bersandar.

"Brian kamu kembali?" tanya Viona menoleh, tetapi yang datang bukan Brian melainkan Sean, calon suami Fonna, yang jantungnya ada pada Viona.

Viona menatapnya dengan heran, seketika tubuh Viona bereaksi saat melihat Sean yang berdiri di depannya, ada perasaan sedih dalam dirinya. Namun, Viona segera menepis perasaan itu.

"Ikut aku! dan menikah dengan ku!" ucap Sean tegas,netra Viona membulat dan memelototi pria itu, seakan - akan keluar dari tempatnya.

"Tuan, apa yang Anda katakan, saya tidak mengenal Anda,"

"Kamu tidak perlu tahu, siapa aku? kamu hanya perlu tunduk pada perkataan ku!" ucap pria itu lagi dengan dinginnya.

"Siapa Anda? kenapa aku harus tunduk pada perkataan Anda? kalau 'pun aku harus mati, lebih baik aku mati, kenapa aku harus ikut Anda?" tolak Viona dengan lantang, saat mengatakan itu, Viona tiba-tiba merasa sedih, dan Sean mengerutkan dahinya mendengar ucapan Viona.

"Sungguh kamu sangat berbeda!" tukas Sean, yang masih berdiri di samping Viona. Lalu Sean segera berbalik dan meninggalkan ruangan Viona.

Blam!

Pintu ruangan itu kembali tertutup. Tak lama kemudian, Brian masuk ke dalam ruangan inap milik Viona.

"Anda kembali lagi Tuan?" tanya Viona, tetapi yang datang malah Brian.

"Vi, kau tidak apa-apa 'kan? pria itu tidak macam-macam bukan?" tanya Brian khawatir.

"Aku tidak apa-apa, dan siapa mereka? Kenapa mereka datang  ke sini?"

"Kamu tidak perlu tahu siapa mereka. Vi, kita harus pergi dari rumah sakit ini, untuk sementara kamu harus tinggal di apartemenku, aku akan merawatmu hingga kesehatanmu membaik, kamu tidak apa-apa 'kan, Vi?"

"Bagaimana dengan papa?"

"Aku sudah memberitahu papamu, katanya tidak masalah, papamu juga lagi banyak pekerjaan di perusahaannya,"

"Baiklah."

Brian  membantu Viona, dan setelah Viona berganti pakaian. Brian dan Viona segera pergi meninggalkan rumah sakit tersebut, dengan keadaan Viona yang belum sembuh total.

*

*

*

Dua hari kemudian. . .

Sudah dua hari, Viona berada di apartemen Brian, apartemen barunya yang tidak semua orang tahu lokasinya.

"Brian, kamu tidak kerja? kamu sudah dua hari ini merawatku, aku tidak apa-apa, kamu pergi saja, mungkin mereka membutuhkanmu,"

"Tidak, aku sudah ambil cuti selama sebulan, aku akan merawatmu disini," Brian kembali meyakinkan Viona agar tidak lagi bertanya tentang itu.

Brian menyiapkan makan siang untuk Viona, meskipun dia tidak pernah menyatakan cintanya kepada Viona, dia senang bisa merawat dan bersama dengan Viona selalu.

Di tempat lain, di sebuah perusahaan keluarga Jixong, Sean Garvin Jixong sedang memutarkan kursi tempat duduknya dengan gelisah. Bahkan, beberapa pengawal berdiri di sampingnya.

"Jadi, wanita itu sudah pergi?"

"Benar, Tuan. Aku sudah memeriksa rumahnya, tetapi wanita itu tidak pulang kesana,"

"Eeemmm…." Sean meraih gelas yang sudah terisi wine, lalu memutarkan isi sembari menatap minuman berwarna coklat pekat itu.

"Cari sampai wanita itu ketemu, aku tidak mau mendengar kalau kalian gagal mendapatkan lokasinya. Satu lagi, hancurkan seluruh keluarga wanita itu, serta dokter yang membantunya!" tegas Sean, dengan netra yang melotot tanpa berkedip sedikit 'pun.

"Viona hanya tinggal bersama dengan papanya. Tuan Mahendra adalah papa Nona Viona Mahendra. Saat ini, Beliau sedang menghadapi kasus korupsi, di duga Tuan Mahendra melakukan penggelapan dana sebesar 15 M,"

"Menarik,"

"Jadi, Tuan. Apa yang ingin kami lakukan untuk anda?"

"Cari bukti itu, dan jebloskan pria tua itu ke dalam penjara, aku yakin dengan begitu Viona akan datang dengan sendirinya ke hadapan kita!"

"Baik, Tuan." Dua pengawal itu 'pun pergi meninggalkan ruangan Sean.

Ceklek !

Pintu kembali terbuka, setelah tertutup baru dua menit.

"Ada apa lagi?" Sean tidak melihat siapa yang datang.

"Ada apa? Kak ipar aku baru saja datang!" ketus wanita muda itu, calon adik ipar Sean Flaura. Adiknya Fonna.

"Kamu, ada apa kemari? bagaimana dengan syutingmu?"

"Semuanya lancar, tapi Kak apa kamu sudah menemukan orang yang menyebabkan Kak Nana kecelakaan ?" tanya Flaura duduk di depan Sean,

"Kamu tidak perlu tahu, biarkan itu menjadi urusanku, Rara lakukan apa yang ingin kamu lakukan, tetapi jangan ikut campur urusanku!" tegas Sean dengan dingin, Flaura langsung mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Sean begitu dingin.

Flaura 'pun bangkit dari tempat duduknya, lalu pergi meninggalkan ruangan Sean. Di luar ruangan Flaura terlihat begitu kesal karena diperlakukan begitu dingin oleh Sean.

Sky adalah Asisten sekaligus sahabat Sean yang selama ini membantu menyusun pernikahan Sean dengan Fonna.

"Flaura, kamu disini?"

"Iya, aku datang untuk bertemu Kak ipar,"

"Apa yang kamu dapatkan? apa dia mau berbicara denganmu?"

"Tidak!" singkat Flaura, lalu pergi meninggalkan Sky di depan ruangan Sean.

"Aneh!" Sky menggelengkan kepalanya, lalu membuka pintu ruangan Sean.

"Flaura, aku tidak ingin membahas itu, apa kamu tidak mendengarnya?"

"Sejak kapan namaku ganti dari Sky menjadi Flaura?" cibir Sky, Sean yang sedang berdiri di dinding ruangannya 'pun menoleh ke arah pria yang bernama Sky itu.

"Kenapa? kau masih memikirkan Fonna?" tanya Sky,

"Eemmmm…."

"Bukankah, kau tidak pernah mencintainya? kau hanya ingin membalas kebaikannya yang telah menyelamatkan hidupmu sepuluh tahun yang lalu. Sean, apa yang kau lakukan selama ini sudah lebih dari cukup, kau tidak perlu menyiksa dirimu untuk menikahi Fonna, karena pada dasarnya kau menikahi dia hanya karena ingin balas budi!" Sean terdiam,

"Aku tahu, aku salah. Namun, siapapun orang yang terlibat dalam kecelakaan Fonna aku tidak akan melepaskannya. Aku tidak mencintainya, tetapi aku tidak ingin menyakiti dia, aku menyayangi dia seperti keluargaku!" tegas Sean, Sky mengerti itu apalagi semenjak dia kehilangan adik perempuannya waktu kecelakaan itu, membuat Sean sangat menyayangi Fonna, pasalnya keduanya hampir mirip bagaikan saudara kembar. Namun, kecelakaan itu sekali lagi memisahkan Sean dari Fonna dan itu membuat Sean terluka kedua kalinya.

Terpopuler

Comments

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Apa iya bapaknya viona korupsi.. Jangan2 cuma dijebak aja...

2023-02-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!