Aku hamil Bu!!!

"Kamu kedinginan?"

Rima menggigil dengan keringat dingin mulai membasahi tubuh, demamnya semakin tinggi membuatnya tidak dapat memejamkan mata.

Dengan sabar Aditya mengompres air hangat sekalipun sudah hampir subuh, semalam Aditya tidak tidur sama sekali menjaga Rima hingga akhirnya terlelap setelah merasa lebih baik.

Pagi harinya Rima pun terbangun Aditya pun terlelap dengan asal di samping Rima, rasa kantuk tidak dapat terbendung lagi setelah Subuh tadi sedangkan dari arah lainnya terdengar suara ketukan pintu sesaat kemudian gagang pintu pun bergerak.

Arini masuk dengan senyuman merah merekah membawa sarapan pagi sedangkan Nayla berjalan di belakang Arini dengan membawa buah yang sudah dipotong-potong olehnya.

"Ternyata kamu sudah bangun," Arini pun meletakkan nampan di tangannya pada meja nakas.

"Bagaimana hari ini?" tanya Nayla ikut meletakkan buah di tangannya pada meja nakas juga.

"Aku tidak kuat bau bubur ini," dengan cepat Rima menuruni ranjang segera menuju kamar mandi beruntung masih sempat muntah di dalam kamar mandi. Tidak seperti malam tadi yang muntah di tempat tanpa sempat berpindah.

Arini pun menyusul dan membantu memijit tengkuk Rima hingga akhirnya terasa lebih baik.

"Sepertinya kamu sama seperti Mama, dulu Mama juga begitu sedikit saja mencium aroma makanan langsung muntah," ucap Arini memapah Rima untuk kembali beristirahat pada ranjang.

"Ma bubur ini bisa dibawa keluar saja?" Rima menutup hidungnya berusaha menahan aroma yang masuk menyeruak aroma penciuman.

"Tidak masalah," segera Arini meminta tolong pada Nayla untuk membawanya keluar.

"Kalau begitu kamu sarapan pagi ini makan roti dan buah saja yah? tunggu biar Mama ambilkan," Arini bergegas keluar.

"Ma, aku bisa ambil sendiri," ucap Rima merasa tidak enak merepotkan Mama mertuanya.

Arini yang sudah berdiri di depan pintu pun sejenak berhenti melangkah, tersenyum sambil menoleh sejenak pada Rima setelah itu langsung menuju dapur untuk mengambilkan roti.

Kembali ke kamar dan meminta Rima untuk memakan roti buatannya, sebenarnya Rima sama sekali tidak ingin makan entah mengapa kini selera makannya terasa hilang, tetapi tidak enak pada Arini yang sudah susah payahnya menyiapkan sarapan, akhirnya Rima memaksakan sedikit untuk mengisi perut laparnya sedangkan Aditya masih terlelap dalam tidur, tidak terusik sama sekali mungkin karena semalam suntuk tidak tidur.

"Minum susunya," ucap Arini lagi.

Rima pun menurut, setelah itu menelan obat yang sudah diberikan oleh Devan kemarin hari.

"Sekarang kamu istirahat lagi, muka kamu masih pucat begitu," ucap Arini.

Rima mengangguk, namun kemudian mendengar suara ponselnya berdering, tapi di mana ponsel itu? sebab Aditya mengambilnya dan belum mengembalikan padanya.

"Itu suara ponsel!" Arini juga mendengar.

"Sepertinya dari saku jaket suamimu," kata Arini menunjuk jaket yang terletak asal di atas sofa.

"Itu ponselku Ma," ucap Rima.

"Biar Mama ambilkan," Arini langsung bergegas mengambilnya dan memberikan pada Rima.

"Terima kasih Ma," ucap Rima.

"Iya tidak masalah, sekarang kamu jawab dulu sepertinya Mama lihat ada nama Bapak kamu di layar ponselnya," ucap Arini.

Rima pun mengangguk dan menerima panggilan tersebut.

"Halo Pak!" jawab Rima setelah panggilan terhubung.

"Ini Ibu, Bapak kamu pagi tadi jatuh dari motor, diserempet!" kata Ibu Rima dari seberang sana.

"Ya ampun Bu, terus bagaimana keadaan Bapak, Bu?" Rima pun mulai panik perihal keadaan sang Bapak.

"Kata Dokter Bapak belum boleh pulang, Ibu tidak punya uang Nak, boleh tidak Ibu gadaikan sepeda motor kamu, Ibu butuh uang walaupun belum tentu cukup," ucap Ibu Rima dengan memohon berharap Rima menyetujuinya.

"Jual saja Bu, nggak apa-apa," Rima sebenarnya sangat menyayangi sepeda motor matic nya tersebut, itu adalah hasil keringatnya sendiri membeli dengan mencicil setiap bulannya tapi kesehatan Bapaknya jauh lebih berharga, jika nanti bisa membeli pasti Rima akan membelinya lagi.

"Kamu yakin dijual kalau digadai bisa ditebus lagi Nak?" ibu Rima merasa tidak enak, karena mengingat itu adalah hasil keringat Rima sendiri.

"Nggak apa-apa Bu, kalau digadai nanti uang dari mana untuk menembusnya, Ibu juga akan kepikiran terus, jual aja Bu nggak apa-apa," Rima berusaha meyakinkan Ibunya, dirinya benar-benar tidak ingin kehilangan sang Bapak.

"Ya sudah kalau kamu izinkan, tolong jenguk Bapak, Bapak belum sadar," ucap Ibu Rima lagi.

"Iya Bu, aku ke rumah sakit sekarang," ucap Rima.

Panggilan pun terputus mungkin karena Ibu Rima kehabisan pulsa.

Rima pun bergegas turun dari ranjang untuk membersihkan diri ke kamar mandi, tidak ada waktu untuk istirahat keadaan Bapaknya kini sangat mengkhawatirkan.

"Rima kamu mau ke mana?" Arini bingung melihat Rima yang sudah berada di dalam kamar mandi, Rima pun bergegas memakai pakaian bersih.

"Ma aku ke rumah sakit dulu, mau lihat keadaan Bapak," dengan cepat Rima keluar dari kamar dan segera menuju ke rumah.

Awalnya dirinya ingin menuju rumah sakit tetapi tidak, lebih baik ke rumah untuk menjual sepeda motornya meminta sopir taksi untuk berbelok ke arah menuju rumah sederhana milik kedua orang tuanya, Rima pun menghubungi Ibunya mengatakan biar dirinya yang menjual sepeda motor sedangkan Ibunya biar menunggui Bapaknya saja yang masih belum sadarkan diri.

Sampai di rumah Rima pun segera membuka pintu beruntung dirinya selalu membawa kunci sehingga memudahkan untuk masuk kapan saja, Rima menatap sepeda motornya kemudian mengusap air matanya.

"Kesembuhan Bapak adalah segalanya," ucap Rima berusaha menyemangati dirinya.

Setelah itu Rima masuk ke dalam kamar mengambil tas branded yang dulu pernah dibelinya dari hasil bekerja sama dengan Nayla untuk menggoda Aditya.

"Kita juga harus berpisah," kata Rima seolah berbicara pada barang kesayangannya itu.

Tidak ingin larut dalam kesedihan Rima pun segera menuju toko yang biasa membeli tas branded bekas, setelah uang masuk ke rekeningnya segera Rima menuju agen sepeda motor dan menjualnya juga.

Akhirnya Rima melihat saldo di rekeningnya sudah bertambah, paling tidak untuk pengobatan ayahnya cukup pikirnya.

Sesaat kemudian kepala Rima terasa pusing segera menaiki taksi dan menuju Rumah Sakit dengan wajah semakin pucat.

"Hueekkkkkk," Rima menahan mual saat aroma jeruk pada taksi itu menyeruak masuk ke dalam rongga hidungnya.

Sampai di depan rumah sakit Rima memuntahkan cairan, menahan sejak tadi membuatnya merasa sangat tersiksa, sampai akhirnya Rima berjalan masuk dan menuju ruangan di mana Bapaknya dirawat.

"Rima muka kamu pecat sekali," Ibu Rima begitu terkejut melihat keadaan putrinya.

"Bu, aku haus, kepalaku juga pusing banget," Rima pun memijat kepalanya yang terasa berat.

"Kamu sedang sakit?" tanya Ibu Rima.

Rima mengangguk.

"Aku hamil Bu," ucap Rima.

"Syukurlah," di satu sisi Ibu Rima bahagia akan memiliki cucu, tetapi di sisi lainnya suaminya masih juga belum sadarkan diri.

"Ibu belikan minuman, kamu tunggu di sini!"

Terpopuler

Comments

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Rima itu istri gak tahu diri, baca novel ini dari awal kirain Rima ini anak orang kaya, makanya dia belagu selingkuh, eh tahunya orang tuanya kere 🤦‍♀🤦‍♀
Rima rima terima aja keadaan, yong Aditya segitu baiknya mau apalagi
lanjut thor semangat terus dalam berkarya 💪💪💪

2023-06-08

0

Adi Wawan

Adi Wawan

lanjut Thor pengen cerita aditya

2023-02-04

0

ATIN Supriatin

ATIN Supriatin

lanjut

2023-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 Menurut saja!!!
2 Bisa sendiri!!!
3 Aku hamil Bu!!!
4 Keadaan Rima,
5 Rencana Aditya!!!
6 Rencana Aditya 2!!!
7 Berjanji!!!
8 Maksa banget!!!
9 Butuh bayaran!
10 Pencuri?
11 Penawaran!!!
12 Merasa canggung!!!
13 Dulu?
14 Tidak ada yang seperti kamu!
15 Semakin ketergantungan!
16 Mulai luluh!
17 Menahan malu!
18 Senyuman yang kembali!
19 Menjenguk Rima!
20 Cuma orang yang tidak waras yang mengerti!
21 Tengah berada dalam kekhawatiran...
22 Lalu bagaimana jika selamanya?
23 Tidak berani bermimpi!
24 Keinginan Jessica!
25 Tidak selamanya kebahagiaan bisa di tukar dengan uang!
26 Kebersamaan!!!
27 Bertemu lagi!
28 Gangguan!
29 Ingin dirayu!
30 Tidak ingin diperiksa!
31 Banyak keanehan!
32 Alex harus tahu!
33 Permohonan!
34 Jangan tanya itu lagi!
35 Vanya!
36 Menjenguk Nayla!
37 Minggat!
38 Ingin di rayu!
39 Andai saja tahu dari awal!
40 Sedikit panik,
41 Dasar!
42 Pasien!
43 Kehangatan itu begitu terasa.
44 Saling cinta!
45 Operasi!
46 Kamu bisa melihatnya sendiri!
47 Semoga semua itu bisa terwujud.
48 Tidur untuk selamanya!
49 Mimpi buruk!
50 Terserah pada mu saja!
51 Ke luar kota!
52 Tidak percaya!
53 Sakitnya double!
54 Sepertinya punya dendam padamu!
55 Ini serius?
56 Entah apa yang harus dilakukannya.
57 Dirinya tidak sendirian!
58 Lahiran bersama!
59 Adnan dan Felix harus melihat ini,,
60 Mas, ngatain aku!
61 Hamil lagi!
62 Ompong!
63 Beberapa tahun kemudian!
64 Nikahi Rena!
65 Aku tidak akan mengatakannya!
66 Kenapa dia sangat menyebalkan?
67 Sana jauh-jauh!
68 Rumah Sakit punya Ayah mu. Kenapa bisa kau gila!
69 Di luar pikirannya.
70 Raka yang berbeda!
71 Akal licik yang sudah tersusun rapi.
72 Aku tunggu di kantor mu!
73 Lampu hijau..
74 Pertunangan!
75 Perasaan Adnan!
76 Boleh buat Adek, tapi tidak boleh jadi...
77 Terlalu terkejut...
78 Terlalu pintar menyembunyikan hati yang luka..
79 KTP Nenek mu!
80 Jantungku kenapa berdebar?
81 Tidak ada hubungannya dengan mereka!
82 Kenapa menatap ku begitu?"
83 Masakan Cahaya!
84 Rapat seperti apa yang kalian lakukan barusan?
85 Ayo kita menikah!
86 Menentang keras!
87 Diam dan tunggu!
88 Tidak tahu diri!
89 Bukannya dapat untung malah buntung!
90 Nasib sama!
91 Teror!
92 Sudah jatuh hati pada seorang wanita..
93 Salah paham!
94 Aku tidak masalah!
95 Memilih pergi.
96 Tanpa ingin berpindah lagi...
97 Merasa nyaman...
98 Agar hubungan keduanya tidak kandas...
99 Pernikahan akan tetap berlanjut!
100 Mari kita buktikan!
101 Tidak pernah melakukan hal itu..
102 Maaf!!!
103 Jurus gila!
104 Tidak bisa menuruti keinginannya...
105 Pikirkan juga nasib mu.
106 Aku cinta kamu!
107 Tampan sekali.
108 Figuran..
109 Membantu Nenek-nenek...
110 Tidak bosan memangnya?
111 Menjalani masa hukuman!
112 Bertemu!
113 Ke rumah Ratih!
114 Hilang entah kemana!
115 Pernikahan Felix dan Cahaya!
116 Menikah hari ini juga!
117 Calon suami mu mana?
118 Salah paham!!!!
119 Malam kedua!
120 Masih belum terbiasa!
121 Berbeda dengan pasangan satunya!
122 Kenapa tegang sekali?
123 Malu sekali!
124 Mencintai Adnan sungguh sangat indah...
125 Mas Adnan!
126 Jangan gila! Adnan..
127 Coba pegang dan perhatikan!
128 Tidak usah!
129 Terima kasih!
130 Nggak nolak!
131 Mengerjai Rena!
132 Ingin di akui!
133 Hidup sederhana!
134 Cinta pertama yang berkhianat dengan kejam...
135 Berpura-pura!
136 Ke club!
137 Bukan wanita murahan!
138 Aku masih perawan...
139 Kasihan!
140 Mimpi buruk yang sangat mengerikan...
141 Ampun!
142 Percaya diri!
143 Micin!
144 Mengantar Vanya!
145 Pajangan!
146 Tak ada yang dapat memiliki pria itu...
147 Kesalahan yang sama!
148 Semoga saja mereka berjodoh..
149 Kau bukan selera ku..
150 Perduli setan dengan tanggung jawab...
151 Menepis!
152 Kesalahan Vanya...
153 Membuatnya menjadi tidak karuan..
154 Dalam waktu tujuh hari saja..
155 Vanya dan Vanya...
156 Rindu!
157 Pacaran!
158 Menunggu Felix!
159 Mencoba hal baru!
160 Mainan baru?
161 Mau uang lagi?
162 Menurut saja!
163 Tak percaya rasanya..
164 Anak bau kencur yang sedang di mabuk asmara.
165 Seakan menemukan hal baru,
166 Hanya diam tanpa perduli sama sekali.
167 Aneh?
168 Kakak senior..
169 Kenal nggak?
170 Mainan mu itu hati..
171 Ada apa?
172 Wanita mana yang bisa membuat buaya kelaparan itu tunduk?
173 Gebetan baru!
174 Bocah itu memang sulit untuk di dapatkan,
175 Kapan orang tua mu di rumah?
176 Sangat lama untuk menunggu esok hari.
177 Tidak seperti dibayangkan..
178 Semakin bertekad!
179 Tak suka dengan pengkhianatan..
180 Ketahuan!
181 Malang sekali..
182 Ingin curhat.
183 Keanehan Vanya.
184 Asisten.
185 Gelar yang mencengangkan.
186 Sia-sia saja.
187 Aku kenapa?
188 Dulak..
189 Di usir.
190 Kau lupa punya janji?
191 Terluka lagi.
192 Bersedia menunggu.
193 Bodo amat..
194 Kamu kenapa?
195 Lupa jalan pulang.
196 Mas Riki.
197 Tidak berkurang sama sekali..
198 Dasar duda lapuk!
199 Sedang berada di sebuah jurang pemisah yang siap menerjang.
200 Cepat temui Ibunya.
201 Segera mengakhiri.
202 Hidup dengan masa depan bukan dalam masa lalu,
203 Anak nakal.
204 Tidak percaya.
205 Sejuta kekesalan.
206 Anak-anak kasmaran.
207 Ayah tunggu malam ini.
208 Siapa yang mau dengan mu?
209 Maksud mu?
210 Vanya hanya bisa diam.
211 Aku mencintainya.
212 Semuanya benar-benar sangat kacau.
213 Apakah kali ini juga harus terluka?
214 Bantuan Ninda.
215 Masa depanmu masih panjang.
216 Semua pasti ada jalan keluarnya.
217 Kapan kebahagiaan itu dirasakan olehnya.
218 Hanya ada kejengkelan.
219 Berjanji.
220 Mas janji.
221 Semuanya tidak akan semudah itu.
222 Masa lalu yang kelam adalah alasan dari segalanya.
223 Dia lebih membutuhkan pria itu dari pada kita!
224 Terserah Mas saja.
225 Ke rumah Riki..
226 Cobaan ini sangat berat.
227 Mungkin kali ini ada jalan terbaiknya.
228 Waktu satu bulan.
229 Awal dari sebuah kebahagiaan.
230 Di mana pun akan terasa indah.
231 Receh.
232 Menjijikan sekali.
233 Tidak menyangka bisa seperti ini.
234 Pingsan.
235 Kebahagiaan Adnan.
236 Merasa lega.
237 Terlalu jujur.
238 Kolam renang.
239 Penuh perjuangan.
240 Tidak mau calon istri kelelahan.
241 Membongkar rahasia.
242 Restu.
243 Kedatangan Reyna dan Nanda.
244 Sama-sama aneh.
245 Cenat-cenut.
246 Ujian untuk orang yang akan menikah.
247 Marahan.
248 Dasar bocah...
249 Merasa heran.
250 Hujan-hujanan.
251 Sekedar pelukan.
252 Felix saja sudah harus diseganinya.
253 Ketiduran.
Episodes

Updated 253 Episodes

1
Menurut saja!!!
2
Bisa sendiri!!!
3
Aku hamil Bu!!!
4
Keadaan Rima,
5
Rencana Aditya!!!
6
Rencana Aditya 2!!!
7
Berjanji!!!
8
Maksa banget!!!
9
Butuh bayaran!
10
Pencuri?
11
Penawaran!!!
12
Merasa canggung!!!
13
Dulu?
14
Tidak ada yang seperti kamu!
15
Semakin ketergantungan!
16
Mulai luluh!
17
Menahan malu!
18
Senyuman yang kembali!
19
Menjenguk Rima!
20
Cuma orang yang tidak waras yang mengerti!
21
Tengah berada dalam kekhawatiran...
22
Lalu bagaimana jika selamanya?
23
Tidak berani bermimpi!
24
Keinginan Jessica!
25
Tidak selamanya kebahagiaan bisa di tukar dengan uang!
26
Kebersamaan!!!
27
Bertemu lagi!
28
Gangguan!
29
Ingin dirayu!
30
Tidak ingin diperiksa!
31
Banyak keanehan!
32
Alex harus tahu!
33
Permohonan!
34
Jangan tanya itu lagi!
35
Vanya!
36
Menjenguk Nayla!
37
Minggat!
38
Ingin di rayu!
39
Andai saja tahu dari awal!
40
Sedikit panik,
41
Dasar!
42
Pasien!
43
Kehangatan itu begitu terasa.
44
Saling cinta!
45
Operasi!
46
Kamu bisa melihatnya sendiri!
47
Semoga semua itu bisa terwujud.
48
Tidur untuk selamanya!
49
Mimpi buruk!
50
Terserah pada mu saja!
51
Ke luar kota!
52
Tidak percaya!
53
Sakitnya double!
54
Sepertinya punya dendam padamu!
55
Ini serius?
56
Entah apa yang harus dilakukannya.
57
Dirinya tidak sendirian!
58
Lahiran bersama!
59
Adnan dan Felix harus melihat ini,,
60
Mas, ngatain aku!
61
Hamil lagi!
62
Ompong!
63
Beberapa tahun kemudian!
64
Nikahi Rena!
65
Aku tidak akan mengatakannya!
66
Kenapa dia sangat menyebalkan?
67
Sana jauh-jauh!
68
Rumah Sakit punya Ayah mu. Kenapa bisa kau gila!
69
Di luar pikirannya.
70
Raka yang berbeda!
71
Akal licik yang sudah tersusun rapi.
72
Aku tunggu di kantor mu!
73
Lampu hijau..
74
Pertunangan!
75
Perasaan Adnan!
76
Boleh buat Adek, tapi tidak boleh jadi...
77
Terlalu terkejut...
78
Terlalu pintar menyembunyikan hati yang luka..
79
KTP Nenek mu!
80
Jantungku kenapa berdebar?
81
Tidak ada hubungannya dengan mereka!
82
Kenapa menatap ku begitu?"
83
Masakan Cahaya!
84
Rapat seperti apa yang kalian lakukan barusan?
85
Ayo kita menikah!
86
Menentang keras!
87
Diam dan tunggu!
88
Tidak tahu diri!
89
Bukannya dapat untung malah buntung!
90
Nasib sama!
91
Teror!
92
Sudah jatuh hati pada seorang wanita..
93
Salah paham!
94
Aku tidak masalah!
95
Memilih pergi.
96
Tanpa ingin berpindah lagi...
97
Merasa nyaman...
98
Agar hubungan keduanya tidak kandas...
99
Pernikahan akan tetap berlanjut!
100
Mari kita buktikan!
101
Tidak pernah melakukan hal itu..
102
Maaf!!!
103
Jurus gila!
104
Tidak bisa menuruti keinginannya...
105
Pikirkan juga nasib mu.
106
Aku cinta kamu!
107
Tampan sekali.
108
Figuran..
109
Membantu Nenek-nenek...
110
Tidak bosan memangnya?
111
Menjalani masa hukuman!
112
Bertemu!
113
Ke rumah Ratih!
114
Hilang entah kemana!
115
Pernikahan Felix dan Cahaya!
116
Menikah hari ini juga!
117
Calon suami mu mana?
118
Salah paham!!!!
119
Malam kedua!
120
Masih belum terbiasa!
121
Berbeda dengan pasangan satunya!
122
Kenapa tegang sekali?
123
Malu sekali!
124
Mencintai Adnan sungguh sangat indah...
125
Mas Adnan!
126
Jangan gila! Adnan..
127
Coba pegang dan perhatikan!
128
Tidak usah!
129
Terima kasih!
130
Nggak nolak!
131
Mengerjai Rena!
132
Ingin di akui!
133
Hidup sederhana!
134
Cinta pertama yang berkhianat dengan kejam...
135
Berpura-pura!
136
Ke club!
137
Bukan wanita murahan!
138
Aku masih perawan...
139
Kasihan!
140
Mimpi buruk yang sangat mengerikan...
141
Ampun!
142
Percaya diri!
143
Micin!
144
Mengantar Vanya!
145
Pajangan!
146
Tak ada yang dapat memiliki pria itu...
147
Kesalahan yang sama!
148
Semoga saja mereka berjodoh..
149
Kau bukan selera ku..
150
Perduli setan dengan tanggung jawab...
151
Menepis!
152
Kesalahan Vanya...
153
Membuatnya menjadi tidak karuan..
154
Dalam waktu tujuh hari saja..
155
Vanya dan Vanya...
156
Rindu!
157
Pacaran!
158
Menunggu Felix!
159
Mencoba hal baru!
160
Mainan baru?
161
Mau uang lagi?
162
Menurut saja!
163
Tak percaya rasanya..
164
Anak bau kencur yang sedang di mabuk asmara.
165
Seakan menemukan hal baru,
166
Hanya diam tanpa perduli sama sekali.
167
Aneh?
168
Kakak senior..
169
Kenal nggak?
170
Mainan mu itu hati..
171
Ada apa?
172
Wanita mana yang bisa membuat buaya kelaparan itu tunduk?
173
Gebetan baru!
174
Bocah itu memang sulit untuk di dapatkan,
175
Kapan orang tua mu di rumah?
176
Sangat lama untuk menunggu esok hari.
177
Tidak seperti dibayangkan..
178
Semakin bertekad!
179
Tak suka dengan pengkhianatan..
180
Ketahuan!
181
Malang sekali..
182
Ingin curhat.
183
Keanehan Vanya.
184
Asisten.
185
Gelar yang mencengangkan.
186
Sia-sia saja.
187
Aku kenapa?
188
Dulak..
189
Di usir.
190
Kau lupa punya janji?
191
Terluka lagi.
192
Bersedia menunggu.
193
Bodo amat..
194
Kamu kenapa?
195
Lupa jalan pulang.
196
Mas Riki.
197
Tidak berkurang sama sekali..
198
Dasar duda lapuk!
199
Sedang berada di sebuah jurang pemisah yang siap menerjang.
200
Cepat temui Ibunya.
201
Segera mengakhiri.
202
Hidup dengan masa depan bukan dalam masa lalu,
203
Anak nakal.
204
Tidak percaya.
205
Sejuta kekesalan.
206
Anak-anak kasmaran.
207
Ayah tunggu malam ini.
208
Siapa yang mau dengan mu?
209
Maksud mu?
210
Vanya hanya bisa diam.
211
Aku mencintainya.
212
Semuanya benar-benar sangat kacau.
213
Apakah kali ini juga harus terluka?
214
Bantuan Ninda.
215
Masa depanmu masih panjang.
216
Semua pasti ada jalan keluarnya.
217
Kapan kebahagiaan itu dirasakan olehnya.
218
Hanya ada kejengkelan.
219
Berjanji.
220
Mas janji.
221
Semuanya tidak akan semudah itu.
222
Masa lalu yang kelam adalah alasan dari segalanya.
223
Dia lebih membutuhkan pria itu dari pada kita!
224
Terserah Mas saja.
225
Ke rumah Riki..
226
Cobaan ini sangat berat.
227
Mungkin kali ini ada jalan terbaiknya.
228
Waktu satu bulan.
229
Awal dari sebuah kebahagiaan.
230
Di mana pun akan terasa indah.
231
Receh.
232
Menjijikan sekali.
233
Tidak menyangka bisa seperti ini.
234
Pingsan.
235
Kebahagiaan Adnan.
236
Merasa lega.
237
Terlalu jujur.
238
Kolam renang.
239
Penuh perjuangan.
240
Tidak mau calon istri kelelahan.
241
Membongkar rahasia.
242
Restu.
243
Kedatangan Reyna dan Nanda.
244
Sama-sama aneh.
245
Cenat-cenut.
246
Ujian untuk orang yang akan menikah.
247
Marahan.
248
Dasar bocah...
249
Merasa heran.
250
Hujan-hujanan.
251
Sekedar pelukan.
252
Felix saja sudah harus diseganinya.
253
Ketiduran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!