.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
Nia dan David sudah sampai dikediaman David. Saat baru sampai Nia sudah di kagetkan dengan tangisan Nada, sedangkan David terlihat sedang menerima telepon. David meminta Nia untuk segera masuk kerumah terlebih dahulu. Nada menangis seperti orang yang kesakitan, Nia segera berlari masuk kerumah dan mencari keberadaan Nada. Dia mendapati Nada yang menangis hanya dengan ditemani dengan pengasuhnya saja.
" Nada sayang kenapa menangis ?" Tanya Nia menghampiri Nada.
Mendengar suara Nia membuat Nada langsung mendongakkan kepalanya dan melihat kearah Nia, Nada memeluk Nia dengan erat seakan enggan untuk berpisah.
" Mama Nia kenapa baru datang ? Nada tungguin dari tadi." Seru Nada sambil terisak.
" Maaf ya sayang tadi kak Nia masih ada pekerjaan yang harus kakak kerjakan terlebih dahulu. Jangan menangis ya, kak Nia kan sudah ada disini." Ucap Nia bicara dengan lembut.
Nia tetap menyebut dirinya dengan panggilan kakak bukan mama. Dia merasa panggilan mama itu terlalu berlebihan, apalagi David juga pasti tidak akan setuju dengan dia yang menyebut dirinya dengan panggilan mama.
" Memangnya yang lainnya pada kemana mbak ?" Tajya Nia kepada pengasug Nada.
" Tuan dan Nyonya serta Non Miska ada acara di luar Mbak. Tadi saat Tuan David keluar, nona Nada masih tidur jadi saat bangun dia menangis seperti ini. " Jawab mbak Nur serius.
Nia hanya menganggukkan kepalanya, dia menggendong Nada dan hendak membawanya masuk kekamar. Dari pintu masuk baru terlihat David memasuki rumahnya setelah cukup lama dia menerima telepon diluar.
" Mau kamu bawa kemana anakku !" Seru David dengab suara dinginnya.
" Mau saya bawa kekamar Tuan." Jawab Nia dengan jujur. Sebenarnya dia sangat malas berbicara dengan David apalagi dia memang masih kesal dengan David.
David hanya mengibaskan tangannya pertanda dia meminta Nia segera pergi dari hadapannya. David sendiri masuk ke ruangan kerjanya, mengerjakan pekerjaan yang belum selesai. Semenjak kematian istrinya, David memang gila kerja. Dia menyibukkan dirinya dengan pekerjaan sampai terkadang dia lupa waktu.
Sementara itu dikamar Nada, Nia sedang memeriksa keadaan Nada. Nada hanya kelelahan sebab dia terlalu lama menangis .
" Sekarang Nada minum air putih dulu ya, setelah itu nanti bisa bermain sama kak Nia." Ucap Nia bicara dengan lembut.
" Mama Nia. Nada mau panggilnya mama bukan kakak." Ucap Nada dengan wajah cemberut.
" Tapi saya ini bukan mama nya Nada. Saya hanya dokter untuk Nada saja." Ucap Nia.
Nia hanya tidak mau Nada semakin berharap untuk bisa menjadikan Nia sebagai mamanya. Jangankan untuk nenjadi mamanya Nada, untuk menjadi dokter pribadi Nada sebenarnya Nia harus fikir panjang terlebih dahulu. Bukan tidak mau untuk menjadi dokter pribadinya Nada, akan tetapi Nia mencoba agar tidak terlalu sering berinteraksi dengan David.
Sifat arogan David yang membuat Nia malas untuk berinteraksi dengannya. Mendengar penjelasan Nia, membuat Nada cemberut dan langsung bersedih. Bahkan Nada langsung meneteskan air matanya.
" Kenapa Nada menangis lagi? Apa kak Nia ada salah sama Nada?" Tanya Nia dengan lembut sambil mengusap pipi Nia.
" Mama Nia kenapa Nada tidak boleh panggil mama ? Nada sudah tidak punya mama ." Ucap Nada sambil terisak.
Deg...
Seketika hati Nia jadi membeku, ternyata penolakannya tadi sudah membuat Nada bersedih. Nia menjadi merasa bersalah sudah membuat Nada menangis. Nada memeluk Nia sambil terisak , bocah 4 tahun itu sangat merindukan sosok mama dalam hidupnya.
* Maafkan aku Nada. Aku sudah membuat kamu menangis, jika kamu mau memanggilku mama baiklah aku tidak masalah. Mungkin dengan begitu kamu bisa tersenyum bahagia dan menjalani kehidupmu dengan ceria lagi.* Gumam Nia dalam hatinya.
" Emmm... Baiklah. Nada boleh panggil dengan panggilan Mama. Tapi, Nada harus janji jika Nada tidak akan menangis atau bersedih lagi." Ucap Nia sambil menghapus air mata Nada.
" Horre.. Asiiikk aku punya mama baru. " Seru Nada dengan bahagianya.
Dibalik pintu kamar Nada sedari tadi David mendengar percakapan antara Nada dan Nia. David tetap beranggapan jika Nia hanya ingin memanfaatkan anaknya saja. Kebaikan Nia dianggap hanya untuk cari perhatian saja kepada David.
* Pintar sekali wanita itu. Dia sama sekali tidak ada sedih - sedihnya padahal tadi baru putus dengan pacarnya. Bagaimana mau sedih jika hilang satu tumbuh sepuluh , murahan dan menjijikan.* Gumam David dari balik pintu kamar Nada.
David tidak jadi masuk kekamar Nada, dia lebih memilih menjauh.
Sampai sekarang David tidak bisa melupakan almarhum mantan istrinya, Hera. Cintanya tetap terpatri untuk Hera seorang, dan menganggap semua wanita yang saat ini mendekatinya hanya untuk mengincar uang nya saja. Sosok Hera yang cantik dan sederhana membuat David jatuh cinta. Hera wanita pertama yang bisa mengetuk hati David dan membuat David jatuh cinta.
* Hera kenapa kamu lebih dulu meninggalkanku, aku merindukanmu sayang * Gumam David sembari memandang foto pernikahannya yang masih terpajang rapi di dinding ruang keluarga.
" Tuan David." Seru Nia mengagetkan David.
" Ada apa ? " Tanya David dengan gigi gemerletuk menahan amarahnya karena Nia sudah mengganggu dirinya yang sedang melamunkan mantan istrinya.
" Maaf Tuan kalau saya mengganggu. Saya hanya mau minta izin membawa Non Nada keluar dari rumah. Saya ingin mengajak Non Nada bermain di taman dekat komplek yang ada di ujung komplek itu." Ucap Nia takut - takut.
" Jangan pernah bawa anakku keluar dari rumah. Kamu mau apa mengajak dia ketaman? Kamu ada janji dengan pelangganmu ? Murahan, menjijikan! Jangan pernah memanfaatkan anakku. Paham!!" Ucap David dengan lantang sampai Nia tersentak kaget.
Nia mengepalkan kedua tangannya, jika saja bukan karena permintaan Nada sudah pasti Nia juga tidak akan mau bicara dengan David. Dia lebih memilih menghindari David, bicara dengan David hanya membuat senam jantung dan menguci adrenalinnya. Sudah arogan ditambah mulut David yang terasa sangat pedas saat berbicara.
* Apakah dia tidak bisa bicara dengan pelan, bahkan dia tetap saja menganggapku wanita murahan. Kejadian di hotel tadi benar - benar membuat aku syok dan terpukul sedikitpun pria ini tidak ada rasa kasihan untukku. Tidak perlu dia mengataiku wanita murahan. Apa orang kaya memang semua bermulut seperti ini. * Gumam Nia dalam batinnya.
" Pergi dari hadapanku !" Bentak David.
" Iya Tuan." Jawab Nia sambil menundukkan kepalanya.
Nia dan Nada akhirnya hanya bermain di taman belakang rumah saja. Bagi Nada tidak masalah jika hanya bermain dirumah, yang penting ditemani oleh Nia. Tawa ceria Nada dapat mengobati sedikit kesedihan yang Nia rasakan, bibirnya bisa tersenyum namun dalam hatinya saat ini masih merasakan kesedihan dan sakit hati yang mendalam.
* Mas Vito. Apa sehina itu kamu menilai diriku mas. Apa kebersamaan kita selama ini belum cukup untuk kamu bisa mengenal diriku. Begitu teganya kamu menghina dan merendahkanku. Aku berjanji tidak akan lagi bersedih karena kamu, ini air mata terakhir aku menangisimu* Gumam Nia sambil mengusap tetesan air matanya.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Christina Hartini
kenapa David begitu menghina Nia , kl gk tahan hinaan David kamu risain aja jd dokter, lebih baik jualan sayuran saja dan Nada biar yg ngurusin David sendiri,
2023-06-19
2
Mita Andromeida
lebih baik keluar saja Nia dari rumah sakitnya David dari pada tiap hari makan hati...
2023-06-10
0
Dewiajjah
masih nyimak klu masih d tindas trus g seru smangat tor💪
2023-06-07
0