Tok, tok!
Ardi berulang kali mengetuk pintu sebuah rumah yang berada di kampung. Rumah siapa lagi yang diketuk oleh pria itu kalau bukan rumah Diah.
Ya, Ardi sudah tiba di kampung halaman Diah. Pria itu langsung menuju ke rumah yang ditinggali oleh Diah di kampung. Sayangnya sudah berkali-kali Ardi berteriak dan mengetuk pintu, pria itu tidak mendapatkan jawaban dari pemilik rumah.
"Apa tidak ada orang di rumah?" gumam Ardi.
Arti celingukan di pintu dan jendela rumah tersebut. Sudah setengah jam lamanya Ardi berdiri depan pintu, tapi tak ada a orang yang membukakan pintu dan menyambut dirinya sebagai tamu. Sepertinya memang tidak ada orang di rumah tersebut.
"Lebih baik aku tanya ke orang saja," ujar Ardi segera beralih ke tetangga Diah untuk menanyakan keberadaan gadis itu.
"Permisi! Boleh saya bertanya sesuatu?" tanya Ardi pada seorang ibu-ibu yang kebetulan melintas di depan rumah Diah.
"Silakan! Ada yang bisa saya bantu?" sahut wanita paruh baya itu dengan ramah pada Ardi.
"Apa benar ini rumah Diah?" tanya Ardi.
Tetangga Diah itu pun melirik ke arah rumah yang ditunjuk oleh Ardi, kemudian menganggukkan kepala sebagai jawaban untuk Ardi. "Betul, itu rumah Diah."
"Orangnya ke mana ya, Bu? Sejak tadi saya mengetuk-ngetuk pintu, tapi tidak ada yang menjawab."
Wanita paruh baya itu pun ikut mengetuk rumah Diah, tapi sayangnya tidak ada seorang pun yang menjawab. "Sebentar ya saya tanyakan ke sebelah," ujar tangga Diah itu.
"Mbak, Diah tidak ada di rumah, ya?" tanya wanita paruh baya itu pada tetangga lain.
"Sudah beberapa hari ini Diah tidak kelihatan. Lampu rumahnya juga mati setiap malam. Sepertinya memang Diah tidak ada di rumah," terang tetangga tersebut.
Ardi mulai lemas. Baru saja ia berhasil mendapatkan alamat Diah, tapi sayangnya gadis itu sudah pergi dari kampung tersebut.
"Apa Ibu tahu ke mana Diah pergi?" tanya Ardi.
"Maaf saya kurang tahu. Saya hanya tahu kalau rumah Diah memang sudah kosong selama beberapa hari ini, tapi saya tidak tahu dia pergi ke mana."
Ardi menghela napas. Pria itu tidak akan bisa kembali sebelum ia menemukan Diah. Mau tak mau, Ardi pun harus berusaha lagi mencari Diah hingga berjumpa kembali dengan mantan pengasuh ibunya itu.
"Boleh saya tahu alamat kerabat atau kenalan Diah di sini? Barangkali mereka tahu kemana perginya Diah," pinta Ardi pada tetangga Diah.
"Di sini ada beberapa gadis yang sebaya dengan Diah. Coba Mas tanya ke beberapa orang yang berada di deret rumah Diah. Siapa tahu salah satu dari mereka tahu kabar Diah," saran tetangga Diah itu.
Ardi mengangguk dan segera berkeliling mencari-cari Diah. Pria itu mengetuk banyak rumah yang berada di sekitar rumah Diah, dan menghentikan beberapa orang di jalan demi bertanya-tanya mengenai Diah. Tapi sayangnya, setelah bertanya pada puluhan orang, Ardi tidak juga mendapatkan petunjuk.
Tidak ada yang tahu ke mana Diah pergi. Gadis itu bak tertelan bumi.
"Ke mana lagi aku harus mencari Diah?" gumam Ardi hampir putus asa.
Pria itu kembali teringat pada ibunya yang menunggu dirinya di rumah. Yang ia tahu, ibunya saat ini tengah duduk di rumah menanti kabar baik dirinya mengenai Diah.
"Lebih baik aku beristirahat dulu," ujar Ardi sembari duduk di sebuah warung untuk beristirahat sejenak.
Pria itu menyeruput satu gelas minuman dingin untuk menyegarkan kembali otaknya. Ardi benar-benar sudah kehilangan arah dan kehilangan harapan.
"Mau pesan makan sekalian, Mas? Mukanya sudah pucat. Pasti Mas belum makan, kan?" goda pemilik warung itu pada Ardi.
Ardi melempar senyum tipis. "Ibu kenal dengan gadis yang namanya Diah tidak?" tanya Ardi.
Sontak seorang pria yang tengah menyeruput kopi di samping Ardi pun menoleh pada Ardi. "Mas cari Diah?" tanya pria tersebut.
"Mas kenal?" tanya Ardi pada pria yang duduk di sampingnya itu.
Tentu saja pria itu sangat mengenal Diah. Secara kebetulan, Ardi berjumpa dengan teman masa kecil Diah bernama Ilham.
"Mas ada perlu apa sama Diah?" tanya Ilham.
"Kebetulan saya ada keperluan mengurus pekerjaan. Saya sudah ke rumah Diah tadi, tapi tidak ada orang di rumah. Menurut tetangga, rumah Diah sudah kosong selama beberapa hari terakhir. Apa Mas tahu di mana Diah berada sekarang? Apa Diah pergi ke luar kota atau hanya sedang bepergian sementara saja?" tanya Ardi panjang lebar pada Ilham.
"Memang Diah sudah pergi beberapa hari yang lalu. Terakhir saya bertemu saat Diah mengunjungi makam orang tuanya," jelas Ilham.
Ardi mulai bersemangat menanyakan keberadaan Diah. Sepertinya Ilham tahu betul ke mana Diah pergi usai meninggalkan kampung.
"Apa Mas tahu ke mana Diah pergi?"
"Diah pergi merantau ke pinggiran kota, Mas. Sebelumnya Diah memang bekerja di kota. Lalu beberapa hari yang lalu saya bertemu Diah yang sudah kembali pulang dari kota. Tapi setelah itu, Diah kembali pergi merantau dan dia bilang akan pergi ke pinggiran kota," ungkap Ilham pada Ardi.
Ardi merasa lega bukan main. Akhirnya pria itu mendapatkan petunjuk disaat dirinya hampir putus asa.
"Apa Mas tahu tempat yang dituju oleh Diah? Boleh aku minta alamatnya?" pinta Ardi pada Ilham.
Beruntungnya, Ilham tahu jelas tempat yang dituju oleh Diah. "Tapi sebelumnya, Mas benar-benar mempunyai keperluan pekerjaan dengan Diah? Bukan ada maksud lain, kan?" tanya Ilham agak khawatir sebelum memberikan alamat Diah pada Ardi.
"Saya bersumpah, saya tidak mempunyai niat buruk pada Diah. Saya benar-benar mempunyai keperluan dengan Diah. Dan ini berkaitan dengan pekerjaan Diah di kota. Tolong berikan alamat Diah pada saya! Saya benar-benar perlu bertemu dengan Diah sekarang juga!" ujar Ardi memohon kepada Ilham.
Akhirnya Ilham pun memberikan alamat Diah pada Ardi. Dengan berbekalkan alamat tersebut, Ardi pun segera meluncur pergi ke pinggiran kota untuk menjumpai Diah.
"Terima kasih banyak atas informasinya, Mas! Mas yakin kalau Diah benar-benar ada di tempat ini, kan?" tanya Ardi lagi mencoba memastikan agar dirinya tak lagi kecewa setelah menuju ke alamat tersebut.
"Saya yakin Diah ada di sana. Silakan Mas periksa sendiri. Semoga urusan Mas dan Diah bisa cepat selesai," sahut Ilham.
Tanpa pikir panjang, Ardi pun segera mengendarai kendaraan roda empat yang menuju ke tempat Diah berada. Pria itu sudah tak sabar ingin bertemu dengan Diah dan membujuk pengasuh ibunya itu untuk segera kembali bekerja.
Selama perjalanan, ponsel Ardi pun terus berdering hingga membuat Ardi terganggu. Setelah Mila memborbardir banyak pesan dan panggilan pada Ardi, kini giliran Mbok Tini yang terus-terusan menghubungi Ardi yang belum tahu mengenai kabar Bu Dewi.
"Siapa yang menelepon sejak tadi?" gerutu Ardi sembari menatap ponselnya.
Pria itu pun mengangkat panggilan telepon dan mendengar suara Mbok Tini di seberang sana. "Halo, Tuan Ardi? Tuan Ardi ada di mana sekarang?" tanya Mbok Tini pada Ardi.
"Kenapa, Mbok?" tanya Ardi.
"Tolong pulang sekarang, Tuan!" pinta Mbok Tini. "Ini soal Nyonya."
"Mama kenapa, Mbok?"
Mbok Tini terdiam sejenak. Rasanya berat sekali untuk menyampaikan berita buruk mengenai Bu Dewi pada putra kandung Bu Dewi itu.
"Nyonya ... hilang!" ungkap Mbok Tini kemudian.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Irma Tjondroharto
diah di pinggir kota.. semoga ketemu dengan bu dewi yg km ditolong warga sana... ayo ardi cek cctv.. ketahui lah sifat kekasihmu.. bagus banget kan... hih.. pengen tak gites...
2023-02-09
2
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
2023-02-09
0
Eka Haslinda
semoga bu Dewi ketemu Diah dipinggiran kota..
2023-02-09
0