Jakarta, 2000
Tidak terasa lima tahun pertama sudah terlewati. Tahun berganti dengan tahun, putri tunggal Tendean pun sudah menjelma dengan gadis kecil yang lucu dan menggemaskan. Ya, Anaya kecil sudah bersiap untuk masuk ke Taman Kanak-kanak.
Melihat tumbuh kembang Anaya, terkadang Tendean meneteskan air matanya. Anaya tumbuh dalam pengasuhannya dibantu oleh Ibunya. Namun, sekarang Ibu dan Bapaknya memilih kembang ke Kota Kembang. Dengan demikian, untuk pengasuhan Anaya terpaksa Tendean menitipkan Anaya di Day care yang satu sekolah dengan sekolah TK Anaya nanti.
"Ayah, besok Aya masuk sekolah yah?" tanya Anaya kecil.
"Iya, Aya ... besok Aya mulai sekolah yah. Sekaligus Aya di Day Care sekolah. Kalau Ayah pulang dari Rumah Sakit, Ayah akan jemput Aya yah?"
Memang tidak full seharian Tendean akan menitipkan Aya di Day Care. Hanya sampai jam 14.00 saja, ketika dia pulang dari Rumah Sakit, maka pengasuhan Aya akan kembali dijalankan sendirian oleh Tendean. Si kecil Aya pun berusaha memahami Ayahnya itu, dengan profesi Ayahnya yang adalah seorang Dokter.
"Iya, Ayah ... kalau Ayah sudah pulang dari Rumah Sakit jemput Aya yah?"
Tendean tampak menganggukkan kepalanya. Anak berusia lima tahun seperti Anaya saja bisa memahami dirinya. Apakah dia maksud ucapan mendiang istrinya dulu bahwa Anaya akan memberikan banyak pelajaran hidup kepadanya. Seperti sekarang, Anaya kecil justru mengajarinya arti untuk bisa memahami keluarga. Dengan usianya, dengan pemikirannya yang sederhana, Anaya bisa memahami sang Ayah.
"Maafkan Ayah ya Nak ... Ayah harus sembari bekerja. Nanti kalau Ayah sudah selesai bekerja, main sama Ayah yah," ucap Tendean.
Anaya kecil pun menganggukkan kepalanya perlahan. "Iya Yah," balasnya dengan mengalungkan tangannya ke leher Ayahnya.
***
Keesokan harinya ....
Hari pertama sekolah menjadi hari yang ditunggu Anaya. Khusus untuk hari ini, Tendean rela mengundur jadwal praktiknya karena dia ingin menunggui Anaya kecil sekolah. Gadis yang sekarang dikepang dua itu sudah tampil cantik dengan mengenakan seragam Taman Kanak-kanak kemeja putih yang dipadukan dengan dress biru.
"Sudah siap, Aya?" tanya sang Ayah.
"Sudah, Yah ... tas dan kotak bekal sudah kok," jawabnya.
Merasa Anaya sudah siap, kemudian Tendean mengantarkan putrinya menuju ke sekolah. Ada hal berbeda yang dilihat Anaya, ketika semua temannya diantar oleh Mamanya atau Bundanya. Hanya dirinya sendiri yang diantar oleh Ayahnya.
"Semua diantar Mamanya ya Yah?" tanya Anaya kecil dengan masih menggandeng tangan Ayahnya.
"Tidak apa-apa, kan Ayah juga sekaligus Bundanya Aya. Iya kan?"
Ayah Tendean menjawab dan juga mengatakan bahwa dirinya sebagai seorang Ayah dan sekaligus Bunda untuk Anaya. Sehingga tidak perlu Anaya merasa sendiri. Sebab, kasih yang Tendean berikan begitu besar untuk Anaya.
"Bunda melihat Aya dari surga sana ya Yah?" tanya Anaya.
"Iya, Bunda dari surga sana tersenyum melihat Anaya yang sudah sekolah sekarang," jawab sang Ayah.
"Oke deh, Yah ... nanti kalau Anaya libur sekolah, kita jenguk Bunda lagi ya, Yah ... Anaya mau jenguk Bunda dan mau ngobrol sama Bunda," balasnya.
Tendean pun menganggukkan kepalanya. "Boleh ... sekarang Aya sekolah dulu yang rajin. Belajar untuk berteman yah. Lewati hari pertama sekolah dengan semangat. Love U, putrinya Ayah," ucap Tendean.
Anaya kecil pun memasuki sekolah. Anak sekecil itu sudah tersenyum dan membayangkan bahwa Bundanya akan tersenyum dari surga dan melihatnya. Tidak ada protes dari Anaya. Dia hanya menjalani hari dan menemani Ayahnya setiap waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰😘
2023-09-22
1
susi 2020
🙄🙄😔
2023-09-22
1
Afternoon Honey
terharu 🥺 dan 😥 baca alinea ini...
2023-05-05
0