Dengan segera dia menuju rumah sakit setelah seorang temannya menghubungi membuat perasaan Aditya lebih baik, akan tetapi ada juga perasaan gundah yang kian terasa.
Sampai di rumah sakit segera Aditya menuju UGD di mana temannya mengatakan istrinya kini berada.
Akhirnya dia menemukan Rima yang tengah berbaring di atas brankar, ada selang infus yang sudah terpasang.
"Apa kamu baik-baik saja?" wajah panik Aditya tidak bisa ditutupi melihat Rima yang terbaring membuatnya semakin khawatir.
"Dokter Aditya," sapa teman Dokter Aditya tidak menyadari dirinya padahal berada di dekat brankar rumah sakit yang ditempati Rima.
"Terima kasih Dok sudah memberitahu keadaan istri saya," ucap Aditya.
"Tidak masalah, usia kandungan istri Anda masih sangat rentan, cobalah untuk setia mendampinginya dan jangan biarkan terlalu stres," jelas Dokter tersebut.
"Selebihnya tidak ada yang serius," ucapnya lagi.
Aditya pun mengangguk lemah sambil beralih melihat wajah pucat Rima, ada rasa kesal mengingat tidak berpamitan saat bepergian padanya, tetapi rasanya tidak tepat untuk menegur saat ini melihat keadaan Rima jauh lebih membuatnya merasa kasihan, tidak ingin juga membuat Rima semakin stres.
"Terima kasih Dok, istri saya bisa dibawa pulang?"
"Sebaiknya jangan dulu, biarkan dirawat inap untuk malam ini, jika keadaannya membaik tidak ada salahnya membawa pulang,"
Aditya lagi-lagi hanya mengangguk setuju, asalkan yang terbaik tidak masalah baginya.
"Ibu di sini?" Aditya baru menyadari bahwa ada Mia juga di sana, kemudian Aditya mengingat Arini mengatakan bahwa Mamat dirawat di rumah sakit artinya di rumah sakit itu mertuanya tersebut dirawat.
"Bagaimana dengan keadaan Bapak, Bu?" tanya Aditya.
"Bapak sudah sadar, kata Dokter kalau keadaannya semakin baik nanti akan dipindahkan ke ruang rawat inap," jawab Mia.
Mia tidak bisa berbicara terlalu banyak, Aditya berasal dari keluarga terpandang membuatnya menjadi minder bahkan tidak menyangka anaknya bisa dinikahi oleh seorang pria dari kalangan atas.
Flashback on...
Sebelum pernikahan Aditya dan Rima terjadi, Aditya sudah mencari tahu tentang Rima. Bahkan teman dekat, kekasih dan latar belakang keluarga. Aditya tidak masalah setelah mengatuhi jika kedua orang tua Rima hanya seorang rakyat biasa bahkan jauh dari kata mewah, hingga akhirnya Aditya datang menemui Mia dan juga Mamat tanpa sepengetahuan Rima.
Disambut baik dan dipersihlakan untuk duduk di sofa dengan harga rendah tidak lantas membuat Aditya merasa jijik, dirinya duduk bahkan meminum teh yang disediakan oleh Mia dengan gelas kaca yang sudah kusam.
"Nama saya Aditya, Bu. Saya seorang Dokter di Rumah Sakit Rima bekerja," kata Aditya memperkenalkan diri.
Kedua orang tua Rima masih diam dan menunggu sampai Aditya berbicara hingga tuntas.
"Saya ingin melamar anak ibu Rima untuk menjadi istri saya," papar Aditya menyampaikan maksud kedatangannya.
Kedua orang tua Rima tentunya terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Aditya.
"Maaf Nak Aditya tapi semua keputusan ada pada putri kami, jika dia setuju kami juga setuju jadi kami harus bertanya dulu pada putri kami," jawab Mamat.
Mamat tidak ingin memaksakan kehendak sekalipun orang berada yang datang melamar anaknya tetap harus dengan persetujuan Rima, baginya kebahagiaan Rima adalah segalanya dan yang menjalani berhak untuk memilih.
Aditya mengangguk setuju, siapapun orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, tidak masalah dia akan menggunakan cara kedua, terbilang licik mungkin, tapi bagaimanapun pernikahannya harus batal dengan Jessica dan digantikan oleh Rima.
"Sebelumnya saya minta maaf Pak, tetapi niat saya sekarang baik dan ingin mempertanggungjawabkan perbuatan saya sendiri, jika Ibu dan Bapak berkenan saya akan menikahi Rima besok," papar Aditya.
Kedua orang tua Rima tentunya bingung apa maksud tanggung jawab yang dikatakan oleh Aditya.
"Tanggung jawab yang bagaimana?" tanya Mia penuh rasa penasaran.
Aditya merasa ini adalah waktu yang tepat, bukan bermaksud untuk menipu tetapi dirinya juga ingin memiliki Rima tanpa berpacaran, apalagi kini Rima sudah memiliki seorang kekasih tidak mungkin bisa memiliki dalam waktu dekat ini, sedangkan dirinya sudah tidak bisa menahan diri saat bertemu dengan Rima wanita cantik penuh pesona yang mampu meluluhkan segala perasaan cinta yang ada.
"Saya lagi-lagi meminta maaf Bu, Pak. Maaf kalau saya kurang sopan saya mencintai anak Bapak dan kami sudah kenal lama, kami juga sudah sering tidur bersama dan sekarang dia berusaha meninggalkan saya karena laki-laki lain, laki-laki itu pun sudah beristri," Aditya menunjukkan dua buah gambar salah satunya gambar Rima bersama dengan Reno dan yang satunya lagi gambar Reno bersama dengan istrinya yang baru selesai akad nikah.
Tidak sia-sia lelahnya kini akan segera mendapatkan hasil yang sempurna daripada Rima terus tebar pesona dan dirinya khilaf malah lebih sulit lagi akhirnya.
Aditya pun tidak ingin menyentuh wanita sebelum dinikahinya, sehingga menikah adalah pilihan terbaik.
"Pak" Mia menatap Mamat dengan perasaan cemas, bagaimana bisa putrinya menjalin hubungan istimewa dengan seorang pria yang jelas beristri.
"Sekali lagi saya minta maaf Bu, Pak. Jika memang Ibu dan Bapak ingin memukul saya silahkan, tapi kedatangan saya ke sini untuk menikahi anak Bapak, saya sadar saya salah, saya juga takut jika Rima hamil anak saya tetapi menikah dengan pria lain, jika Bapak tidak merestuinya juga tidak masalah tapi jika di kemudian hari Bapak butuh tanggung jawab saya tidak lagi bisa" tegas Aditya.
"Kau kurang ajar!" Mamat pun bangkit dari duduknya seketika memukul wajah Aditya hingga beberapa kali.
"Bapak sudah," Mia berusaha untuk menarik suaminya, meredam kemarahan yang ada.
"Pak dia memang salah tapi anak kita juga salah, kalau hanya salah satunya yang mau ini tidak akan terjadi, beruntung dia datang dan mau bertanggung jawab atas semua itu,"
Perasaan Mia pun tidak kalah sedih, tetapi semua sudah terjadi bahkan Aditya pun datang untuk menikahi anaknya artinya ada niat baik yang harus dihargai.
"Saya minta maaf Bu,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments