Mila berjalan di sekeliling rumah. Wanita itu melirik ke ruang kerja Ardi, dan melihat kekasihnya itu yang masih sibuk mengurus banyak berkas di tangan.
"Sepertinya Ardi masih sibuk," gumam Mila.
Mila pun beralih ke taman belakang. Diah dan Bu Dewi juga masih sibuk menghirup udara segar di taman belakang.
Melihat kondisi rumah yang sepi, Mila pun memanfaatkan kesempatan untuk segera beraksi dan mencari cara menyingkirkan Diah dari rumah Ardi. "Harus aku apakan Diah supaya dia bisa cepat pergi dari sini?"
Mila masih memilih-milih cara yang bagus. Tak lama kemudian, wanita itu pun terpikirkan satu ide yang bisa membuat Diah segera pergi dari rumah calon suaminya.
"Seharusnya cara ini berhasil, kan?"
Mila terus celingukan ke seluruh sudut rumah sebelum ia memulai aksinya. Tak lupa, wanita itu kembali memeriksa Ardi dan juga Bu Dewi yang masih sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Setelah merasa situasi aman, Mila pun segera masuk ke dalam kamar Bu Dewi. "Tidak masalah kalau aku pakai cara klasik saja, kan? Kalau Diah ketahuan mencuri, gadis itu pasti akan ditendang dari sini!" oceh Mila mengutarakan rencana liciknya demi menyingkirkan Diah.
Ya, wanita itu berniat mengambil barang berharga dari kamar Bu Dewi, kemudian meletakkannya di kamar Diah. Sudah jelas dia akan dituduh sebagai pencuri nantinya karena Diah mengambil barang milik Bu Dewi dan menyimpannya di dalam kamarnya.
"Aku ambil apa, ya?" gumam Mila sembari mengobrak-abrik isi kamar Bu Dewi untuk mencari-cari benda berharga yang bisa ia gunakan sebagai alat adu domba.
Akhirnya Mila pun menjumpai kotak perhiasan milik Bu Dewi. Ya, satu kotak perhiasan saja sudah sangat cukup untuk memporak-porandakan hubungan Diah dengan Bu Dewi.
"Ambil ini aja," gumam Mila.
Wanita itu bergegas mengambil barang dari kamar Bu Dewi, kemudian keluar dari ruangan tersebut sebelum ada orang yang memergokinya. Sebelum masuk ke dalam kamar Diah, Mila kembali memeriksa kegiatan Ardi dan juga Bu Dewi yang masih sibuk berada di tempat lain tanpa mengetahui apa yang dilakukan oleh Mila di dalam rumah.
"Semuanya masih aman!" Mila pun bergegas mencari kamar Diah. Wanita itu kembali celingukan di beberapa ruangan demi mencari kamar yang ditempati oleh pengasuh Bu Dewi itu.
"Harusnya di sini Kamar gadis itu, kan?" Mila segera masuk ke dalam dan menyembunyikan kotak perhiasan milik Bu Dewi di dalam ruangan pribadi yang ditempati oleh Diah.
Wanita itu dapat melakukan aksi kejahatannya dengan lancar tanpa diketahui oleh siapa pun. "Mila? Apa yang kamu lakukan di sini?"
Suara seseorang pun membuat Mila langsung segera menyingkir dari depan pintu kamar Diah. Ardi langsung menghampiri Mila begitu wanita itu keluar dari kamar Diah.
"Sayang? Pekerjaan kamu sudah selesai?" cetus Mila pada Ardi dengan gugup.
Wanita itu langsung berlari ke arah Ardi dan memeluk erat lengan kekasihnya itu. "Aku hanya sedang mencari toilet saja."
"Kamu salah masuk ruangan, ya?" tanya Ardi.
"Sepertinya begitu," sahut Mila dengan senyum kecut.
"Mama kamu masih di taman belakang?" tanya Mila.
"Masih. Kenapa? Kamu ada perlu sesuatu sama Mama?"
Mila pun mulai mengarang cerita untuk menggiring Bu Dewi menggeledah kamar Diah. "Tadi ada kucing masuk dari luar. Kamu tidak memelihara kucing, kan? Saat aku ingin mengusir kucingnya, kucingnya tiba-tiba masuk ke dalam kamar Tante. Kamar Tante tidak tertutup rapat. Aku tidak tahu sejak kapan kamar Tante terbuka. Takutnya bukan hanya kucing saja yang masuk ke sana, tapi orang lain juga mengambil kesempatan," terang Mila membuat-buat cerita.
"Oh, mungkin itu kucing tetangga. Memang ada kucing tetangga yang sering main ke sini. Kamu lihat kamarnya sudah terbuka saat kucingnya masuk ke kamar Mama?" sahut Ardi dengan mudahnya percaya pada perkataan kekasihnya itu.
Untungnya cerita karangan Mila masih agak nyambung dengan lingkungan rumah kekasihnya itu. Padahal Mila hanya mengarang cerita mengenai kucing, tapi Ardi dapat menanggapi dengan santai dan mengira kalau cerita buatan Mila itu benar-benar terjadi.
"Iya, aku lihat kamar Tante sudah terbuka saat kucingnya masuk. Lebih baik kamu periksa kamar tante. Takutnya ada barang yang hilang," ujar Mila.
Tak lama kemudian Diah dan Bu Dewi pun masuk ke rumah. Karena sudah terlanjur terhasut ucapan Mila, Ardi pun mulai mempengaruhi ibunya untuk segera memeriksa kamar.
"Mama, saat keluar tadi Mama menutup pintu kamar atau tidak?" tanya Ardi.
Diah dan Bu Dewi pun dibuat bingung dengan pertanyaan dari Ardi. "Memangnya kenapa?" tanya Bu Dewi.
"Coba Mama periksa kamar Mama! Mila bilang, pintu kamar Mama tidak tertutup rapat sejak tadi. Takutnya ada orang masuk. Tadi kucing tetangga sempat masuk," ujar Ardi pada Bu Dewi.
Bu Dewi langsung melirik ke arah Mila dengan dahi berkerut. "Kamu takut ada pencuri yang masuk?" tanya Bu Dewi.
"Hanya untuk berjaga-jaga saja, Tante. Sejak tadi Ardi ada di ruang kerja. Tambah juga Tante ada di halaman belakang. Aku juga sibuk berkeliling rumah. Takutnya ada orang luar yang masuk tapi kita tidak tahu." Mila ikut mengompori.
Bagaimanapun caranya, Mila harus bisa membuat Bu Dewi dan Ardi menggeledah kamar Diah untuk melancarkan rencana memfitnah Diah.
"Biar aku saja yang bantu periksa, ya?" tawar Ardi pada sang ibu. Bu Dewi pun hanya diam dan menurut saja pada putranya.
Bu Dewi, Mila, Ardi, dan Diah pun masuk ke dalam kamar Bu Dewi dan memeriksa seisi ruangan tersebut. Bu Dewi terkejut bukan main saat ia melihat beberapa barangnya yang tiba-tiba menghilang.
"Kenapa kotak perhiasan Mama tidak ada?" tanya Bu Dewi agak panik. Ardi, Diah, dan Mila langsung menoleh ke arah Bu Dewi begitu mereka mendengar ucapan panik Bu Dewi yang kehilangan perhiasan.
"Benarkah?" sahut Ardi.
"Kotak perhiasan Tante tidak ada?" cetus Mila ikut menimpali.
Mila menyeringai. Sebentar lagi drama akan dimulai. "Benar 'kan aku bilang? Sepertinya ada pencuri yang masuk ke rumah ini," ujar Mila sembari melirik ke arah Diah.
"Coba Mama ingat-ingat lagi, di mana terakhir kali Mama menyimpannya?" ucap Ardi berusaha menenangkan ibunya.
"Sayang, coba kamu cari juga di seluruh sudut rumah. Siapa tahu bukan orang luar yang mencurinya," celetuk Mila secara tidak langsung menuduh orang-orang yang ada di rumah Ardi sebagai pelakunya.
Diah masih tak memiliki firasat apa pun. Ia tak menyangka jika hal ini hanyalah trik yang dilakukan Mila untuk menjebak dirinya agar Diah terusir.
"Kamu ingin bilang kalau orang-orang di rumah ini yang mengambil perhiasan Tante?" sahut Bu Dewi.
"Tidak ada yang tidak mungkin kan, Tante? Siapa tahu ada serigala berbulu domba di sini," timpal Mila.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
rindu rindu
ada CCTV-nya non
2023-11-11
0
Bzaa
si Mila....
2023-10-19
0
Raudatul zahra
ngomongin diri sendiri
2023-08-29
0