Semakin lama, terlihat dansa itu sangat intim bahkan Erin meletakkan kepala nya di bahu Sean, membuat pria ini tidak nyaman.
"Boleh kah saya berdansa dengan anda?" seru seseorang, Pria yang di kenal musuh bebuyutan Sean. Orang yang telah menyerang markas Sean dua hari yang lalu.
"Vi.." panggil Sky untuk menghentikan Viona, karena Sky tahu permasalahan Sean dan Pria itu.
"Dengan senang hati" Viona pun menerima uluran tangan Pria itu, lalu pria itu mengecup punggung tangan Viona. Membuat darah Sean mendidih seketika, bahkan ia meremas dengan kuat tangan Erin.
'Hadehh...Ini orang cari penyakit!' Sky pun meletakkan gelas nya kembali dan ingin menghentikan Viona. Namun, langkah nya terhenti oleh Tuan Maros, yang sedang mengajak nya untuk mengobrol.
"Aku Delon Dark. Teman dari Sean" pria itu berbohong, untuk menyakinkan Viona.
"Viona" jawab Viona singkat.
"Kamu cantik dengan pakaian ini, kamu juga terlihat sangat menantang, ingin sekali mengajak mu berkenalan lebih dekat lagi" ujar Delon, Viona tersenyum kecut, saat merasa ada yang tidak beres dengan gerakan tangan Delon, yang tiba - tiba dari pinggang semakin turun hingga ke pantat nya.
"Lepas!" titah Sean, mencengkram kuat tangan Delon yang ingin menyentuh pantat nya. Sorotan netra Sean, membuat Delon tidak berani membuat nya tersinggung lebih parah lagi.
Delon pun segera melepaskan tangan Viona, dan mereka bertiga saling pandang satu sama lain.
"Duluan saya mengenali Nona Viona. Kenapa Tuan Sean, suka sekali menganggu orang, apa Anda sudah kekurangan wanita di atas ranjang?" cibir Delon.
Dugh!
"Jaga ucapan mu" satu pukulan berhasil mendarat di wajah Delon, sehingga membuat semua orang melihat ke arah mereka.
"Sean, apa yang kamu lakukan" Viona berusaha menahan Sean, agar tidak memukul Delon lagi.
"Ikut aku!"
Sean, menarik paksa Viona dari tempat itu, Sky mengikuti nya dari belakang. Tiba di mobil, Sean langsung mendorong tubuh Viona agar segera masuk ke dalam mobil.
Sky sudah melajukan mobil nya, terlihat Sean yang hanya diam. Begitu juga dengan Viona yang tidak berani melihat ke arah Sean.
"Aku sudah memperingati kamu, untuk tidak membuat ku malu, tapi kau melanggar nya. Kau akan tahu, apa yang bisa ku lakukan untuk Brian!"
"Tidak bisa, kau tidak bisa melakukan itu kepada nya, jika kau mau, kenapa kau tidak menyiksa ku sampai mati, agar kau puas!" teriak Viona, Sean langsung menatap nya dengan tajam.
"Siapa kau berani meninggikan suara mu kepada Ku!"
"Eeghh"
Sean, kembali mencengkram kuat dagu Viona, menatap wanita ini dengan sangat dekat, tidak ada rasa bersalah yang terpancar dari raut wajah Viona.
"Jangan pernah meninggikan suara mu terhadap ku, kau tidak pantas ! ingat itu!" tegas Sean lagi, lalu melepaskan cengkraman dagu Viona.
Sky hanya diam saja, tidak akan ikut campur urusan mereka, selama Sean tidak membunuh wanita itu sampai mati Sky hanya akan melihat nya saja. Karena Sky tahu, Sean tidak akan membunuh nya.
Tiba di villa, Sean langsung turun meninggalkan Sky dan Viona.
"Berhenti bersikap keras kepala, kau tidak akan bisa melawan nya. Karena Sean, benci dengan orang yang melawan dia, karena selama ini tidak ada orang yang merendahkan nya!"
Sky pergi, dan meninggalkan Viona di mobil, wanita itu menatap ke arah Sean yang masuk ke dalam villa.
Tengah malam, Viona terbangun dari tidur nya. Dia tidak melihat ada nya Sean di atas ranjang, meskipun ke dua nya jarang tidur bersama, namun Sean sering berada di dalam kamar itu di waktu yang tidak tentu.
"Kemana Pria itu, apa dia pergi lagi? kenapa aku sangat merasa lapar?" gumam Viona yang kini turun dari ranjang nya.
Viona menuruni anak tangga satu persatu, dengan langkah berat nya karena mata masih di serang ngantuk yang berat.
Tiba di dapur, Viona membuka lemari penyimpanan makanan, karena ia tahu tadi sore Tea menyiapkan makan malam. Sementara, mereka tidak makan di rumah.
"Apa yang kamu cari!"
"Aaahh"
Prang !
Karena terkejut, piring di tangan Viona terlepas sehingga terjatuh ke lantai. Pecahan beling hampir mengenai kaki Viona.
"Berhenti, jangan bergerak, jika kau memaksa itu akan melukai kaki mu!" titah Sean, yang berjalan ke arah Viona.
Sean mengambil sapu, lalu membersihkan sedikit pecahan beling itu, agar tidak mengenai kaki Viona, setelah itu ia baru membantu Viona untuk pergi dari sana.
"Sedang apa kau disini? kau tidak tahu, jika pecahan piring bisa melukai kaki mu? Haah?" bentak Sean, Viona beberapa kali memejamkan mata nya, saat Sean berteriak.
Lalu, Sean tanpa sadar menarik tubuh Viona dalam pelukan nya. Sehingga membuat Viona membulatkan mata nya. Setan apa yang merasuki pria ini sehingga dengan tiba- tiba memeluk Viona.
Viona berusaha melepas pelukan itu, hanya saja ia tidak bisa. Sean, memeluk nya dengan sangat erat.
Hening beberapa menit kemudian, Viona tidak membalas pelukan Sean, hanya saja ia terdiam dengan perlakuan Sean, yang cukup berbeda.
"Eeeheem" Sean, berdehem dan melepas pelukan nya.
"Apa yang kau cari disini?"
"Aku lapar, jadi aku turun ke sini untuk makan!"
"Jam segini?" Sean, melirik jam di dinding yang ada di ruang makan.
"Iya" jawab Viona, lalu menunduk.
"Tunggu disini!"
Sean menyuruh Viona untuk tunggu di meja makan, lalu ia kembali ke dapur, entah apa yang di lakukan Sean, Viona mendengar suara kompor menyala dan terdengar suara panci dan sendok yang bertarung di dapur.
Sepuluh menit berlalu, Sean kembali ke ruang makan, dan Viona melihat nampan di tangan Sean.
"Hanya ini yang bisa ku siapkan, kau akan kenyang bila memakan nya!" ujar Sean, menyodorkan nampan berisi mangkuk mie yang baru saja siap di masak oleh Sean.
"Terimakasih" Viona mengambil mangkuk tersebut, dan segera mencicipi nya.
Drrt...Drrt...Drrt...
Ponsel Sean bergetar, lalu ia menjauh dari ruangan itu, dan segera mengangkat nya.
"Ada apa?" tanya Sean, setelah panggilan itu terhubung,
[Tuan, kami telah membawa Tuan Mahendra ke rumah sakit, dia mengalami serangan jantung, dan ada beberapa riwayat penyakit lain nya] terdengar suara polisi di seberang sana. Sean menoleh ke arah Viona yang sedang makan, sebelum ia menanggapi ucapan polisi itu.
"Apa yang terjadi, kenapa dia bisa serangan jantung?"
[Kami tidak tahu, hanya saja hari ini ada pengunjung yang kenal dengan anda dan juga Tuan Mahendra. Dia mengetahui jika diri nya di jebak untuk masuk ke dalam penjara, hanya saja orang itu tidak meninggalkan bukti apapun disini. Terlebih lagi, kondisi Tuan Mahendra kurang sehat sudah satu Minggu, selain kurang asupan makanan, dia jika di siksa oleh beberapa tahanan lain nya]
Sean, memijit pelipis nya mendengar pernyataan polisi itu. Karena Sean, ada di balik kasus itu, entah kenapa saat ini Sean merasa iba kepada Viona.
"Bagaimana kondisi Mahendra?"
[Kritis Tuan]
"Hubungi nomer anak nya, biar anak nya bisa bertemu dengan Tuan Mahendra!"
[Apa anda yakin?]
"Iya"
[Baiklah]
Sean, memutuskan panggilan nya.
"Kenapa kau berdiri disini?" tanya Sean, yang terkejut dengan kehadiran Viona di belakang nya.
"Aku sudah selesai makan, aku mau kembali tidur"
"Eeemmm"
Viona langsung kembali ke kamar, Sean menatap kepergian Viona dengan perasaan yang sangat khawatir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Satya Al arsy
apakah Sean udah mulai suka sama viona ya🤔🤔🤔
2023-02-23
0
Bambang Setyo
Ngapa itu si sean jadi baik sama viona padahal tadi pulang pesta marah2 gak jelas... 🤔🤔🤔kasian bapaknya viona...
2023-02-23
0