Menikah Lagi?

Menjadi seorang duda, dengan usia yang baru di atas 25 tahun, dengan profesi sebagai Dokter dan juga seorang bayi kecil, tentu bukan perkara yang mudah. Ada hari berjalan seperti biasa, tetapi ada hari yang berjalan seakan bayang kepedihan kembali hadir. Namun, Tendean sendiri tidak pernah mengeluh. Kalaupun bercerita, pastilah dia membagi kesahnya dengan kedua orang tuanya. Atau terkadang curhat dengan sendirinya dengan Anaya kecil, sembari menimang-nimangnya.

Sama seperti malam ini, Tendean yang menimang bayi Anaya tampak melakukan sounding dengan bayinya itu. "Siang tadi ketika Ayah di Rumah Sakit, Aya ngapain saja sama Oma di rumah?"

Seakan bayi kecilnya itu bisa mengenali suaranya dan juga bisa ada tatapan mata bening yang menatap wajahnya. Tendean pun tersenyum di sana. Wajah mendiang istrinya benar-benar dia lihat sekarang di wajah mungil Aya.

"Kenapa kamu bisa mirip banget sama Bunda kamu sih Aya? Gimana Ayah bisa melupakan Bunda, kalau setiap kali menatap wajah kamu saja, yang Ayah lihat justru adalah mendiang Bunda kamu," ucap Tendean.

Dengan kemiripan Anaya dengan Desy, mustahil bagi Tendean bisa melupakan mendiang istrinya. Seakan Desy hidup di dalam diri Anaya. Mata yang sama, bentuk hidung, dan bibir, juga rambut yang hitam. Terkadang justru rasanya dia sedang berhadap-hadapan dengan mendiang istrinya tiap kali bounding dengan Anaya.

"Nanti kalau Aya sudah besar, jadi temen ngobrolnya Ayah yah. Dulu, Bunda kamu bilang bahwa Ayah akan mendapatkan banyak pelajaran dari kamu. Jadi, nanti temenin Ayah ya Nak ... kalau Ayah sudah tua, gandeng tangan Ayah yah," ucap Tendean di sana.

Bayi kecil itu hanya menggerak-gerakkan bibirnya. Ada suara bayi yang keluar. "Hum ... hum."

Sekadar suara bayi itu saja, Tendean sudah merasa bahagia. Kegiatan malamnya bersama bayi kecilnya selalu seperti ini. Hingga si bayi kecil pun tertidur, dan Tendean menidurkan Aya dengan pelan-pelan di dalam box bayinya. Sang Ayah pun tersenyum mengamati wajah teduh putri kecilnya.

“Mimpi yang indah yah Anayanya Ayah … biarkan bintang-bintang malam menerangi mimpimu. Rembulan pun menunjukkan wajahnya dan menudungi kamu. Memberikan mimpi indah untuk putri kecil Ayah.”

Mengakhiri ucapan selamat malamnya, Tendean memberikan sebuah kecupan sayang di kening Anaya. Hingga akhirnya, Tendean keluar sebentar dari kamarnya. Bergabung dengan kedua orang tuanya yang kini berada di ruang tamu. Melangkahkan kakinya di ruang tamu, sayup-sayup terdengar lagu kesukaan mendiang Desy dulu.

Terlanjur ku berjanji

Akan setia selalu

Janjiku kepadamu

Tak kan usang dimakan waktu

Mendengar lagu itu saja, dada Tendean seketika berdesir. Kembali teringat dengan almarhumah Desy dan beberapa lagu yang sering diputar istrinya di saluran Radio setiap siang dan sore hari. Namun, Tendean menguatkan hatinya. Dia harus memiliki cara untuk mengenang almarhumah dengan cara-cara yang indah. Jika terus-menerus sedih, yang ada dirinya akan kian terpuruk.

“Bapak, Ibu,” sapanya kepada kedua orang tuanya.

“Aya sudah bobok?” tanya Bu Mia kepada putranya.

“Iya, sudah Bu … baru saja,” balasnya.

Bu Mia pun tahu bahwa lagu yang baru saja muncul di radio malam itu adalah lagu kesukaan mendiang menantunya. Oleh karena itu, Bu Mia berniat untuk mematikan radio. Supaya Tendean juga tidak terlalu bersedih dengan kenangan yang tertinggal.

"Tidak apa-apa, Bu ... Ean tidak apa-apa kok," ucapnya ketika melihat sang Ibu berdiri dan hendak mematikan radio.

"Ini lagu kesukaan almarhumah," ucap Bu Mia.

Tendean pun menganggukkan kepalanya perlahan. "Tidak apa-apa. Duka memang masih ada, Bu. Tidak mudah untuk menghilangkannya begitu saja. Cuma, biar saja kenangan akan Desy selalu hidup di dalam hati Ean," jawabnya.

Seakan pria itu mengakui bahwa duka di dalam hatinya masih ada. Hidupnya masih berselimut mendung. Akan tetapi, dia ingin hidup bersama kenangan akan istri tercintanya. Membawa semua kenangan akan Desy di dalam hatinya.

"Ean, apakah kamu tidak ingin menikah lagi? Bayimu membutuhkan seorang Ibu. Setidaknya kamu bisa menikah untuk Aya," ucap Bu Mia.

Tendean pun dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Ean belum ingin menikah Bu ... rasanya dengan bantuan Bapak dan Ibu, Ean bisa menyeimbangkan hidup dan pengasuhan Aya," balasnya.

"Ketika putrimu besar nanti, dia akan merasa berbeda karena hanya memiliki seorang Ayah dan tidak memiliki Ibu, An," balas Bu Mia.

Ya, tahapan perkembangan seorang anak, dia akan melihat dari sekelilingnya. Merasa bahwa teman-teman seusianya memiliki ibu, sementara Aya sendiri tidak. Sudah pasti, anaknya nanti akan menanyakan di mana Ibunya berada.

"Tidak apa-apa, Bu ... kelihatannya Ean tak ingin menikah lagi. Sudah cukup Ean merasakan duka kehilangan seperti ini," balasnya.

"Semua orang pada akhirnya akan pergi, Ean. Termasuk Bapak dan Ibumu yang tidak akan bersamamu selamanya. Ketika Tuhan Allah sudah memanggil, kita hamba-Nya hanya bisa bersiap," ucap Pak Ali sekarang kepada Tendean.

Ada satu fakta yang tidak bisa dihindari bahwa memang kehidupan manusia hanya sebatas menanti saja. Ketika Tuhan Allah masih menghembuskan nafas kehidupan, sejauh itu juga manusia akan tetap hidup. Namun, ketika Yang Kuasa sudah memanggil, kapan pun waktunya, bagaimana pun caranya, tidak ada yang bisa mengelak.

"Benar Bu ... tetapi menikah tidak ada di dalam rencana Ean untuk jangka pendek ini," jawab Tendean dengan tegas.

"Dipikir baik-baik Nak. Usia kamu baru 27 tahun. Masih muda banget. Langkahmu masih panjang. Waktu yang kamu jalani dengan Aya pun akan panjang. Jadi, tidak ada salahnya membuka lembaran baru," ucap sang Ayah.

Tendean pun menganggukkan kepalanya. Sebatas menghargai ucapan kedua orang tua. Namun, dia sendiri merasa bahwa dia bisa menyeimbangkan hidup dengan bekerja sebagai Dokter dan juga mengasuh Aya. Jika, nanti Aya sudah besar, dia akan mengatakan bahwa Bundanya sudah berada di surga dan selalu memandang Aya dari atas sana.

Terpopuler

Comments

Mom Dee🥰🥰

Mom Dee🥰🥰

diatas kayaknya baca tadi usia Tendean 25 ya

2023-06-27

1

Afternoon Honey

Afternoon Honey

tendean pria idaman 😍💖

2023-05-04

0

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Semngat yah untuk membesarkan Aya 😍

2023-03-01

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!