Pengasuh Ibuku

Pengasuh Ibuku

bab 1

Bab 1

Seorang gadis nampak tengah berdiri dengan gugup di depan seorang pria berwajah dingin dan jutek yang tengah memandangi gadis tersebut. Gadis bernama Diah itu terus menundukkan kepala tanpa berani menatap wajah pria jutek yang saat ini tengah melotot padanya.

"Kamu yang namanya Diah?" tanya pria bernama Ardi itu.

Diah menelan ludah kasar. Meskipun ia merasa gugup, tapi gadis itu berusaha sebaik mungkin untuk tetap bersikap sopan di depan calon majikannya.

Ya, saat ini Diah tengah berhadapan dengan pria yang akan menjadi majikannya. Ardi, seorang pria muda yang mempunyai ibu yang tengah menderita kelumpuhan. Karena tak bisa menjaga ibunya dan harus bekerja, Ardi pun mencarikan pengasuh untuk bisa merawat ibunya yang saat ini hanya bisa berbaring di ranjang tanpa dapat beraktivitas dengan normal.

"Kamu yakin kamu bisa merawat orang tua lumpuh?" tanya Ardi dengan nada meremehkan pada Diah.

Diah mengangguk dengan yakin. Gadis itu cukup percaya diri dengan kemampuannya merawat pasien yang mengalami sakit parah.

"Saya pernah merawat ibu saya sebelumnya. Kebetulan ibu saya juga mengalami stroke sampai meninggal. Saya yakin saya bisa merawat ibu tuan dengan baik," ujar Diah mencoba meyakinkan Ardi untuk mempercayai kemampuannya.

"Paling kamu cuma tahan seminggu," cibir Ardi.

Seperti pengasuh-pengasuh yang sebelumnya, Ardi nampak pesimis dan tidak cukup percaya dengan kemampuan Diah dalam mengasuh ibunya. Sudah banyak pengasuh yang menyerah dan memilih untuk berhenti dalam merawat Bu Dewi, ibu dari Ardi.

Hal ini pun hampir membuat Ardi putus asa dalam mencarikan pengasuh untuk ibunya. Sudah puluhan pengasuh yang merawat ibunya, tapi mereka tidak mampu bertahan lama dan pergi begitu saja hanya dalam waktu kurang dari satu bulan bekerja. Meskipun diberi bayaran tinggi, nyatanya tak ada yang betah merawat wanita tua yang rewel itu.

"Sebelumnya sudah banyak perawat dan pengasuh yang mencoba mengurus mama saya, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang bertahan. Semoga kamu bisa bertahan lebih dari satu minggu!" ujar Ardi kembali meremehkan Diah.

Pria itu sudah tak mau lagi berharap banyak. Ardi sudah pasrah jika Diah juga akan menyerah nantinya.

"Saya akan berusaha merawat ibu Tuan dengan baik." Hanya itu yang bisa Diah sampaikan pada Ardi demi bisa mendapatkan pekerjaan ini.

Tanpa ingin banyak berbasa-basi, Ardi pun langsung meminta Diah untuk langsung bekerja merawat ibunya. Pria itu menjelaskan dengan detail hal apa saja yang harus dilakukan oleh Diah untuk mengurus ibunya yang mengalami kelumpuhan.

"Mamaku menderita stroke dan hanya bisa berbaring di ranjang. Tugas kamu merawat Mama dari bangun tidur hingga tidur lagi. Mama tidak bisa melakukan apa pun sendiri, jadi semuanya kamu yang akan mengurus. Kamu harus selalu siap siaga saat Mama membutuhkan. Mama ... agak rewel. Jadi kamu harus memaklumi dan tetap bersikap sopan pada Mama meski apa pun yang Mama lakukan padamu. Kamu paham?"

Diah mengangguk. Ardi terus mengoceh, memberikan penjelasan mengenai pekerjaan apa saja yang harus dilakukan oleh Diah.

"Saya mengerti, Tuan."

"Mama saya namanya Dewi. Usianya belum terlalu tua. Mama saya belum ada enam puluh tahun. Baru berusia 54 tahun, tapi Mama saya sudah mengalami kelumpuhan. Tolong kamu lebih sabar dalam menghadapi Mama saya!" perintah Ardi masih dengan nada bicara yang ketus pada Diah.

Tak lama kemudian, Ardi pun mengantar Diah menuju ke kamar Bu Dewi. Begitu Ardi membuka pintu, Diah langsung disuguhi sosok wanita paruh baya yang tengah terbaring lemah di ranjang.

"Mama!" panggil Ardi pada sang ibu dengan suara lembut.

Bu Dewi yang tengah berbaring dengan tatapan kosong, langsung menoleh ke arah pintu dan tersenyum pada putranya. Namun, senyum wanita itu langsung buyar begitu ia melihat seorang gadis yang berjalan di belakang Ardi.

"Ini Mamaku," ujar Ardi memperkenalkan Bu Dewi pada Diah.

"Ma, ini pengasuh baru Mama," ungkap Ardi pada sang ibu.

Diah berusaha menampakkan senyum, tapi sayangnya ia justru mendapatkan tatapan dingin dari Bu Dewi. "Pengasuh?" tanya Bu Dewi dengan nada tak suka.

"Namanya Diah. Diah akan bekerja mulai hari ini. Diah yang akan mengurus Mama," terang Ardi.

Diah pun mendekat pada Bu Dewi. "Nama saya Diah, Nyonya. Saya pengasuh baru Nyonya," ucap Diah.

Bu Dewi sama sekali tidak merespon. Tak ada kesan ramah sedikit pun dari sikap dan ekspresi Bu Dewi.

"Kalau gitu aku pergi dulu. Kamu bisa mulai kerja!" tukas Ardi pada Diah.

"Baik, Tuan!" sahut Diah.

Bu Dewi makin tak suka saat melihat Diah yang tersenyum pada putranya. Wanita itu menganggap Diah hanya mencari muka di depan Ardi. Sama seperti pengasuh-pengasuhnya yang dulu.

Kini tinggallah Bu Dewi dan Diah yang berada di dalam kamar tersebut. Diah mencoba membersihkan kamar sembari mencoba mengajak Bu Dewi berbincang.

"Nyonya sudah makan?" tanya Diah dengan sopan.

Sayangnya, Bu Dewi hanya diam. Wanita itu yakin Diah pasti sama seperti pengasuh lainnya. Kasar dan tidak sabaran. "Tidak perlu membuang-buang waktu di sini! Kamu bisa pergi sekarang! Jangan mencari muka di depan putraku!" ketus Bu Dewi pada Diah.

Diah menghela napas. Karena sudah diberitahu oleh Ardi sejak awal, Diah tak terlalu kaget melihat sikap Bu Dewi yang begitu dingin padanya dan tidak menyambut kedatangannya dengan baik.

"Air minum Nyonya sudah habis. Ingin saya buatkan teh manis?" tawar Diah tak menghiraukan sedikitpun ucapan ketus dari Bu Dewi.

Diah mengambil gelas kosong yang ada di meja kamar Bu Dewi dan hendak membuatkan minuman hangat untuk majikan barunya itu.

"Tidak perlu sok rajin!" sungut Bu Dewi.

Prang! Wanita itu bahkan merebut gelas yang ada di tangan Diah dan menjatuhkannya ke lantai hingga terpecah belah.

Diah langsung berjongkok untuk membersihkan pecahan kaca yang berhamburan di lantai. Gadis itu hanya diam menerima perkataan ketus Bu Dewi tanpa menimpali.

"Kalau Nyonya butuh sesuatu, katakan saja pada saya. Saya akan mengambilkan air minum yang baru," ujar Diah berusaha bersabar di depan Bu Dewi dan masih menunjukkan wajah penuh senyum, setelah apa yang dilakukan Bu Dewi padanya.

"Aku jamin kamu tidak akan bertahan lama! Kamu sama saja seperti mereka!" cetus Bu Dewi memandang Diah sebelah mata.

"Saya akan mencoba merawat Nyonya dengan baik," timpal Diah.

Bu Dewi tersenyum sinis. Wanita paruh baya itu yakin tak lama lagi Diah pasti akan melarikan diri.

"Coba saja kalau kamu bisa! Tapi jangan harap kamu bisa mencari perhatian dari putraku!"

Diah mengangguk dan kembali memperlihatkan senyuman di wajahnya. Wanita itu hanya mempunyai kesabaran. Dan kesabaran yang ia miliki inilah yang akan ia gunakan untuk mencari nafkah.

'Aku harus bertahan! Aku akan bertahan. Ayo, Diah! Kamu pasti bisa!' batin Diah.

****

Terpopuler

Comments

" sarmila"

" sarmila"

lnjut d sini semngat n sukses selalu💪💪💪

2023-11-16

0

Bzaa

Bzaa

semangat otor .....
sehat sll😘

2023-10-19

1

Cherry🍒

Cherry🍒

baru sehari jadi pengasuh besoknya jadi gila aku kalau gitu majikannya hahaha

2023-10-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!