Aditya mengusap air mata Rima, mencium kedua mata dengan bergantian, andai saja tahu seperti apa dirinya tanpa Rima sebelumnya hingga memutuskan untuk menikahi dengan cara licik.
Flashback on
Malam-malam berlalu begitu gelisah, rasanya menunggu pagi pun cukup lama sebab saat fajar menampakan wajahnya artinya akan melihat wajah Rima, wajah indah dihiasi oleh senyuman menawan membuat hati bergetar hebat tanpa jeda bertemu di rumah sakit dan selalu menggoda tanpa hentinya, memeluk lengannya sehingga tanpa sadar membuatnya kian merasa panas dingin.
Malam-malam selanjutnya pun sama duduk di balkon menatap cahaya rembulan yang menerangi malam, sayangnya rembulan pun terlalu redup di matanya, wajah Rima kembali terlukis di langit yang gelap seakan menatapnya dengan senyuman sejuta cahaya penerang.
Tersenyum dengan menggoda penuh dengan siksa, karena itu hanya bayangan hampa, centil cantik, menarik sehingga terperangkap dalam perangkap cinta yang dipasang tanpa sadar.
Rima yang memulainya, dapatkah untuk mempertanggungjawabkan hatinya yang kini mendadak tercuri sedikit demi sedikit, dapatkah wanita yang telah lancang mencuri perasaannya tanpa sadar itu menjadi miliknya?
Rima yang memulainya dan tidak ada kata mengakhiri setelah terlalu jauh membuatnya terperangkap.
"Kenapa wanita itu selalu saja menggodaku di mana-mana ada dia?"
Anggap saja wajar jika saat bertemu dirinya Rima pun menggodanya, lantas bagaimana saat mereka sudah tidak bertemu?
Mengapa bayangan wajah wanita itu masih saja menggodanya, Aditya pun memutuskan untuk memiliki Rima jika masih berpacaran akan sangat lama sedang diri semakin menginginkan lebih rasa penasaran kian menjadi-jadi.
Siapa perawat wanita yang hampir membuatnya setengah gila?
Satu-satunya wanita yang berani tersenyum manja padanya.
"Dia akan aku dapatkan!"
Senyum licik penuh rahasia pun muncul dalam benak yang sudah keracunan pesona seorang perawat cantik, centil dan nekat yang sudah berani masuk tanpa izin dalam hidupnya.
Kini wanita itu tidak akan pernah bisa keluar jangan harap bisa pergi setelah membuatnya mabuk terbayang.
Flashback off
"Tolong belajarlah untuk mencintaiku, aku sangat mencintaimu!" ucap Aditya.
"Dok," Rima mendadak diam saat Aditya mencium bibirnya.
Sampai akhirnya Rima pun terlelap dalam pangkuan Aditya.
Aditya tersenyum melihat Rima yang sudah terlelap begitu mudahnya, mungkin karena masih dalam keadaan pemulihan ditambah lagi kelelahan saat pulang dari rumah sakit, tidak langsung pulang ke rumah bahkan menangis terus menerus, Aditya pun masih setia mengangkat Rima ke dalam kamar membaringkan dengan perlahan.
Aditya pun ikut berbaring di samping Rima memeluk penuh dengan kehangatan. Mengagumi wajah Rima yang membuatnya seakan lupa dunia dan seisinya.
Rima pun terbangun dari tidurnya, tersadar sudah berada di atas ranjang sejenak terlelap membuatnya tidak mengingat apapun melihat Aditya juga terlelap disampingnya, di sore hari ini Rima mencoba menatap wajah suaminya itu secara jelas, ingin mengenali lebih baik seperti apa suaminya tersebut.
"Kenapa bangun?" tanya Aditya sambil mengelus wajah Rima.
Rima pun menggeleng kemudian membiarkan tangan Aditya untuk mengelus perutnya.
Rasa kantuk kini hilang berganti dengan perasaan menegang merasakan tangan Aditya yang terus saja mengusap perut ratanya mungkin ingin merasakan janin yang masih berusia hitungan minggu itu.
"Kamu lapar?" tanya Aditya.
Rima pun mengangguk sebagai jawaban.
"Mau makan apa?" tanya Aditya lagi.
"Mie instan!" jawab Rima.
Aditya tersenyum dan memberikan ciuman kecil pada bibir Rima.
"Yang lain?" tanya Aditya berharap Rima mau makan yang lainnya.
Rima menggeleng lidahnya hanya ingin memakai mie instan. Makanan favorit dalam keadaan apapun apalagi jika dalam keadaan kehabisan uang tentu mie instan rasa ayam yang menjadi favoritnya, sampai akhirnya ponsel Aditya berdering dan dengan segera menjawabnya.
"Lakukan saja! biaya tidak masalah Dok," jawab Aditya setelah seseorang di seberang sana berbicara.
Sesaat kemudian memutuskan panggilan, kembali menatap Rima yang juga masih menatapnya.
"Ya sudah tapi tidak boleh terlalu sering" ucap Aditya.
Rima pun mengangguk sebagai jawaban setuju, dengan segera Aditya membuatkan sedangkan Rima menunggu di kamar sesuai dengan perintah Aditya, asalkan dibuatkan tidak masalah untuk menunggu kalau tidak maka dirinya yang harus membuat sendiri.
Semangkuk mie instan pun akhirnya selesai diseduh Aditya membawanya ke kamar.
"Mau disuapin atau tidak?" tanya Aditya lagi dengan serius.
Rima pun menggeleng dengan cepat.
"Mas yang menyuapi nya" Aditya tahu Rima sedang berbohong sehingga dirinya langsung menawarkan untuk menyuapi.
Mungkin ingin disuapi tetapi malu untuk mengatakannya, benar saja tidak ada bantahan ataupun penolakan dalam bentuk apapun, Rima membuka mulutnya dengan lebar saat Aditya mulai menyuapinya.
"Kok dimakan juga?" Rima kesal saat Aditya memakan mie instan miliknya.
"Yah tinggal sedikit," wajah Rima mendadak burung menunjukkan rasa kecewa seperti anak kecil yang tidak ingin berbagi makanan.
Aditya malah tertawa terbahak melihat ekspresi wajah Rima yang lucu malah Rima yang kini kebingungan menyadari ternyata Aditya jauh lebih banyak bicara daripada dirinya melebihi kecerewetan Rima yang sangat terkenal selama ini.
"Mas cuma makan satu sendok, dari tadi kamu yang memakannya," ujar Aditya sambil terus diselingi tawa.
Rima pun menggelengkan kepalanya kemudian menatap mie instan dengan sisa kuah saja.
"Nggak mau, katanya nggak boleh makan banyak-banyak udah cuma dapat dikit tapi ikut bantuin makannya," Rima kesal bukan kepalang melihat mie instannya yang sudah habis.
"Kamu yang makan semua Mas cuma satu sendok saja,"
"Mana ada. Anda banyak memakannya, akhirnya mie nya habis," kesal Rima.
"Hehe," Aditya pun terkekeh melihat kelucuan Rima.
"Ganti yang baru,"
Aditya tersenyum dan mencium bibir Rima.
"Ayo tidur istirahat kamu harus banyak istirahat," Aditya juga ikut naik ke atas ranjang tidur di samping Rima dengan melingkarkan tangannya pada perut Rima kembali.
Belaian lembut Aditya seakan menjadi penghantar tidur tanpa sadar kini dirinya semakin terbiasa dengan adanya Aditya semakin ketergantungan pada lelaki yang menikahinya paksa tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
ATIN Supriatin
lanjut
2023-02-12
0
Rahmad Wicakj Sono
lanjut lagi kakak dobel up ya
2023-02-12
0