Cinta yang tulus

"Seperti itu lah yang aku pikirkan. Aku hanya ingin menjadi suami dan juga teman bagi Paulina, untuk bisa menghadapi hari-hari kedepannya. Kau tahu, saat Paulina mengeluh sakit di kepalanya. Tidak hanya dirinya yang tersiksa. Aku pun juga tersiksa melihat istriku kesakitan. Dan aku tidak tega."

"Aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuk kalian. Terutama untuk Paulina. Semoga penyakit yang ia derita bisa disembuhkan."

"Terima kasih Anna. Untuk semangat dan doa mu."

"Sama sama Ozan. Aku pulang dulu. Selamat malam."

Setelah bertemu dengan Anna dan mengobrolankan beberapa hal. Ozan kemudian langsung masuk ke dalam rumah.

Ia kemudian langsung menaiki anak tangga dan menemui sang istri yang telah berada di kamar.

Begitu Ozan membuka pintu kamar. Ozan menempati Paulina tengah duduk bersandar pada headboard tempat tidur sambil membaca sebuah buku.

Dengan senyum yang merekah di wajahnya. Ozan langsung berjalan ke arah Paulina dan kemudian memberikan satu kecupan ke kening sang istri.

Setelah itu ia duduk di samping Paulina. Sambil meraih pundak Paulina, Ozan menarik tubuh sang istri untuk bersandar pada dirinya.

"Bagaimana hari ini. Kamu senangkan dikunjungi sahabat baikmu."

"Tentu saja aku senang. Kami tadi membicarakan banyak hal. Dan seperti yang sudah aku ceritakan padamu.Jika aku ingin kembali melakukan program kehamilan. Aku sudah membicarakannya dengan Anna. Dan dia berjanji akan membantuku. Karena kebetulan dia akan tinggal di Indonesia lebih lama."

"Baguslah, lakukan apa saja yang membuatmu senang ya sayang. Oya, besok kita harus check up lagi ke dokter. aku sudah membuat jadwalnya. Dan seperti biasa aku akan mengantarkan besok."

"Oke, aku akan pergi besok."

"Aku mandi dulu ya, badanku lengket." ujar Ozan.

"Tunggu 0zan. Kenapa kau tak ingin memberitahu tentang sebenarnya aku tuh sakit apa

Sebenarnya ada apa dengan diriku. Kenapa aku sering check up sekarang."

"Bukankah aku sudah memberitahumu. Tidak ada hal yang serius yang terjadi dengan dirimu. Yang perlu kamu lakukan adalah menurut saja apa kataku. Jika aku menyuruh untuk kamu minum obat, minum saja obat itu. Jika aku menyuruhmu untuk check up. Ikut saja apa kataku. Semuanya akan baik-baik saja sayang." ucap Ozan sambil melepaskan kemeja.

"Kamu ini kenapa menjadi pria yang misterius sekarang. Sejak dulu kamu memang protektif terhadap diriku. Tapi sekarang ini keprotektifan mu lebih parah. Aku tahu kamu sudah sibuk dengan pekerjaan Ozan. Tidak perlulah kamu mengurusku sampai seperti ini. Kamu mengurusi sedetail detailnya. Aku masih bisa mengurus diriku sendiri Ozan."

"Aku merasa tidak keberatan mengurus dirimu dan juga perusahaan. Jika kau bertanya mana yang lebih penting bagiku untuk diurus. Aku akan lebih memilih mengurus mu. Jika perusahaan aku bisa serahkan kepada orang-orang kepercayaan. Aku punya banyak orang kepercayaan di kantor. Meskipun begitu kendalinya tetap ada padaku."

"Tapi kapan kau meluangkan waktu untuk dirimu sendiri Ozan. Kamu bisa kembali meluangkan waktu untuk dirimu sendiri. Aku kasihan dengan dirimu. Kamu sudah di buat sibuk dengan pekerjaan. Lalu kamu sibuk mengurusi ku. Kapan kau punya waktu untuk dirimu sendiri. Kamu bisa pergi berkuda, kamu bisa pergi main golf atau kau bisa pergi bermain biliar dengan beberapa teman mu seperti dulu. Lakukanlah hal semacam itu sayang. Aku tidak keberatan. Aku tidak mau kamu melakukan hal yang monoton yang membuat mu bosan."

"Kamu selalu saja bicara seperti itu. Jangan pikirkan kebahagiaan ku. Aku sudah bahagia."

"Kamu tidak peduli dengan dirimu sendiri Ozan. Kamu terlalu sibuk mengurusi ku. Padahal mengurus mu adalah tanggung jawabku juga. Aku adalah istri mu. Dan memberikan kamu kebahagiaan juga tujuanku sayang."

"Sudahlah jangan mulai berdebat lagi tentang masalah siapa yang bisa membahagiakan dan siapa yang harus dibahagiakan. Karena sejatinya jika kita sudah saling memiliki, itu sudah menjadi kebahagiaan tersendiri sebagai kita Paulina." Ozan kemudian meraih wajah Paulina dan memberikan satu kecupan manis ke kening wanita yang sedang mengindap penyakit kanker otak tersebut.

"Kita lanjutkan lagi ngobrolnya nanti. Aku mandi dulu, oke." ucap Ozan tersenyum. Kemudian ia berlalu dari hadapan Paulina. Berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Terpopuler

Comments

Shanum❤️

Shanum❤️

Kira2 Paulina bakalan tahu sakitnya gak yaa nanti ,,atau tetep gak tahu sampai sembuh nanti ?

2023-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!