"Ya, halo Laura. Ada yang bisa aku bantu? Jawab Paulina di saat ia mendapatkan pangilan telepon dari kliennya yang bernama Laura pagi itu.
"Hai Paulina, aku ingin memberikan putusan untuk kasus perceraian yang sudah aku serahkan kepada diri mu. Aku ingin semua bisa urus sekarang. Silahkan mulai diproses. Saat ini aku tidak ada di Indonesia. Aku sekarang berada di Swiss. Aku sedang memindahkan anak-anak ku sekolah di Swiss. Dan aku harap, saat aku sudah kembali ke Indonesia. Surat perceraian itu sudah harus jadi." tutur Laura lewat sambungan telepon pada Paulina pagi itu.
"Baik, aku akan segara memprosesnya Laura."
"Bagus, aku tidak ingin ada drama dalam proses penceraian ku. Semua bukti bukti kuat yang mendukung gugatan ku juga sudah aku serahkan pada mu kan. Jadi gunakan itu sebagai alat dan bukti untuk tidak bisa membuat Bimasena membantahnya. Aku yakin kamu bisa membereskan ini dengan mudah."
"Semua akan aku atur Laura."
"Pastikan aku mendapatkan hak asuh penuh sampe mereka dewasa. Aku ingin berjaga jaga saja. Bimasena pasti akan ada upaya minta hak asuh anak anaknya juga. Aku yakin itu. Karena dia orang yang egois. Jika berkasnya sudah jadi. Tolong berikan langsung kepada mantan suami ku. Jadi saat aku kembali ke Indonesia. Aku tingal menandatanganinya."
"Baik Laura, aku akan mengurus secepatnya. Dan jika semuanya sudah beres. Aku sendiri yang akan mengantarkan surat itu kepada suamimu."
"Mantan suami Paulina." Ucap Laura mengoreksi.
"O, ya. Sorry Laura, mantan suami."
"Terima kasih Pauline. Aku percayakan semua pada mu." pungkas Laura.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
"Siapa sayang? Pagi pagi buta begini sudah menelpon mu ?" tanya Ozan dengan suara serak khas bangun tidur.
"Laura, klien ku." jawab Paulina. Kemudian ia meletakkan ponselnya di atas nakas dan kembali memeluk Ozan yang masih meringkuk di sampingnya.
"Kenapa malah meringkuk lagi. Ini sudah pagi sayang."
"Hemmmmmm....aku tidak peduli. Aku masih ngantuk dan ingin mendekap mu beberapa menit lagi." ujar Laura, dengan bersikap manja pada suami tercintanya.
"Kata mu mau ngurusin perceraian klien mu."
"Iya, tapi biarlah kita dalam posisi intim seperti ini Ozan. Bau tubuh mu adalah aroma terapi menenangkan untuk ku." ucap Paulina yang semakin erat memeluk tubuh Ozan.
"Ya sudah, selama yang kamu mau sayang." Ozan kemudian juga semakin mengeratkan pelukannya.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Seusai Ozan dan Paulina telah selesai bersiap-siap untuk beraktifitas. Pasangan suami istri itu turun dari kamarnya di lain dua. Dengan saling bergandengan tangan. Mereka menuruni anak tangga untuk menuju ruang makan.
"Pagi Nyonya, Tuan." sapa salah seorang pelayanan.
"Pagi Mona." Balas Paulina ramah pada pelayanannya.
"Sarapan pagi ini sudah siap dengan menu sarapan sesuai permintaan Nyonya." jelas Mona, kepala pelayan yang di pekerjaan Ozan di Mansion mewahnya.
Ozan dan Paulina kemudian sama sama menikmati sarapan.
Sambil menikmati sarapan, baik Ozan dan Paulina nampak sama sama saling sibuk dengan ponsel mereka.
Saat Paulina sedang fokus pada ponselnya. Tiba-tiba sebuah cairan berwarna merah menetes dari hidung Paulina. Cairan yang seperti mirip mimisan itu menetes dan jatuh ke piring milik Paulina.
Paulina sendiri saat itu tidak menyadari jika hidungnya mengeluarkan darah. Tetapi Ozan lah yang melihat kejadian itu.
Ozan kemudian langsung mengambil tissue dan ia berdiri sambil menempelkan tissue itu ke hidung sang istri.
Paulina yang kaget dengan apa yang di lakukan Ozan padanya kemudian bertanya.
"Ada apa sayang?"
"Hidung mu berdarah sayang." Ucap Ozan, dengan masih menempelkan tissue pada hidung sang istri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Shanum❤️
sakit kah Paulina ?
2023-02-14
1