Menahan malu!

Rima tersenyum dan tetap menelan nasi goreng yang katanya enak itu, bibirnya menahan senyumnya melihat ekspresi wajah Aditya yang sebelumnya begitu percaya diri tetapi kini mendadak kecut.

"Asin," keluh Aditya dan meneguk mineral sebanyak-banyaknya agar menghilangkan rasa asin pada lidahnya, tidak lupa tangannya menggaruk kepala yang mendadak gatal karena nasi goreng spesial buatan tangannya.

Rima tersenyum tetapi tangannya mengambil mineral dan ikut meneguknya, Aditya masih saja menggaruk kepalanya merasa malu tapi juga lucu.

"Maaf ya! aku hanya mencoba untuk membuat mu bahagia tapi ternyata..." Aditya menunjukkan ekspresi wajah murung sambil mengangkat kedua bahunya.

Pada dasarnya tidak pandai dalam urusan memasak jadi itulah hasilnya, sedangkan Rima lagi-lagi tersenyum melihatnya, dirinya sendiri mulai merasa ternyata Aditya begitu tulus mencoba walaupun tidak berhasil bukanlah hal yang buruk, tetapi suatu nilai positif yang harus dihargai.

Ya, Rima sangat menghargai kerja keras dan usaha Aditya padahal bisa saja menyuruh seseorang untuk memasak.

Sayangnya lebih memilih diri sendiri

"Aku aja yang masak," Rima pun bangun dari duduknya dan berjalan ke arah kulkas.

Aditya tersenyum malu, walaupun demikian tentunya hati terus saja berbunga-bunga semoga saja rumah tangganya bersama Rima bisa sampai selamanya sekalipun pasti akan ada goncangan tetap bertahan tanpa rasa lelah, sedangkan Rima melihat ada banyak bahan makanan yang membuatnya lebih mudah untuk memasak tetapi mengapa ada banyak bahan makanan?

"Tadi aku sendiri yang berbelanja waktu kamu tidur, aku pergi ke supermarket di depan sana aku beli saja apa yang menurut aku pas untuk dibeli, eh pas mau masak aku bingung mau masak apa akhirnya kembali ke bahan utama telur," jelas Aditya.

Rima menoleh pada Aditya, dirinya bertanya di dalam hati tetapi kenapa dia malah menjawabnya. mungkinkah Aditya tahu isi kepalanya?

"Kok bengong?" tanya Aditya.

"Nggak apa-apa, kulkas ini dingin aja," jelas Rima sambil menutupnya kembali dan berjalan ke arah wastafel.

"Sejak kapan kulkas hangat?" tanya Aditya malah kebingungan.

"Mungkin setelah mengenal cinta," ucap Rima.

Rima pun mengangkat bahunya seolah tidak tahu tapi kini dirinya tahu bahwa Aditya tidak lebih dingin dari kulkas tersebut.

"Ah!" Aditya tertawa setelah mendapatkan sindiran.

"Perlu dibantuin nggak?"

Rima tersentak saat Aditya memeluknya dari belakang, sejenak Rima menutup mata merasa tidak karuan, hingga akhirnya tangan Aditya memegang tangannya yang tengah mencuci daging ayam pada air yang mengalir, Rima tidak berkata-kata sama sekali akhirnya mencuci ayam tersebut dengan tangan Aditya yang juga memegang tangannya.

"Mas ini kompornya di mana?" Rima pun bertanya dengan bodohnya.

Di rumahnya hanya ada kompor gas biasa sedangkan di apartemen tersebut kompor listrik bahkan hanya rata seperti meja kosong saja, Aditya pun mengarahkan tangan rima dan akhirnya meletakkan wajan di atasnya, memasukkan satu persatu ayam ke dalamnya.

"Hehehe Maaf ya Mas aku jagonya masak pakai kayu," kata Rima sambil terkekeh malu.

"Kamu bisa memasak dengan kayu?" Aditya benar-benar terkejut mendengarnya.

"Di rumah Ibu adanya kompor gas biasa dan kayu," jawab Rima.

"Hebat! jarang sekali ada perempuan yang masih bisa memasak dengan kayu, kapan-kapan kita ke rumah Ibu menginap di sana dan kita masak bersama pakai kayu," ujar Aditya dengan penuh semangat.

Rima pun menoleh ke belakang bingung dengan maksud Aditya, mungkinkah suaminya itu mengejek dirinya? apa mungkin seorang Aditya mau menginap di rumahnya?

"Kenapa?"

"Mas mau nginep di rumah orang tua ku?" tanya Rima.

Aditya mengangguk dan mencium bibir Rima, saat Rima akan kembali melihat ke depan malah Aditya menahan tengkuknya, Rima hanya diam dan menerima hingga perlahan menutup mata dan menikmati dengan penuh damba, melihat Rima yang menerima Aditya pun terus melanjutkan sampai akhirnya ada aroma yang tercium menyeruak masuk ke dalam indra penciuman keduanya.

Aditya pun menjauh dan menatap Rima.

"Mas ngerasa ada yang gosong?" tanya Rima.

"Iya," Aditya pun mengangguk membenarkan.

Hingga mata keduanya membulat.

"Ayam!"

Rima pun cepat-cepat melihat dan ternyata sudah gosong.

"Ini gara-gara Mas sih," kesal Rima menatap masakannya.

"Hehehe," Aditya terkekeh kecil sambil menggaruk kepalanya, terlalu asik membuat lupa jika sedang memasak hingga akhirnya terdengar suara petir yang menggelegar.

Rima terkejut dan memeluk Aditya dengan cepat melindungi diri dari ketakutannya.

"Tidak apa-apa itu hanya suara petir," Aditya pun semakin memeluk Rima mencium kening Rima hingga beberapa kali.

"Kamu takut petir?" tanya Aditya.

"Aku cuma terkejut saja," Rima pun menjauh dan merasa malu.

"Ya sudah kita pesan makanan saja, ini sudah larut, anak Mas sudah lapar kayaknya," Aditya mengelus perut Rima kemudian mengambil ponselnya untuk memesan makanan restoran agar lebih cepat makan.

"Tinggal menunggu saja," Aditya mengangkat Rima untuk duduk di ruang tv menunggu makanan sampai.

"Mas aku udah bisa jalan," ucap Rima.

"Mas yang udah kebiasaan gendong kamu," akhirnya Aditya duduk di sofa dengan Rima yang duduk di pangkuannya.

Rima mencoba turun tetapi tidak di izinkan sama sekali.

"Di sini saja,"

Rima pun terdiam walaupun terasa tidak nyaman dirinya masih butuh waktu untuk yang seperti ini.

"Kenapa?"

Rima menggeleng tanpa kata, dirinya juga tidak tahu kemana nyali yang selama ini begitu besar, mendadak menjadi pendiam dan penurut tanpa bantahan apa-apa.

"Mulai sekarang kamu tidak usah bekerja di rumah sakit lagi,"

"Aku minta maaf Mas, tapi untuk itu sepertinya tidak bisa soalnya Bapak sekarang sakit pasti nggak bisa jualan di pasar," tolak Rima dengan nada suara yang rendah.

"Soal Ibu dan Bapak biar aku yang pikirkan yang penting kamu dan anak kita nggak kecapean,"

"Mas, kok ada yang ngeganjal ya?" tanya Rima dengan tiba-tiba.

Aditya mengangkat sebelah alisnya berpikir keras tentang jawaban untuk pertanyaan Rima.

"Iya deh Mas," Rima bergerak kemudian ingin turun dan melihat dengan mata kepalanya agar lebih pasti.

"Itu anu... itu ponsel tidak apa-apa dan di sini saja," Aditya pun tetap memeluk Rima yang berada di atas pangkuannya.

"Mas kok aku..." wajah Rima pun mendadak memucat setelah mengetahuinya.

"Mas aku turun"

"Di sini saja nanti turun setelah dia turun,"

"Mas ishhh," Rima benar-benar malu sekali untuk yang itu rasanya masih sangat sulit.

Padahal sudah begitu sering Aditya menyentuhnya hanya saja kali ini berbeda dirinya mulai merasa debaran aneh sehingga lebih menikmati setiap sentuhan Aditya.

"Kenapa?"

Aditya pun mencium bibir Rima dengan kasar kemudian tangannya menelusup masuk ke dalam dress berwarna putih yang masih melekat di tubuh Rima merasa nyaman Rima pun mencoba untuk membalas sehingga tanpa sengaja Rima menggigit bibir Aditya.

"Mas maaf,"

"Ternyata kamu ganas juga ya," ucap Aditya sambil tertawa.

"Hem," Rima menutup wajahnya dengan kedua tangannya menahan malu yang tidak terkira.

Episodes
1 Menurut saja!!!
2 Bisa sendiri!!!
3 Aku hamil Bu!!!
4 Keadaan Rima,
5 Rencana Aditya!!!
6 Rencana Aditya 2!!!
7 Berjanji!!!
8 Maksa banget!!!
9 Butuh bayaran!
10 Pencuri?
11 Penawaran!!!
12 Merasa canggung!!!
13 Dulu?
14 Tidak ada yang seperti kamu!
15 Semakin ketergantungan!
16 Mulai luluh!
17 Menahan malu!
18 Senyuman yang kembali!
19 Menjenguk Rima!
20 Cuma orang yang tidak waras yang mengerti!
21 Tengah berada dalam kekhawatiran...
22 Lalu bagaimana jika selamanya?
23 Tidak berani bermimpi!
24 Keinginan Jessica!
25 Tidak selamanya kebahagiaan bisa di tukar dengan uang!
26 Kebersamaan!!!
27 Bertemu lagi!
28 Gangguan!
29 Ingin dirayu!
30 Tidak ingin diperiksa!
31 Banyak keanehan!
32 Alex harus tahu!
33 Permohonan!
34 Jangan tanya itu lagi!
35 Vanya!
36 Menjenguk Nayla!
37 Minggat!
38 Ingin di rayu!
39 Andai saja tahu dari awal!
40 Sedikit panik,
41 Dasar!
42 Pasien!
43 Kehangatan itu begitu terasa.
44 Saling cinta!
45 Operasi!
46 Kamu bisa melihatnya sendiri!
47 Semoga semua itu bisa terwujud.
48 Tidur untuk selamanya!
49 Mimpi buruk!
50 Terserah pada mu saja!
51 Ke luar kota!
52 Tidak percaya!
53 Sakitnya double!
54 Sepertinya punya dendam padamu!
55 Ini serius?
56 Entah apa yang harus dilakukannya.
57 Dirinya tidak sendirian!
58 Lahiran bersama!
59 Adnan dan Felix harus melihat ini,,
60 Mas, ngatain aku!
61 Hamil lagi!
62 Ompong!
63 Beberapa tahun kemudian!
64 Nikahi Rena!
65 Aku tidak akan mengatakannya!
66 Kenapa dia sangat menyebalkan?
67 Sana jauh-jauh!
68 Rumah Sakit punya Ayah mu. Kenapa bisa kau gila!
69 Di luar pikirannya.
70 Raka yang berbeda!
71 Akal licik yang sudah tersusun rapi.
72 Aku tunggu di kantor mu!
73 Lampu hijau..
74 Pertunangan!
75 Perasaan Adnan!
76 Boleh buat Adek, tapi tidak boleh jadi...
77 Terlalu terkejut...
78 Terlalu pintar menyembunyikan hati yang luka..
79 KTP Nenek mu!
80 Jantungku kenapa berdebar?
81 Tidak ada hubungannya dengan mereka!
82 Kenapa menatap ku begitu?"
83 Masakan Cahaya!
84 Rapat seperti apa yang kalian lakukan barusan?
85 Ayo kita menikah!
86 Menentang keras!
87 Diam dan tunggu!
88 Tidak tahu diri!
89 Bukannya dapat untung malah buntung!
90 Nasib sama!
91 Teror!
92 Sudah jatuh hati pada seorang wanita..
93 Salah paham!
94 Aku tidak masalah!
95 Memilih pergi.
96 Tanpa ingin berpindah lagi...
97 Merasa nyaman...
98 Agar hubungan keduanya tidak kandas...
99 Pernikahan akan tetap berlanjut!
100 Mari kita buktikan!
101 Tidak pernah melakukan hal itu..
102 Maaf!!!
103 Jurus gila!
104 Tidak bisa menuruti keinginannya...
105 Pikirkan juga nasib mu.
106 Aku cinta kamu!
107 Tampan sekali.
108 Figuran..
109 Membantu Nenek-nenek...
110 Tidak bosan memangnya?
111 Menjalani masa hukuman!
112 Bertemu!
113 Ke rumah Ratih!
114 Hilang entah kemana!
115 Pernikahan Felix dan Cahaya!
116 Menikah hari ini juga!
117 Calon suami mu mana?
118 Salah paham!!!!
119 Malam kedua!
120 Masih belum terbiasa!
121 Berbeda dengan pasangan satunya!
122 Kenapa tegang sekali?
123 Malu sekali!
124 Mencintai Adnan sungguh sangat indah...
125 Mas Adnan!
126 Jangan gila! Adnan..
127 Coba pegang dan perhatikan!
128 Tidak usah!
129 Terima kasih!
130 Nggak nolak!
131 Mengerjai Rena!
132 Ingin di akui!
133 Hidup sederhana!
134 Cinta pertama yang berkhianat dengan kejam...
135 Berpura-pura!
136 Ke club!
137 Bukan wanita murahan!
138 Aku masih perawan...
139 Kasihan!
140 Mimpi buruk yang sangat mengerikan...
141 Ampun!
142 Percaya diri!
143 Micin!
144 Mengantar Vanya!
145 Pajangan!
146 Tak ada yang dapat memiliki pria itu...
147 Kesalahan yang sama!
148 Semoga saja mereka berjodoh..
149 Kau bukan selera ku..
150 Perduli setan dengan tanggung jawab...
151 Menepis!
152 Kesalahan Vanya...
153 Membuatnya menjadi tidak karuan..
154 Dalam waktu tujuh hari saja..
155 Vanya dan Vanya...
156 Rindu!
157 Pacaran!
158 Menunggu Felix!
159 Mencoba hal baru!
160 Mainan baru?
161 Mau uang lagi?
162 Menurut saja!
163 Tak percaya rasanya..
164 Anak bau kencur yang sedang di mabuk asmara.
165 Seakan menemukan hal baru,
166 Hanya diam tanpa perduli sama sekali.
167 Aneh?
168 Kakak senior..
169 Kenal nggak?
170 Mainan mu itu hati..
171 Ada apa?
172 Wanita mana yang bisa membuat buaya kelaparan itu tunduk?
173 Gebetan baru!
174 Bocah itu memang sulit untuk di dapatkan,
175 Kapan orang tua mu di rumah?
176 Sangat lama untuk menunggu esok hari.
177 Tidak seperti dibayangkan..
178 Semakin bertekad!
179 Tak suka dengan pengkhianatan..
180 Ketahuan!
181 Malang sekali..
182 Ingin curhat.
183 Keanehan Vanya.
184 Asisten.
185 Gelar yang mencengangkan.
186 Sia-sia saja.
187 Aku kenapa?
188 Dulak..
189 Di usir.
190 Kau lupa punya janji?
191 Terluka lagi.
192 Bersedia menunggu.
193 Bodo amat..
194 Kamu kenapa?
195 Lupa jalan pulang.
196 Mas Riki.
197 Tidak berkurang sama sekali..
198 Dasar duda lapuk!
199 Sedang berada di sebuah jurang pemisah yang siap menerjang.
200 Cepat temui Ibunya.
201 Segera mengakhiri.
202 Hidup dengan masa depan bukan dalam masa lalu,
203 Anak nakal.
204 Tidak percaya.
205 Sejuta kekesalan.
206 Anak-anak kasmaran.
207 Ayah tunggu malam ini.
208 Siapa yang mau dengan mu?
209 Maksud mu?
210 Vanya hanya bisa diam.
211 Aku mencintainya.
212 Semuanya benar-benar sangat kacau.
213 Apakah kali ini juga harus terluka?
214 Bantuan Ninda.
215 Masa depanmu masih panjang.
216 Semua pasti ada jalan keluarnya.
217 Kapan kebahagiaan itu dirasakan olehnya.
218 Hanya ada kejengkelan.
219 Berjanji.
220 Mas janji.
221 Semuanya tidak akan semudah itu.
222 Masa lalu yang kelam adalah alasan dari segalanya.
223 Dia lebih membutuhkan pria itu dari pada kita!
224 Terserah Mas saja.
225 Ke rumah Riki..
226 Cobaan ini sangat berat.
227 Mungkin kali ini ada jalan terbaiknya.
228 Waktu satu bulan.
229 Awal dari sebuah kebahagiaan.
230 Di mana pun akan terasa indah.
231 Receh.
232 Menjijikan sekali.
233 Tidak menyangka bisa seperti ini.
234 Pingsan.
235 Kebahagiaan Adnan.
236 Merasa lega.
237 Terlalu jujur.
238 Kolam renang.
239 Penuh perjuangan.
240 Tidak mau calon istri kelelahan.
241 Membongkar rahasia.
242 Restu.
243 Kedatangan Reyna dan Nanda.
244 Sama-sama aneh.
245 Cenat-cenut.
246 Ujian untuk orang yang akan menikah.
247 Marahan.
248 Dasar bocah...
249 Merasa heran.
250 Hujan-hujanan.
251 Sekedar pelukan.
252 Felix saja sudah harus diseganinya.
253 Ketiduran.
Episodes

Updated 253 Episodes

1
Menurut saja!!!
2
Bisa sendiri!!!
3
Aku hamil Bu!!!
4
Keadaan Rima,
5
Rencana Aditya!!!
6
Rencana Aditya 2!!!
7
Berjanji!!!
8
Maksa banget!!!
9
Butuh bayaran!
10
Pencuri?
11
Penawaran!!!
12
Merasa canggung!!!
13
Dulu?
14
Tidak ada yang seperti kamu!
15
Semakin ketergantungan!
16
Mulai luluh!
17
Menahan malu!
18
Senyuman yang kembali!
19
Menjenguk Rima!
20
Cuma orang yang tidak waras yang mengerti!
21
Tengah berada dalam kekhawatiran...
22
Lalu bagaimana jika selamanya?
23
Tidak berani bermimpi!
24
Keinginan Jessica!
25
Tidak selamanya kebahagiaan bisa di tukar dengan uang!
26
Kebersamaan!!!
27
Bertemu lagi!
28
Gangguan!
29
Ingin dirayu!
30
Tidak ingin diperiksa!
31
Banyak keanehan!
32
Alex harus tahu!
33
Permohonan!
34
Jangan tanya itu lagi!
35
Vanya!
36
Menjenguk Nayla!
37
Minggat!
38
Ingin di rayu!
39
Andai saja tahu dari awal!
40
Sedikit panik,
41
Dasar!
42
Pasien!
43
Kehangatan itu begitu terasa.
44
Saling cinta!
45
Operasi!
46
Kamu bisa melihatnya sendiri!
47
Semoga semua itu bisa terwujud.
48
Tidur untuk selamanya!
49
Mimpi buruk!
50
Terserah pada mu saja!
51
Ke luar kota!
52
Tidak percaya!
53
Sakitnya double!
54
Sepertinya punya dendam padamu!
55
Ini serius?
56
Entah apa yang harus dilakukannya.
57
Dirinya tidak sendirian!
58
Lahiran bersama!
59
Adnan dan Felix harus melihat ini,,
60
Mas, ngatain aku!
61
Hamil lagi!
62
Ompong!
63
Beberapa tahun kemudian!
64
Nikahi Rena!
65
Aku tidak akan mengatakannya!
66
Kenapa dia sangat menyebalkan?
67
Sana jauh-jauh!
68
Rumah Sakit punya Ayah mu. Kenapa bisa kau gila!
69
Di luar pikirannya.
70
Raka yang berbeda!
71
Akal licik yang sudah tersusun rapi.
72
Aku tunggu di kantor mu!
73
Lampu hijau..
74
Pertunangan!
75
Perasaan Adnan!
76
Boleh buat Adek, tapi tidak boleh jadi...
77
Terlalu terkejut...
78
Terlalu pintar menyembunyikan hati yang luka..
79
KTP Nenek mu!
80
Jantungku kenapa berdebar?
81
Tidak ada hubungannya dengan mereka!
82
Kenapa menatap ku begitu?"
83
Masakan Cahaya!
84
Rapat seperti apa yang kalian lakukan barusan?
85
Ayo kita menikah!
86
Menentang keras!
87
Diam dan tunggu!
88
Tidak tahu diri!
89
Bukannya dapat untung malah buntung!
90
Nasib sama!
91
Teror!
92
Sudah jatuh hati pada seorang wanita..
93
Salah paham!
94
Aku tidak masalah!
95
Memilih pergi.
96
Tanpa ingin berpindah lagi...
97
Merasa nyaman...
98
Agar hubungan keduanya tidak kandas...
99
Pernikahan akan tetap berlanjut!
100
Mari kita buktikan!
101
Tidak pernah melakukan hal itu..
102
Maaf!!!
103
Jurus gila!
104
Tidak bisa menuruti keinginannya...
105
Pikirkan juga nasib mu.
106
Aku cinta kamu!
107
Tampan sekali.
108
Figuran..
109
Membantu Nenek-nenek...
110
Tidak bosan memangnya?
111
Menjalani masa hukuman!
112
Bertemu!
113
Ke rumah Ratih!
114
Hilang entah kemana!
115
Pernikahan Felix dan Cahaya!
116
Menikah hari ini juga!
117
Calon suami mu mana?
118
Salah paham!!!!
119
Malam kedua!
120
Masih belum terbiasa!
121
Berbeda dengan pasangan satunya!
122
Kenapa tegang sekali?
123
Malu sekali!
124
Mencintai Adnan sungguh sangat indah...
125
Mas Adnan!
126
Jangan gila! Adnan..
127
Coba pegang dan perhatikan!
128
Tidak usah!
129
Terima kasih!
130
Nggak nolak!
131
Mengerjai Rena!
132
Ingin di akui!
133
Hidup sederhana!
134
Cinta pertama yang berkhianat dengan kejam...
135
Berpura-pura!
136
Ke club!
137
Bukan wanita murahan!
138
Aku masih perawan...
139
Kasihan!
140
Mimpi buruk yang sangat mengerikan...
141
Ampun!
142
Percaya diri!
143
Micin!
144
Mengantar Vanya!
145
Pajangan!
146
Tak ada yang dapat memiliki pria itu...
147
Kesalahan yang sama!
148
Semoga saja mereka berjodoh..
149
Kau bukan selera ku..
150
Perduli setan dengan tanggung jawab...
151
Menepis!
152
Kesalahan Vanya...
153
Membuatnya menjadi tidak karuan..
154
Dalam waktu tujuh hari saja..
155
Vanya dan Vanya...
156
Rindu!
157
Pacaran!
158
Menunggu Felix!
159
Mencoba hal baru!
160
Mainan baru?
161
Mau uang lagi?
162
Menurut saja!
163
Tak percaya rasanya..
164
Anak bau kencur yang sedang di mabuk asmara.
165
Seakan menemukan hal baru,
166
Hanya diam tanpa perduli sama sekali.
167
Aneh?
168
Kakak senior..
169
Kenal nggak?
170
Mainan mu itu hati..
171
Ada apa?
172
Wanita mana yang bisa membuat buaya kelaparan itu tunduk?
173
Gebetan baru!
174
Bocah itu memang sulit untuk di dapatkan,
175
Kapan orang tua mu di rumah?
176
Sangat lama untuk menunggu esok hari.
177
Tidak seperti dibayangkan..
178
Semakin bertekad!
179
Tak suka dengan pengkhianatan..
180
Ketahuan!
181
Malang sekali..
182
Ingin curhat.
183
Keanehan Vanya.
184
Asisten.
185
Gelar yang mencengangkan.
186
Sia-sia saja.
187
Aku kenapa?
188
Dulak..
189
Di usir.
190
Kau lupa punya janji?
191
Terluka lagi.
192
Bersedia menunggu.
193
Bodo amat..
194
Kamu kenapa?
195
Lupa jalan pulang.
196
Mas Riki.
197
Tidak berkurang sama sekali..
198
Dasar duda lapuk!
199
Sedang berada di sebuah jurang pemisah yang siap menerjang.
200
Cepat temui Ibunya.
201
Segera mengakhiri.
202
Hidup dengan masa depan bukan dalam masa lalu,
203
Anak nakal.
204
Tidak percaya.
205
Sejuta kekesalan.
206
Anak-anak kasmaran.
207
Ayah tunggu malam ini.
208
Siapa yang mau dengan mu?
209
Maksud mu?
210
Vanya hanya bisa diam.
211
Aku mencintainya.
212
Semuanya benar-benar sangat kacau.
213
Apakah kali ini juga harus terluka?
214
Bantuan Ninda.
215
Masa depanmu masih panjang.
216
Semua pasti ada jalan keluarnya.
217
Kapan kebahagiaan itu dirasakan olehnya.
218
Hanya ada kejengkelan.
219
Berjanji.
220
Mas janji.
221
Semuanya tidak akan semudah itu.
222
Masa lalu yang kelam adalah alasan dari segalanya.
223
Dia lebih membutuhkan pria itu dari pada kita!
224
Terserah Mas saja.
225
Ke rumah Riki..
226
Cobaan ini sangat berat.
227
Mungkin kali ini ada jalan terbaiknya.
228
Waktu satu bulan.
229
Awal dari sebuah kebahagiaan.
230
Di mana pun akan terasa indah.
231
Receh.
232
Menjijikan sekali.
233
Tidak menyangka bisa seperti ini.
234
Pingsan.
235
Kebahagiaan Adnan.
236
Merasa lega.
237
Terlalu jujur.
238
Kolam renang.
239
Penuh perjuangan.
240
Tidak mau calon istri kelelahan.
241
Membongkar rahasia.
242
Restu.
243
Kedatangan Reyna dan Nanda.
244
Sama-sama aneh.
245
Cenat-cenut.
246
Ujian untuk orang yang akan menikah.
247
Marahan.
248
Dasar bocah...
249
Merasa heran.
250
Hujan-hujanan.
251
Sekedar pelukan.
252
Felix saja sudah harus diseganinya.
253
Ketiduran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!