Kenangan Drama Tersanjung

Tidak terasa sudah tujuh hari sudah Tendean menikmati hari-hari menjadi duda, dan tentunya dengan bayi kecilnya Anaya. Dengan diuruskan oleh Bapaknya, Akta kelahiran untuk Anaya pun sudah jadi. Rasanya begitu aneh karena nama untuk bayinya kecil itu benar-benar hanya Anaya. Hanya terdiri dari satu nama saja. Tidak ada tambahan nama yang lain.

"Ean, Bapak sudah uruskan untuk akte kelahiran Anaya. Sudah jadi. Coba kamu cek dulu," ucap Bapak Ali kepada putranya itu.

Tendean pun membaca akte kelahiran dengan nama putrinya itu. Kemudian Tendean menganggukkan kepalanya. "Makasih Bapak, sudah membantu Ean," balasnya.

"Sama-sama. Kamu cuti berapa hari Ean? Kapan mulai ke Rumah Sakit lagi?" tanya Bapaknya.

"Tiga hari lagi, Ean akan masuk ke Rumah Sakit lagi, Pak ... tapi rasanya berat. Di Rumah Sakit itu, tempat Desy berpulang," balasnya.

Tidak dipungkiri bahwa Rumah Sakit seakan menjadi tempat yang membuat Tendean merasakan traumatis tersendiri karena di tempat itulah dia kehilangan sosok istrinya. Sehingga, ketika hendak kembali bekerja ke Rumah Sakit tidak dipungkiri bahwa rasanya begitu berat. Namun, bagaimana lagi jika profesinya adalah seorang Dokter yang mengharuskannya untuk ke Rumah Sakit dan memeriksa pasien yang ada di sana.

"Dihadapi jangan ditinggal lari, Ean. Sebab, masalah itu ada bukan untuk dihindari, tetapi untuk dihadapi. Sekali pun masalah kita itu sebesar gunung, tetapi kita memiliki keberanian untuk menghadapinya pastinya masalah itu kecil sebenarnya. Oleh karena itu, jangan takut. Percaya saja, ketika kamu berani menghadapi, Allah akan menambahkan kekuatan untuk kamu," balasnya.

Seakan sang Bapak memberikan nasihat sekaligus motivasi untuk putra tunggalnya itu. Sebab, profesi Tendean sendiri adalah Dokter yang memang harus pergi ke Rumah Sakit. Jika, harus lari dari masalah, bisa ganti Tendean harus gantung stetoskop di usia muda. Padahal bisa menjadi Dokter Saraf terbaik adalah cita-cita Tendean.

"Apa Ean bisa, Pak?" tanyanya kemudian.

"Bisa, pasti bisa. Sekarang kamu ragu karena kamu belum mencobanya. Akan tetapi, begitu sudah mencoba, beradaptasi dengan keadaan pastinya lebih mudah," balas Pak Ali lagi.

Tendean pun menganggukkan kepalanya. "Baiklah, Pak ... Ean akan mencoba. Siapa yang menyangka di usia lebih dari 25 tahun, dan Ean sudah menjadi duda," ucapnya dengan suara yang terdengar bergetar.

Dulu, disangkanya dan rencananya yang sempurna dia akan berumur panjang, begitu juga dengan Desy, istrinya. Mereka akan dilimpahi anak-anak yang lucu dan menggemaskan. Namun, sesempurnanya rencana manusia, tetaplah rencana Allah semata yang terlaksana. Garisan takdir yang sudah Allah tetapkan dalam kedaulatannya yang sempurna untuk manusia.

"Kembali lagi, Ean ... bagaimana perjalanan hidup manusia tidak pernah ada yang tahu," balas sang Bapak.

Cukup lama dua pria beda generasi itu mengobrol bersama di ruang tamu. Sampai akhirnya, ada Ibu Mia yang baru saja keluar dari kamar Tendean.

"Kalian baru ngapain di sini?" tanyanya.

"Ngobrol, Bu ... biasa. Sekalian Bapak berikan akte kelahirannya Aya yang sudah jadi," ucap Pak Ali di sana.

"Oh, sudah selesai. Cepat sekali," balas Bu Mia.

"Iya, Bu ... kalau jalan sendiri ngurusnya kan cepat. Beda kalau memakai calo, sudah mahal, juga lama," balas Pak Ali lagi.

Kemudian baru beberapa saat Bu Mia keluar dari kamar Tendean dan mengurusi Anaya. Kini bayi kecil itu kembali menangis. Hampir Bu Mia yang akan kembali masuk ke dalam kamar Tendean lagi, tapi Tendean yang bergegas untuk berdiri dan masuk terlebih dulu.

"Biar Ean saja, Bu," ucapnya.

Akhirnya, Tendeanlah yang masuk ke dalam kamar dan melihat bayinya yang menangis. Oleh karena itu, Tendean segera menimang bayinya dan menenangkannya, tidak lupa memberikan usapan yang lembut di sekitar kepala dan kening bayinya itu.

"Cup cup cup ... Aya tidak mau ditinggal yah? Ini Ayah, Sayang ... digendong sama Ayah. Duh, nangis sampai kayak gini," ucap Tendean dengan menggendong Anaya.

Dari luar kamar, Bu Mia yang melihat putranya itu sangat terenyuh. Tendean, yang masih muda dan juga berprofesi sebagai Dokter harus menjadi duda dengan anak satu. Hingga Pak Ali, merangkul istrinya itu.

"Sudah jangan menangis, Bu ... di hadapan Ean, kita harus kuat. Lebih kuat, kalau tidak Ean akan terus-menerus terpuruk. Desy sudah tenang bersama Allah. Sekarang tugas kita adalah membantu Ean dan juga mengasuh Aya. Kita kuatkan putra kita bersama," ucap Pak Ali.

"Iya Pak ... cuma kadang hati Ibu itu tak kuasa rasanya," balas Bu Mia.

Sisi feminitas seorang ibu yang lembut terkadang membuat Bu Mia merasa tidak kuasa, dan mudah tersentuh. Apalagi jika berkaitan dengan anak sendiri. Rasanya hatinya bagai diketuk dengan sendirinya.

"Lumrah, Bu ... sudah, biarkan Ean dulu. Dengan mengurus anak dan juga mengasihinya, perlahan-lahan akan mendamaikan hatinya sendiri," balas Pak Ali.

Mengikuti nasihaat dari suaminya, Bu Mia kemudian memilih untuk melihat televisi. Toh, sekarang sudah waktunya drama sinetron yang cukup booming di tahun 1996. Oleh karena itu, Bu Mia menonton drama sinetron itu.

Hari berganti hari

Seolah waktu akan berlari

Kejar sesal di hati

Seandainya ku dapat mawas diri

Kini ku tak kan menyesali

Ku tersanjung ....

Sayup-sayup terdengar suara itu dan Tendean pun merasakan hatinya berdesir. Itu adalah lagu yang sering disenandungkan secara lirih oleh istrinya. Ketika istrinya sedang mensetrika baju atau sedang memasak di dapur. Teriris perih rasanya.

Namun, Anaya kecil yang turut mendengarkan suara itu justru terdiam. Matanya yang bulat dan bening merotasi ke sana dan ke mari seolah mencari-cari di mana suara itu berasal.

"Itu dulu sinetron kesukaan Bunda kamu, Nak. Pemeran utamanya bernama Indah. Sayang sekali, kehidupan Bunda dan kita bertiga jauh dari kata indah."

Tendean mengucapkan semua itu dengan menimang Anaya. Rasanya ingin kembali memutar waktu, apa daya tidak bisa. Ingin mencicip semua keindahan, tetapi semua yang tersisa hanya rasa pahit semata.

Terpopuler

Comments

💗vanilla💗🎶

💗vanilla💗🎶

daebakk .. tersanjung.. 😄

2023-06-22

1

Mak Aul

Mak Aul

aku mau ngakkak gak jadi, nangis lagi 😭

2023-02-20

1

T. L. Handayani

T. L. Handayani

Ini lagu legenda jaman aku masih SD😌

2023-02-19

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!