Setelah berhari-hari mencoba mencari Diah, akhirnya Ardi menemukan titik terang. Ardi sudah berhasil menemukan alamat pasti di mana Diah tinggal. Pria itu sudah memastikan sendiri kalau Diah memang menempati rumah di kampung halaman pada alamat yang ia temukan.
"Akhirnya aku menemukan kamu!" gumam Ardi sembari menatap kertas alamat yang ada di tangannya.
Tanpa pikir panjang, pria itu pun segera bersiap untuk menjemput Diah kembali. Tak lupa, Ardi segera memberitahu Bu Dewi kalau ia sudah berhasil menemukan alamat tempat Diah tinggal.
"Ma, Aku sudah menemukan tempat tinggal Diah!" ungkap Ardi dengan senyum sumringah pada sang ibu yang sudah berwajah pucat.
Bu Dewi masih melanjutkan aksi mogok makannya di depan Ardi sampai putranya itu membawa Diah kembali. Begitu wanita paruh baya itu mendengar kabar dari Ardi, wajah masam Bu Dewi pun mulai berganti dengan senyuman.
"Benarkah? Kamu sudah benar-benar menemukan Diah?" tanya Bu Dewi dengan manik mata berbinar.
Ardi mengangguk dengan semangat. Akhirnya ia dapat melihat senyuman ibunya kembali. Akhirnya ia dapat melihat wajah semangat Bu Dewi kembali, setelah berhari-hari wanita paruh baya itu berwajah muram karena kepergian Diah.
"Ardi akan berangkat menjemput Diah hari ini juga. Mama harus makan, ya?" bujuk Ardi pada sang ibu.
Bak anak kecil yang di iming-imingi mainan baru, Bu Dewi pun langsung mengangguk dan memakan makanannya dengan lahap. Hal ini pun membuat Ardi semakin bersemangat untuk menjemput Diah demi sang Ibunda tercinta.
"Ardi berangkat sekarang ya, Ma?" pamit Ardi pada sang ibu.
"Hati-hati, Ardi! Pokoknya kamu harus bisa membawa Diah kembali! Sampaikan permintaan maaf Mama. Mama benar-benar ingin Diah kembali lagi ke sini," ucap Bu Dewi.
Ardi mengangguk sembari melempar senyum pada sang ibu. Pria itu pun bergegas mengambil kunci mobil dan bersiap untuk pergi menuju ke kampung halaman tempat Diah tinggal.
Namun, sayangnya kepergian Ardi harus tertunda karena kejadian tak terduga. Begitu pria itu membuka pintu rumah, tiba-tiba saja Mila sudah berdiri di depan mata Ardi dan menerobos masuk ke dalam rumahnya.
"Mila? Sejak kapan kamu ada di sini?" tanya Ardi pada Mila yang terkejut melihat kekasihnya yang datang tanpa memberitahu.
"Akhirnya aku bisa bertemu kamu juga! Ke mana saja kamu selama beberapa hari ini? Kenapa kamu terus mengabaikan telepon dariku? Kenapa kamu tidak membalas satu pun pesan dariku?" Mila mulai membuat keributan di rumah kekasihnya.
Pasangan kekasih itu pun saling terlibat pertikaian kecil mengenai sikap Ardi yang selama beberapa hari ini dengan sengaja mengabaikan Mila. "Kamu lagi sibuk sama perempuan lain, ya? Aku salah apa sampai kamu mengabaikan aku selama beberapa hari ini?" protes Mila pada Ardi.
Bu Dewi yang mendengarkan suara keributan di luar kamar pun, segera meminta Mbok Tini untuk membantunya keluar dari kamar untuk melihat siapa orang yang tengah ribut-ribut di dalam rumah. "Mbok, itu suara siapa?" tanya Bu Dewi pada Mbok Tini.
"Bukannya Ardi sudah pergi, ya?" tanya Bu Dewi lagi.
"Sepertinya Tuan Ardi belum pergi, Nyonya. Mungkin ada tamu di luar," sahut Mbok Tini.
"Aku minta maaf. Aku sedang sibuk sekarang. Aku akan jelaskan nanti!" tukas Ardi.
"Nanti kapan? Sibuk apa kamu sekarang? Apa aku sudah tidak penting lagi?" omel Mila makin tak terima dengan sikap dari kekasihnya itu.
Ardi memijat kepalanya yang pening. Pria itu masih kecewa setelah mendapati fakta mengenai perangai buruk kekasihnya. Ditambah lagi, Ardi yang tengah pusing mencari Diah pun, membuat pria itu tak mempunyai waktu untuk mengurus Mila.
"Aku mengaku salah. Aku minta maaf. Aku sudah mengabaikan kamu. Sebaiknya kamu pulang saja sekarang. Kita bicara besok saja, ya?" tanya Ardi pada Mila.
"Sebenarnya kamu ini menganggapku apa? Kamu sudah punya perempuan lain, ya? Atau kamu sekarang sedang sibuk bersama dengan pengasuh Mama kamu itu?" Mila mulai menuduhkan hal yang tidak-tidak pada Ardi.
"Katakan saja padaku! Kamu sedang sibuk dengan Diah, ya? Iya, kan? Gadis kampungan itu pasti menggoda kamu, kan? Kamu berselingkuh dengan Diah?" tuduh Mila tanpa henti.
Ardi mengerutkan kening. Bisa-bisanya Mila membawa-bawa Diah dalam pertengkaran mereka dan menuduhkan hal yang tidak-tidak pada Ardi. Padahal Diah sendiri sudah beberapa hari ini tidak tinggal lagi bersama dengan Ardi di rumah itu.
"Apa hubungannya dengan Diah? Kenapa kamu jadi membawa-bawa Diah dalam masalah ini?" omel Ardi.
Bu Dewi mendengar dengan jelas pertengkaran antara Ardi dan Mila yang membahas tentang Diah. Bu Dewi mulai jengah mendengar suara Mila yang menuduh Ardi dan Diah tanpa bukti.
"Mengaku saja! Pengasuh itu menggoda kamu, kan? Selama beberapa hari ini kamu mengabaikan aku karena pengasuh itu, kan? Kamu lebih memilih gadis kampung itu?" sungut Mila makin kehilangan kendali.
"Cukup, Mila! Tidak seharusnya kamu menuduh orang sembarangan seperti ini! Kamu punya bukti apa kalau aku dan Diah menjalin hubungan? Atas dasar apa kamu menuduh aku melakukan hal itu dengan Diah? Ini masalah di antara kita! Tidak ada kaitannya sedikitpun dengan Diah!" tegas Ardi tak ingin melibatkan Diah pada masalahnya dengan Mila.
Bukannya mengalah dan mendengarkan penjelasan Ardi, Mila justru makin bersemangat menuduhkan banyak hal pada kekasihnya itu. Sudah jengkel mendengarkan ocehan Mila yang tak ada hentinya, Bu Dewi pun ikut angkat bicara untuk menghentikan perdebatan antara putranya dan wanita yang tidak ia sukai itu.
"Mila, apa kamu tidak punya sopan santun sedikitpun di rumah orang?" omel Bu Dewi pada Mila. "Kamu tidak ingat kamu ada di rumah siapa sekarang? Berani sekali kamu berteriak-teriak di sini dan mengganggu ketenangan rumah ini?"
Bentakan Bu Dewi pun membuat Mila dan Ardi terdiam seketika. Keduanya menghentikan adu mulut mereka sejenak, dan pandangan mereka mulai teralihkan pada Bu Dewi.
"Lebih baik kamu pergi dari sini sekarang juga! Tante tidak mau melihat muka kamu lagi!" usir Bu Dewi pada Mila dengan kejamnya.
"Aku masih berbicara dengan Ardi, Tante. Selama beberapa hari ini Ardi terus mengabaikanku. Apa aku tidak boleh meminta penjelasan dan melayangkan protes pada Ardi?" tukas Mila dengan beraninya menjawab perkataan Bu Dewi.
"Silakan kamu berteriak di rumah kamu sendiri! Jangan membuat keributan di rumah orang! Atas dasar apa kamu membawa Diah dalam masalah kalian? Justru gara-gara ulah kamu, Tante kehilangan pengasuh! Tante kehilangan Diah karena kamu!" omel Bu Dewi geram pada kekasih putranya itu.
"Sudah, Ma! Aku akan membujuk Mila untuk segera pergi dari sini!" bisik Ardi pada Bu Dewi.
"Ardi, apa tidak ada gadis lain lagi di dunia ini? Bagaimana bisa kamu terpikat dengan wanita licik seperti ini?" omel Bu Dewi pada sang putra.
Bu Dewi sudah tak sungkan lagi berbicara kasar pada Mila. "Mama tidak suka kamu berhubungan lagi dengan gadis ini! Putuskan hubungan dengan gadis ini sekarang juga! Mama tidak akan memberikan kamu restu bersama dengan wanita tidak sopan seperti dia!" ungkap Bu Dewi.
Ardi dan Mila nampak tercengang. Ardi terpukul sekali mendengar perkataan sang ibu yang terang-terangan tidak akan memberikan restu pada dirinya dan wanita pilihannya.
"Cepat kamu pergi dari sini! Saya tidak mau lagi melihat wajah kamu di rumah ini!" ujar Bu Dewi pada Mila.
Mila mengepalkan tangan kuat-kuat tanpa berani menanggapi perkataan Bu Dewi. Tanpa banyak omong lagi, wanita itu pun bergegas meninggalkan rumah kekasihnya dengan wajah garam.
Kebencian Mila pada Diah pun makin menumpuk, ditambah lagi dengan sikap Bu Dewi pun makin membuat Mila naik pitam. "Awas kamu wanita lumpuh! Aku akan menyingkirkan kamu! Aku tidak akan melepaskan Ardi begitu saja hanya karena kamu!" geram Mila.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Bzaa
Mila bikin kezellllll....
2023-10-19
0
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
2023-02-07
1
Irma Tjondroharto
ardi.. ayolah.. km ganteng, kaya lagi.. pasti byk cewek yg mau sama kamu.. cari yang baik gt lho.. mamamu aja udah gak setuju gt kok.. hais km tuh jd cowok jangan bodoh2.. habis ini km akan menyesal.. krn mila akan mencelakai mamamu.. liat aja
2023-02-07
2