Outing dengan Cucu

Akhir pekan pun tiba, kali ini Ayah Tendean ingin mengajak Citra untuk berjalan-jalan. Untuk itu, di akhir pekan, Ayah Tendean sudah menjemput, cucunya Citra. Kali ini, Ayah Tendean bertujuan untuk mengajak Citra untuk jalan-jalan. Seolah memori masa lalu Ayah Tendean kembali hadir, ketika dia dengan tiba-tiba teringat dengan rutinitas akhir pekannya dengan mengajak Anaya kecil ke Kebun Binatang. Kali ini, Ayah Tendean ingin mengajak Citra ke Kebun Binatang juga.

"Assalam'ualaikum," sapa Ayah Tendean sembari mengetuk pintu rumah Tama dan Anaya.

Dari dalam rumah, ketika mendengar ada suara ketukan pintu dan salam dari suara Ayah mertuanya. Tama bergegas untuk turun. Pria itu masih menyampirkan handuk bayi di bahunya, karena memang dia sedang membantu Anaya untuk memandikan anak-anak kembarnya, yaitu Charel dan Charla.

"Waalaikumsalam," balas Tama dengan membukakan pintu untuk Ayah mertuanya. "Silakan masuk, Ayah ...."

Ayah Tendean pun memasuki rumah itu dan tersenyum melihat Tama. Seakan dia teringat dengan dirinya sewaktu Anaya kecil. Ada kalanya Ayah Tendean dulu juga menyampirkan handuk di bahunya.

"Baru sibuk, Tam?" tanya Ayah Tendean.

"Tidak sih, Yah ... kami baru mandiin Si Kembar. Ayah duduk dulu, yah ... Tama izin ke atas dulu bantuin Aya ya Yah," pamitnya.

Ayah Tendean pun menganggukkan kepalanya. "Santai saja, Tam ... tidak usah terburu-buru," balasnya.

Di dalam hatinya, Ayah Tendean justru merasa lega dan bahagia karena menantunya itu dapat diandalkan. Bahkan untuk mengurus Si Kembar saja, Tama mau terjun langsung. Biasanya suami akan enggan untuk berbagi pengasuhan. Namun, berbeda dengan Tama yang selalu siap sedia untuk membantu istrinya. Oleh karena itu, Ayah Tendean yakin bahwa Tama memang sosok suami dan ayah yang baik.

Hingga kurang lebih sepuluh menit berlalu, Tama turun dari kamar dengan menggandeng Citra. Melihat Opanya di ruang tamu, Citra pun sedikit berlati dan memeluk Opanya.

"Opa ... Opa Dokter," sapanya dengan suaranya yang lucu dan wajahnya yang tersenyum cerah.

"Hei, cucunya Opa ... sudah mandi belum, Citra?" tanya Ayah Tendean kepada Citra yang kemudian si Opa memangku cucunya itu.

Citra kecil pun menganggukkan kepalanya. "Sudah dong, Opa. Tadi, Citra dimandiin Papa, terus Mama mandiin Twins," jawabnya.

"Wah, rajin yah cucu-cucunya Opa. Pagi-pagi sudah mandi semua," balasnya.

"Iya dong, Opa. Katanya Mama, bangun tidur harus mandi. Biar segar dan wangi," balas Citra.

Sebenarnya kebiasaan ini adalah pelajaran yang Anaya sampaikan sembari menyanyikan lagu Bangun Tidur. Memulai kebiasaan baik dengan bangun di pagi hari, mandi dengan membersihkan badan, lalu membantu ibu di dapur. Bukan sekadar menyanyi saja, tapi memang itu diterapkan oleh Anaya di rumah.

"Rajin. Dibiasakan ya Sayang ... biar sampai besar nanti, Citra jadi orang yang rajin. Hari ini, mau Opa ajak jalan-jalan mau tidak?" tanya sang Opa kepada cucunya.

"Mau kemana Opa?"

"Ke Kebun Binatang, Ragunan. Opa mau ajakin Citra melihat satwa di sana. Mau tidak?"

Tidak berselang lama, Anaya pun turun dari kamarnya. Wanita itu turun dengan hati-hati ketika menapaki anak tangga dan melihat Ayahnya yang masih memangku Citra di ruang tamu. Kemudian, Anaya bertanya kepada Ayahnya.

"Mau ke mana Yah?" tanyanya.

"Mau ke Ragunan. Pengennya sih, mau ajakin Citra ke sana. Kok tiba-tiba Ayah ingin bernostalgia ke Ragunan, kayak masa mengasuh kamu dulu," balas Ayah Tendean.

"Tuh Kak Citra, mau diajakin Opa mau tidak?" tanya Anaya kemudian kepada putrinya.

"Mau ... mau, Opa," jawab Citra.

"Boleh, tapi sarapan dulu yah. Yuk, Kak Citra ajakin Opanya sarapan dulu. Itu Mama sudah memasak Nasi Goreng."

Akhirnya, Ayah Tendean sarapan dulu di rumah Anaya. Sekaligus, dia bisa melihat lebih dekat kehidupan rumah tangga anaknya. Banyak yang Ayah Tendean syukuri dengan keluarga putrinya ini.

"Mengurus rumah dan anak sendiri, repot Ay?" tanya Ayah Tendean kepada Anaya.

"Tidak kok Ayah. Justru senang karena bisa mengurus suami, anak, dan rumah. Kak Citra juga kooperatif, selain itu Mas Tama juga banyak membantu," balasnya.

"Ya, asal bisa saling kerja sama, tidak menjadi masalah, Ay," balas Ayah Tendean.

Menyelesaikan sarapannya, kemudian Ayah Tendean mengajak Citra ke Ragunan. Outing Day antara Opa dengan cucunya. Ayah Tendean benar-benar bernostalgia karena Citra ini begitu mirip dengan Anaya sewaktu kecil dulu. Ceriwis, kritis, dan banyak bertanya. Seolah, Ayah Tendean kembali menjumpai putrinya dalam diri Citra.

"Masih pagi kebun binatangnya sudah buka ya Opa?" tanya Citra.

"Sudah, Opa memang sengaja mengajak Citra di jam segini. Jadi, nanti siang kan panasnya semakin terik, dan kita sudah di rumah," jawab Ayah Tendean.

Kemudian Ayah Tendean membeli dua tiket masuk. Si Opa menggandeng tangan Citra dan melihat aneka satwa di sana. Masih pagi, sehingga Kebun Binatang Ragunan terbilang masih sepi.

"Binatang apa yang ingin Citra lihat?" tanya Opa Tendean.

"Gajah ... yang belalainya panjang dan telinganya lebar," jawab Citra.

Ayah Tendean menggelengkan kepalanya, karena Citra pun sudah begitu pintar bisa mendeskripsikan binatang. Kemudian Ayah Tendean menggandeng tangan Citra menuju kandang Gajah Sumatra. Terlihat Citra mengamati binatang yang benar-benar besar itu.

"Besar banget ya Opa ... setelah ini lihat burung Nuri ya, Opa," balasnya.

"Oke, kita cari yah."

Untuk mencari di mana letak Burung Nuri, akhirnya Ayah Tendean dan CItra melihat peta taman satwa Ragunan dan mencari di bagian unggas. Setelah, barulah mereka berjalan ke sana.

"Opa, itu burungnya cantik banget."

Citra berteriak dan berlari terlebih dahulu saat melihat burung yang mengepakkan sayapnya yang begitu indah. Bulu-bulu berwarna hijau seolah ada matanya di sana, membuat Citra begitu tertarik.

"Citra, tunggu Opa. Jangan lari, Nak ...."

Sampai akhirnya, Citra yang terlalu bersemangat melihat burung yang cantik itu nyaris jatuh. Kakinya nyaris saja terantuk akar pohon yang besar. Untuk ada dua tangan yang memegangi tubuh Citra.

"Hati-hati, Nak."

Suara wanita paruh baya yang lembut dan menahan tubuh Citra. Berkat bantuan wanita itulah, kaki Citra tidak terantuk akar pohon. Siapakah wanita itu?

Terpopuler

Comments

Nany Setyarsi

Nany Setyarsi

awal ketemu Oma Dian ya,
first love nya opa 🤩🥳👍

2023-02-23

0

Dinarkasih1205

Dinarkasih1205

Awal awal menuju mengakhiri masa menduda 🤭🤭

2023-02-23

0

Esther Lestari

Esther Lestari

wah....opa ketemu jodohnya nih

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!