"Sayang, siapa saja yang sering masuk ke kamar Tante Dewi?" tanya Mila pada Ardi. Orang lain yang paling sering masuk ke kamar Bu dewi sudah pasti Diah. Karena Diah harus menjaga Bu Dewi setiap harinya, tentu saja Diah orang yang paling sering berkeliaran di kamar majikannya itu.
"Cuma ada Diah sama mbok Tini di rumah ini. Tidak mungkin mereka yang melakukannya," sahut Bu Dewi.
"Siapa yang tahu Tante? Pencuri itu melakukan aksi karena adanya kesempatan. Kalau pencurinya bisa keluar masuk ke kamar Tante dengan mudahnya, mana mungkin dia akan melewatkan kesempatan emas?" sahut Mila kembali melirik ke arah Diah. Secara tidak langsung, Mila sudah menuduh Diah sebagai pelakunya. Tapi Diah masih berusaha untuk bersikap tenang, dan tidak terpancing pada provokasi Mila yang mencoba mempengaruhi Bu Dewi dan Ardi.
Ardi dan Bu Dewi pun terdiam. Ardi sendiri cukup yakin kalau Diah tidak mungkin melakukan hal itu.
"Bagaimana kalau kita periksa saja, Tante? Kita periksa kamar Diah terlebih dahulu! Diah yang paling sering berkeliaran di kamar Tante, kan?" saran Mila langsung menembak Diah.
Diah tak bisa diam saja menerima tuduhan yang dilayangkan padanya. Gadis itu pun mulai memberanikan diri membuka suara untuk membela dirinya yang memang tidak melakukan kesalahan.
"Silakan kalau memang mau memeriksa kamar saya. Saya tidak melakukan apa pun. Saya tidak mengambil apa pun yang bukan hak saya di rumah ini!" sahut Diah.
"Sabar, Diah! Saya tidak bermaksud menuduh kamu," tukas Bu Dewi. Tentu saja Bu Dewi sangat percaya pada Diah.
"Saya juga percaya sama kamu, Diah. Tidak perlu diperiksa segala. Mungkin saja memang ada pencuri dari luar," timpal Ardi membela Diah.
Mila pun makin dibuat jengkel dengan pembelaan Bu Dewi dan Ardi pada Diah. Wanita itu pun tidak menyerah begitu saja. Mila tetap mencoba mengompori Bu Dewi dan Ardi untuk segera menggeledah isi kamar Diah.
"Sayang, tidak ada salahnya juga kita periksa, kan?" cetus Mila.
"Kita minta bantuan Mbok Tini saja!" ujar Mila.
Wanita itu pun segera keluar dari kamar Bu Dewi dan mencari asisten rumah tangga di rumah tersebut. Mila memaksa-maksa Mbok Tini untuk memeriksa kamar yang ditempati oleh Diah demi mencari perhiasan yang sudah ia sembunyikan di kamar pengasuh Bu Dewi itu.
"Saya bersumpah saya tidak melakukan apa pun! Niat saya di sini hanya ingin bekerja! Saya tidak mungkin melakukan hal-hal seperti itu!" sahut Diah mencoba menyelamatkan harga dirinya di depan majikannya.
"Ya sudah kalau kamu memang tidak melakukan, seharusnya kamu tidak keberatan kalau kamar kamu diperiksa, kan?" cibir Mila.
"Mbok! Bisa minta tolong sebentar, kan?" tanya Mila pada Mbok Tini yang sudah diseretnya menuju ke kamar Bu Dewi.
Ardi dan Bu Dewi hanya diam saja. Mereka sendiri juga merasa tak enak hati pada Diah, tapi melihat Mila yang bersikeras ingin memeriksa kamar Diah, akhirnya mereka pun tunduk dan mengikuti kemauan Mila.
"Sayang, aku bantu juga periksa kamar Diah,ya?" tanya Mila pada Ardi.
Tanpa menunggu persetujuan dari Ardi, Mila pun segera menyeret Mbok Tini menuju ke kamar yang ditempati oleh Diah.
"Cepat, Mbok! Di mana kamarnya Diah?" tanya Mila pada Mbok Tini. Mbok Tini yang dipaksa-paksa oleh Mila, tentu saja tidak berani membantah perintah dari pacar majikannya itu.
Orang-orang yang berada di kamar Bu Dewi pun segera berpindah ke kamar Diah. Diah terus menyangkal dan mencoba meyakinkan Bu Dewi kalau dirinya tidak mengambil barang-barang Bu Dewi, meskipun dia setiap hari berkeliaran di dalam kamar majikannya itu.
Bu Dewi terlihat santai dan tidak mengambil pusing. Toh, wanita itu juga tidak menyukai Mila. Apa pun yang dilakukan oleh Mila, Bu Dewi tidak akan peduli sedikitpun.
"Tidak apa-apa kan, Diah? Kita cuma mau periksa sebentar saja," bujuk Bu Dewi pada Diah diah. Tetap saja harga diri Diah terlukai. Dituduh sebagai tersangka saja ia sudah sangat sakit hati.
"Cari yang benar ya, Mbok! Cari di semua tempat! Cari di tempat-tempat tersembunyi juga!" perintah Mila pada Mbok Tini.
"Baik non!" Sahut mbok Tini dengan sopan.
Mila pun sengaja mengarahkan mbok Tini untuk mencari barang di tempat di mana ia menyembunyikan perhiasan Bu Dewi.
Mila juga ikut menggeledah kamar Diah dengan semangatnya. Bersama dengan Mbok Tini, wanita itu menggeledah di setiap sudut kamar Diah.
Diah hanya bisa pasrah saat melihat barang-barangnya mulai berantakan karena ulah Mbok Tini dan Mila. Terlebih lagi, Mila mengobrak-abrik kamarnya dan membuat barang-barang Diah berserakan di dalam kamar.
"Nyonya, ini ada kotak perhiasan!" ujar Mbok Tini tak lama kemudian. Mila menoleh ke arah Mbok Tini dan tersenyum puas. Akhirnya barang yang ia sembunyikan di kamar Diah pun ditemukan juga.
Diah mulai lemas begitu ia melihat kotak perhiasan majikannya yang tersimpan di dalam lemarinya. Padahal jelas-jelas Diah tidak melakukan apa pun, apalagi menyimpan kotak perhiasan di dalam lemari pakaian. Tapi entah mengapa kotak perhiasan itu tiba-tiba bisa berada di dalam lemarinya.
"Kenapa perhiasannya bisa ada di situ?" sahut Diah mulai panik.
"Nyonya, ini benar kotak perhiasan milik Nyonya?" tanya Mbok Tini pada Bu Dewi.
Ardi dan Bu Dewi pun juga sama terkejutnya. Mereka tidak menyangka ternyata Diah benar-benar mengambil kotak perhiasan Bu Dewi yang tengah mereka cari. Mereka sama sekali tak menduga jika hal ini hanyalah ulah Mila saja untuk memporak-porandakan hubungan mereka dengan Diah.
Namun, Bu Dewi tetap berusaha tenang. Wanita itu masih tetap menaruh kepercayaan penuh pada Diah dan yakin kalau Diah tidak melakukan hal tersebut.
"Ini kotak perhiasan milik Tante, kan? Sekarang sudah terbukti kan kalau ternyata ada orang dalam yang mencuri perhiasan Tante?" sahut Mila dengan senyum penuh kemenangan. Wanita itu yakin tak lama lagi Diah pasti diusir dari rumah calon suaminya.
Sementara, Ardi hanya bungkam. Sedangkan Bu Dewi, menatap nanar kotak perhiasannya tanpa tahu apa yang harus ia katakan pada Diah.
"Nyonya, saya tidak mengambil barang yang bukan hak saya," cetus Diah dengan manik mata berkaca-kaca. Diah benar-benar merasa malu dan tidak memiliki muka di depan Bu Dewi yang selama ini sudah bersikap baik padanya.
"Maling mana ada yang mau ngaku? Sudah jelas mencuri, masih saja mau membela diri!" sungut Mila.
Akhirnya Bu Dewi yang sejak tadi bungkam pun, mulai membuka suara. Wanita paruh baya itu yakin Diah tidak melakukan hal tercela ini.
"Sudah Mila! Sudah cukup!" sahut Bu Dewi tak ingin lagi mendengarkan ocehan Mila yang terus memojokkan Diah.
"Sayang, kenapa kamu diam saja? Kamu masih ingin memelihara pencuri ini di rumah kamu? Bisa-bisa semua barang kamu di babat habis oleh pengasuh tidak tahu diri ini!" cetus Mila pada kekasihnya.
"Tante bilang cukup! Tante sudah periksa isinya. Ini perhiasan yang Tante berikan kepada Diah. Tante benar-benar lupa. Tante sendiri yang sengaja menaruhnya di kamar Diah, tapi Tante lupa belum memberitahu Diah," ujar Bu Dewi mengarang cerita.
Padahal jelas-jelas yang meletakkan barang tersebut adalah Mila, bukan Bu Dewi. Tapi Bu Dewi justru berbohong di depan Ardi dan Mila demi menyelamatkan harga diri Diah.
Mendengar perkataan Bu Dewi, Diah pun mulai makin merasa miris dan malu. Perkataan Bu Dewi seolah ingin menyelamatkan muka Diah yang sudah terlanjur dicap sebagai pencuri.
"Maaf ya, Diah. Saya lupa mau bilang ke kamu," ujar Bu Dewi.
Perasaan Diah pun makin tak karuan. Seharusnya ia yang meminta maaf dan memberikan penjelasan, tapi justru Bu Dewi yang meminta maaf dan melakukan banyak hal demi membela harga dirinya di depan Ardi dan Mila.
'Apa yang dilakukan sama Tante Dewi? Kenapa Tante Dewi sampai segitunya membela dia?' geram Mila dalam hati.
"Sekarang semuanya bubar! Mama cuma lupa aja. Tidak ada barang yang hilang," ujar Bu Dewi pada Ardi.
Masalah pun selesai begitu saja. Bu Dewi tidak ingin memperpanjangnya dan tidak ingin membuat Diah semakin terpojok. Usai insiden tersebut, Ardi pun segera mengantarkan Mila untuk pulang.
Selama perjalanan, Ardi hanya diam dan sibuk memikirkan hal yang baru saja terjadi di rumahnya. Pikiran pria itu benar-benar kacau. Mila pun juga ikut dibuat semakin dongkol karena ulah Bu Dewi.
"Kamu yakin kalau Mama kamu yang memberikan perhiasan itu pada Diah? Lebih baik kamu pecat saja Diah!" ujar Mila pada Ardi.
Ardi melempar senyum kecut. "Mama bilang masalahnya sudah selesai, kan Tidak perlu dibahas lagi. Aku sedang tidak ingin membahasnya."
Rencana Mila untuk menyingkirkan Diah pun gagal total. Ia tak menyangka ternyata Diah sudah memiliki posisi kuat di rumah Ardi hingga mendapatkan pembelaan dari Bu Dewi. 'Sial! Kenapa rencanaku jadi berantakan seperti ini? Kenapa mereka masih saja mempertahankan gadis kampung itu?" gerutu Mila dalam hati.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Bzaa
cek cctv donk ar
2023-10-19
0
Raudatul zahra
aku pengen ngetawain mila aja..
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA KASIAN DEHHH
2023-08-29
0
Enung Samsiah
tenaaang CCTV nyala
2023-03-09
3