.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
Hari pertama masuk kerja di rumah sakit sudah membuat Nia mendapat peringatan langsung dari David sang pemilik Rumah Sakit. Beruntung dia tidak dipecat oleh David, sebab Pak Irawan yang memohon kepada David agar tidak memecat Nia. Nia salah satu dokter muda baru yang berprestasi, meskipun baru sehari kerja Pak Irawan sudah tahu dan yakin jika Nia akan menjadi dokter yang hebat dan sukses. Pak Irawan sudah mengamati Nia sejak Nia magang di rumah sakit selama 3 bulan.
Nia sangat beruntung mempunyai atasan seperti Pak Irawan. Seandainya tadi Pak Irawan tidak memohon agar dirinya tidak dipecat mungkin saat ini dia sudah menjadi pengangguran.
" Huuhhh... hari yang melelahkan, semoga saja hari esok akan menjadi lebih baik lagi. Lagi pula si David itu juga tidak setiap hari datang ke rumah sakit, kata Pak Irawan mungkin seminggu atau sebulan sekali dia mengecek rumah sakit. Dia lebih sibuk di perusahaannya, apalagi perusahaan dia memang perusahaan terbesar di kota ini. Berarti dia kaya raya dong, tapi sombong dan arogant. Idih amit - amit aku ketemu dia lagi." Ucap Nia yang kini duduk di bangku taman kecil yang ada di Rumah sakit sambil menunggu Vito menjemputnya.
Cukup lama Nia menunggu akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, meskipun telat selama 15 menit. Bagi Nia tidak masalah, apalagi sore begini memang jamnya orang pulang kerja sehingga jalan pasti sudah mulai ramai dan macet. Jarak dari perusahaan tempat Vito ke Rumah sakit juga lumayan jauh.
" Maaf Nia aku terlambat lagi." Ucap Vito merasa bersalah.
" Tidak apa - apa kak. Inikan memang sudah sore pasti jalanan mulai macet." Ucap Nia bisa mengerti.
" Baiklah mau langsung pulang apa cari makan dulu?." Tanya Vito menawarkan untuk mencari makan.
" Pulang saja ya kak, pasti ibu juga sudah memasak dirumah. Tidak enak kalau makan diluar terus menerus." Ucap Nia menolak secara halus.
Vito mengangguk lalu membukakan pintu mobil untuk Nia. Setelah pintu mobil terbuka, Nia masuk dan duduk di samping kemudi. Vito melajukan mobilnta dengan kecemlpatan sedang, karena jalanan memang sudah ramai. Saat di perjalanan Vito menanyakan hari pertama Nia bekerja.
Nia hanya menjawab pekerjaan hari ini menyenangkan dan seperti biasa, saat dia magang dulu. Namun dulu dia hanya bekerja sebagai asisten dokter tapi sekarang dia bekerja sebagai dokternya sendiri. Nia tidak menceritakan kejadian yang tadi terjadi di rumah sakit dia tidak mau membuat Vito kepikiran apalagi mengkhawatirkannya.
Setelah 1 jam perjalanan akhirnya mobil yang dikendarai Vito sudah sampai di rumah Nia. Rumah yang cukup sederhana, yang hanya terdiri dari beberapa ruangan. Hanya ada 2 kamar tidur, ruang tamu dan dapur menjadi satu dengan ruang makan. Bahkan untuk mandi pun masih harus keluar kamar, sebab di kamar tidak ada kamar mandi, kamar mandi ada didekat dapur. Meskipun rumahnya sangat sederhana, Nia tetap bersyukur masih mempunyai rumah yang bisa mereka gunakan untuk berteduh.
" Kak Vito mau mampir dulu ?" Tanya Nia dengan ramah.
" Sepertinya aku langsung pulang saja Nia, karena ini juga sudah mau maghrib. Tidak baik maghrib begini bertamu kerumah orang. Salam saja ya untuk ibu, maaf tidak bisa mampir. Besok pagi aku jemput lagi ya." Ucap Vito menolak secara halus.
" Baiklah Kak, kalau begitu hati-hati ya. Nanti salamnya Nia sampaikan sama ibu, mungkin Ibu lagi di dalam kamar jadi dia tidak tahu kalau Nia sudah pulang. Jangan lupa kabari Nia kalau sudah sampai rumah." Ucap Nia dengan lembut dan tersenyum manis sehingga Vito. semakin gemas melihat Nia.
Sebenarnya Vito sudah ingin menikahi Nia, tetapi Nia belum mau karena dia masih ingin berkarir. Apalagi Nia baru saja lulus kuliah. Tetapi orang tua Vito sampai sekarang belum tahu hubungan Vito dengan Nia. Vito sendiri masih belum berani mengenalkan Nia kepada orang tuanya. Karena Vito tahu kedua orang tuanya adalah orang yang memandang segalanya dengan harta. Bahkan mereka sudah mencarikan jodoh untuk Vito seorang wanita yang terpandang dan berpendidikan.
" Loh Nia kamu sudah pulang nak ? Maaf Ibu tadi ketiduran jadi tidak tahu kalau kamu pulang. Kamu diantar nak Vito?." Tanya Ibu Karti dengan lembut.
" Iya Bu, Nia tadi diantar sama kak Vito. Tpi kak Vito sudah langsung pulang karena sudah mau magrib, dia tidak enak masih magrib ada di rumah kita. Oh Ibu tadi ketiduran ya ? Tidak apa-apa Bu , pasti ibu capekkan ?Pantas saja tadi Nia mengucapkan salam tidak ada yang menyahut, kalau begitu Nia mandi dulu ya bu. Setelah itu kita sholat magrib bersama." Ucap Nia dengan lembut lalu mencium tangan ibunya karena tadi belum mencium tangan sang ibu.
" Iya Nak." Jawab ibu Karti dengan lembut.
Nia masuk ke kamarnya dan meletakkan tas kerjanya, serta melepas sepatu. Setelah itu Nia mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu kamarnya, lalu dia keluar kamar menuju kamar mandi yang ada di dekat dapur. Tidak membutuhkan waktu lama Nia sudah selesai mandi sekaligus mengambil wudhu. Selesai memakai baju Nia dan Ibu Karti melaksanakan salat Maghrib berjamaah.
" Kita masak bersama-sama ya Bu, hari hari ini Nia mau makan sama tumis kangkung sama telur ceplok. Kita masak yang cepat saja ya Bu."Ucap Nia sambil tersenyum dengan bahagia sehingga rasa lelah yang ada pada Ibu Karti seketika menghilang.
" Iya nak. Baiklah kamu siapkan bumbunya, biar ibu ambil kangkungnya dibelakang. " Ucap ibu Karti.
Dibelakang rumah Nia memang banyak sayuran seperti kangkung, bayam, sawi dan ada juga tomat serta cabai meskipun tidak terlalu banyak itu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bahkan untuk sayuran ibu Karti juga menjualnya kepasar, dengan sayuran itulah mereka selama ini bertahan hidup. Terkadang dulu Nia juga membantu sebagai tukang cuci gosok dirumah tetangga. Tetapi setelah lulus kuliah ini Nia sudah tidak mengambil job cuci gosok lagi.
" Sudah sekarang ibu duduk saja. Biar Nia yang mengekaekusi kangkung ini." Ucap Nia lembut.
" Kamu seharian bekerja ? Apa tidak capek?" Tanya ibu Karti takut jika Nia kecapean.
" Tidak dong bu. Nia ini wanita strong, cuma memasak saja masih kuat bu." Ucap Nia sambil terkekeh kecil.
Ibu Karti mengangguk dan diapun duduk dikursi kayu yang biasa mereka duduki saat makan. Dua kursi kayu dan 1 meja saja yang ada di dapur itu. Bahkan mereka tidak punya lemari untuk menyimpan makanan mereka.
" Taraaa masakannya sudah jadi. Mari kita makan Bu." Ucap Nia dengan senang.
" Masakan kamu memang enak Nia, dari baunya saja sudah menggugah selera. Meskipun hanya tumis kangkung dan telor ceplok pasti sangat enak jika kamu yang mengolahnya. Maafkan ibu Nia, selama ini ibu belum bisa memberikan kehidupan yang layak untuk kamu. Hampir setiap hari kita makan seperti ini." Ucap ibu Karti dengan wajah sedih.
" Bu, jangan bicara seperti itu. Nia tidak akan menuntut lebih bu. Justru Nia yang seharusnya meminta maaf, karena Nia sebagai anak belum bisa membahagiakan ibu. Tapi sekarang Nia sudah bekerja, nanti gaji Nia untuk ibu. Ibu mau makan apa dan mau beli apapun Nia tidak akan marah. Karena Nia seperti yang sekarang ini juga berkat doa dan kerja keras ibu." Ucap Nia dengan lembut lalu memeluk Ibunya.
" Terimakasih nak. Ibu bangga mempunyai anak seperti kamu. Sekarang kita makan dulu ya, setelah itu kamu istirahat." Ucap ibu Karti.
Nia mengangguk dan tersenyum dengan hangat, mereka akhirnya makan malam bersama dengan menu yang sangat sederhana. Mereka terkadang memasak daging disaat lebaran saja. Sebab dari itulah Nia suka tidak tega jika makan diluar,apalagi makan makanan yang enak dan mahal. Dulu awal - awal pacaran Vito sering membawakan sembako dan bahan makanan yang lainnya. Namun Niapun akhirnya melarang Vito untuk membawakan itu semua. Nia tidak mau merepotkan Vito apalagi Vito hanya sebatas pacar saja.
* Maafkan ibu ya Nak. Kamu harus merasakan hidup susah, seandainya jika ayah mu tidak tergoda dengan janda kaya itu kita pasti tidak akan hidup susah begini. Sampai kapanpun Ibu tidak akan memaafkan Ayah mu. Ayahmu sudah membawa tabungan ibu demi Janda kaya itu.* Gumam Ibu Karti dalam hatinya.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Lena Sari
tetap semangat ya Nia,biarpun mkn daging sekali setahun,tp ibu hebatmu telah menjadikan dirimu seorang dokter yg hebat.
2023-09-13
0
Thyka
jangan2 mamanya Vito yg pelakor
2023-07-12
0
Christina Hartini
jadilah anak yg tetap sabar dan penyayang PD sesama Nia, meskipun bapakmu ternyata jahat pd ibumu dan kamu🤭🙏
2023-06-18
1