Lelah

Dengan di antar oleh seorang sopir. Paulina pada hari itu mendatangi kantor suami kliennya yang di gugat cerai.

Paulina harus menemui seseorang yang bernama Bimasena. Karena ia ada keperluan dengan orang tersebut. Ada hal penting yang harus ia sampaikan pada Pria itu.

Sebagai seorang pengacara yang telah di tunjuk oleh Laura. Paulina harus profesional menjalankan tugasnya.

Setelah ia sampai di gedung perkantoran yang ia tuju. Paulina langsung turun dari mobil dan masuk ke gedung perkantoran tersebut.

Setelah mendapat izin untuk menemui Bimasena di ruangannya. Paulina langsung menuju ke ruangan Bima.

"Permisi, perkenalkan, saya Paulina. Saya adalah pengacara istri anda Laura." ucap Paulina memperkenalkan diri.

"Oh, silahkan duduk." Bimasena kemudian mempersilahkan Paulina untuk duduk di kursi yang ada di hadapan meja kerjanya.

"Terimakasih." Paulina pun kemudian duduk.

"Ada maksud apa Anda kemari?" tanya pria tersebut dengan raut wajah tak bersahabat memandang Laura.

"Kedatangan saya kemari untuk menyampaikan suatu hal yang penting yang sudah saya konfirmasikan sebelumnya pada istri anda. Dan kedatangan saya kemari untuk menyerahkan ini." ujar Paulina, seraya memberikan sebuah map pada Bimasena.

Untuk sesaat, Bimasena membuka dan membaca sekilas isi map yang sudah Paulina serahkan. Dan mendadak, wajah Bimasena langsung berubah merah padam.

"Apa-apaan ini." Seru Pria yang bernama Bimasena tersebut sambil meletakkan map tersebut dengan kasar ke mejanya.

"Itu adalah surat perceraian yang saya urus atas perintah Nyonya Laura. Saya sebagai pengacaranya hanya ingin menyampaikan itu kepada Anda. Karena Anda adalah tergugat." jelas Paulina.

"Katakan kepada Laura jika aku tidak akan pernah menandatangani surat perceraian itu." Ucap Bimasena dengan suara lantang.

Mendengar ketidak terimaan akan gugatan cerai tersebut oleh Bimasena. Membuat Paulina tetapi bersikap tenang.

"Baik, saya akan menyampaikan apa yang Anda tanggapi. Tapi bagaimanapun, klien saya sudah menyerahkan sepenuhnya urusan ini kepada saya. Dan saya harus menegaskan ini kepada Anda. Apapun penyanggahan Anda untuk gugatan ini. Dan apapun reaksi Anda terhadap gugatan perceraian yang Nyonya Laura sudah putuskan. Beliau sudah tidak bisa diganggu gugat. Dan keputusannya sudah bulat untuk berpisah dengan Anda. Maaf, saya hanya menyampaikan apa yang Nyonya Laura pesan kan pada Anda."

"Dan aku tidak akan pernah menyetujui itu. Sampai kapanpun aku tidak akan menandatangani surat perceraian itu. Sampaikan pada Laura dia tidak akan bisa berpisah dengan ku. Pergilah dari ruangan ku. Aku yang akan bicara langsung kepada istriku." Ujar Bimasena dengan menahan emosi.

Paulina yang paham dengan reaksi Bimasena yang mungkin tidak terima dengan gugatan cerai tersebut. Paulina kemudian langsung berdiri dari duduknya dan mohon undur diri.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Malam itu Paulina nampak terlihat letih. Setelah selesai dengan ritual bersih-bersih nya di depan kaca rias. Paulina kemudian langsung menjatuhkan tubuhnya di atas rajang.

Ia merasakan begitu lelah dan letih pada malam itu.

Ozan yang sejak tadi sudah ada di atas tempat tidur terlihat memperhatikan sang istri.

"Sayang, kau terlihat lelah."

"Hari ini banyak hal yang harus aku kerjakan. Salah satunya menemui seseorang."

"Siapa yang kau temui?" tanya Ozan penasaran ingin tahu.

"Apa kau kenal dengan seorang pengusaha bernama Bimasena. Tadi siang aku menemuinya. Dia tidak terima di gugat cerai istrinya. Dan semua bukti bukti yang ada. Tidak mungkin dia bisa menyangkal semua bukti yang sudah di pegang oleh hakim. Sebenar lagi dia pasti akan lebih menyesali perbuatannya."

"Sejak kapan kau tertarik dengan masalah pribadi klien mu?"

Mendengar pertanyaan itu membuat Paulina kemudian menatap ke arah sang suami.

"Ini adalah kasus perceraian yang sangat emosional bagi ku Ozan. Entahlah, semuanya membuat ku ikuti merasakan emosi mereka" tukas Paulina.

"Tu Kan kamu mulai. Kamu mulai terbawa dengan masalah mereka. Aku tidak mau kamu lelah sayang. Aku lihat ada cekungan di mata mu. Kau pasti banyak berfikir. Aku tidak ingin kamu seperti in."

"Ya aku akui Ozan, aku memang lelah sekali. Jadi aku ingin tidur awal."

"Kalau begitu tidurlah. Istirahatlah sayang." Ozan kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuh sang istri sampai leher.

Ozan kemudian menambah satu kecupan ke kening Paulina.

"AKU MENCINTAIMU PAULINA"

"Love you more Ozan." jawab Paulina dengan mata yang sudah setengah terpejam.

Terpopuler

Comments

Shanum❤️

Shanum❤️

Kesehatan lebih utama Paulina

2023-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!