Butuh waktu beristirahat untuk memulihkan kondisi tubuh, tetapi bagaimana dengan Reyna?
"Kamu kenapa?"
Rima tersentak saat melihat Aditya yang tiba-tiba berada di sampingnya.
"Dok, saya pamit dulu yah tidak lama," pamit Rima sambil berjalan menuju gerbang.
"Kamu mau kemana?" Aditya memegang lengan Rima, hingga tidak bisa melanjutkan langkah kakinya.
"Sebentar saja Dok," ucap Rima.
"Aku antarkan!" Aditya menarik tangan Rima untuk kembali naik ke mobil, kemudian dirinya juga kembali melajukan mobilnya.
"Dok, saya naik taksi saja, tidak apa-apa" ucap Rima.
"Kemana?" Aditya melajukan mobilnya sambil bertanya tujuan Rima, tidak perduli pada penolakan Rima.
"Kantor polisi," ucap Rima. Terpaksa Rima menjawabnya kemudian Aditya pun segera menuju kantor polisi sesuai arahan Rima.
Sesampainya di depan kantor polisi, Rima pun melihat sepeda motornya yang terparkir. Tidak ada yang berubah semua masih sama, bahkan benar apa yang dikatakan oleh Reyna pada nomor plat masih ada namanya.
"Ini punya kamu kan?" apa yang tidak Aditya tahu tentang Rima? Aditya jika sudah jatuh hati maka tidak akan melewatkan sesuatu yang memang disukai oleh wanitanya.
Walaupun sekecil noda.
Rima menggeleng kemudian masuk dengan cepat menemui Reyna, Nanda dan juga seorang wanita yang tidak dikenali entah siapa.
"Rima," segera Reyna berjalan cepat mendekati Rima.
"Itu sepeda motor kamu kan?" tanya Rima lagi dengan tidak sabaran.
"Itu sepeda motor saya, saya baru saja membelinya," wanita yang tidak dikenali identitas nya itu pun tetap membela dirinya dan meyakinkan itu adalah miliknya.
"Aku udah jual beberapa hari yang lalu, itu bukan punya aku lagi, Reyna" jelas Rima dengan suara pelan.
"Kamu jual?" Reyna benar-benar terkejut mendengarnya.
"Bukannya kamu sayang banget sama itu motor? kamu menabung untuk membelinya," ucap Reyna lagi.
"Maaf Mbak yah, ini sahabat saya. Itu memang barang kesayangan saya dan saya sudah menjualnya, sekali lagi saya mohon maaf," tutur Rima pada wanita yang di tuduh Reyna sebagai maling.
"Dengerin itu, sekarang saya yang mau melaporkan anda," ancam wanita tersebut penuh kemarahan.
"Mbak saya suaminya dan saya mohon maaf atas kesalahan istri saya," dengan cepat Nanda berusaha berharap masalah ini tidak sampai diperpanjang.
Mengingat istrinya tengah hamil muda.
"Saya juga minta maaf Mbak, sahabat saya baik dan sangat sayang pada saya, ini hanya salah paham," sekali lagi Rima meminta maaf pada wanita itu, agar semua tetap baik-baik saja.
"Rima, kamu serius udah jual motornya? buat apa? kamu butuh uang?" tanya Reyna bertubi-tubi.
Rima mengangguk dengan berat, dirinya merasa malu karena berteman dengan orang-orang berada. Dirinya yang dari kalangan bawah tidak ingin menunjukkan kesulitannya, apalagi di anggap memanfaatkan persahabatan mereka.
"Mbak saya minta maaf atas kejadian ini, saya akan membeli motor itu lagi," papar Aditya yang akhirnya angkat bicara setelah diam dari tadi hanya menyaksikan saja.
"Saya nggak jual, saya sudah di perlakukan seperti maling tadi dan waktu saya juga sudah sangat di rugikan gara-gara ini," kata wanita itu masih dengan penuh kemarahan.
"Seratus juta!" tawar Aditya yang langsung membuat semua orang terdiam, tercengang begitu mendengar penawaran Aditya barusan.
"Dok, saya..." Rima terdiam saat Aditya mengangkat tangannya meminta untuk diam.
"Seratus lima puluh juta! apa masih kurang?" tanya Aditya lagi pada wanita yang masih dalam keterkejutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
2023-02-09
1
Rahmad Wicakj Sono
,lanjut lagi thor
2023-02-09
1