"Jangan berkata seperti itu Paulina. Hidup, kelahiran kematian itu ada di tangan Tuhan. Kita tidak bisa memprediksinya."
"Ya aku tahu itu. Tapi tetap saja, aku memiliki sebuah firasat, aku selalu dihantui oleh firasat itu."
"Aku meyakini firasat itu. Ada dua firasat yang aku rasakan begitu kuat yang selalu menghantuiku. Yang selalu bergumam dalam hati dan pikiran aku. Pertama firasat jika aku akan segera memiliki keturunan. Dan kedua firasat tentang aku tidak akan hidup lebih lama lagi." terang Paulina.
"Tapi janji lah kepadaku Anna. Kamu harus menjaga rahasia ini. Karena hanya dirimu lah yang aku ceritakan tentang firasat ku. Aku tidak berani menceritakan ini kepada Ozan. Jadi bisa dibilang, kamulah satu-satunya orang yang aku ceritakan tentang firasat ku."
"Ketika aku memiliki firasat jika aku akan segera memiliki anak. Tuhan seolah memberikan jawaban. Saat aku mendengar kabar jika dirimu kembali ke Indonesia. Karena pada saat itu aku melihat story mu di media sosial jika kau telah berada di Indonesia. Aku langsung menghubungimu. Dan pada akhirnya kita mengobrol seperti sekarang ini." ucap Paulina mencoba menceritakan apa yang ia rasakan.
"Lewat dirimu, aku ingin kembali melakukan program kehamilan. Dan aku yakin dengan bantuan mu mungkin aku bisa merealisasikan program kehamilan itu akan berjalan dengan sempurna dan berhasil."
"Aku akan berusaha membantumu Paulina. Aku akan mendampingi mu. Karena kau adalah sahabatku, sebagai seorang teman aku akan membantu sebisaku. Dan akan aku gunakan pengetahuanku untuk memberikan tips-tips agar kau bisa memiliki anak. Dan aku berdoa untukku supaya kau bisa positif hamil dan mendapatkan anak."
"Terima kasih Anna. Kamu sudah sangat mengerti aku. Aku sudah mendapatkan izin Ozan untuk melakukannya lagi. Setelah sekian kalinya aku gagal dan gagal. Tapi untuk melakukan program ini. Aku yakin, dan aku akan memberikan dia kejutan. Aku tidak mau banyak memberikan dia harapan. Aku akan memberikan Ozan kejutan jika program kehamilanku ini berhasil."
"Semoga Paulina." kedua sahabat itu kemudian senyum dan saling berpelukan.
"Lalu bagaimana dengan keluhan mu. Katanya kamu sering mengeluh sakit kepala. Sebenarnya apa yang terjadi dengan mu."
"Itulah yang aku tidak mengerti. Beberapa kali aku pergi ke dokter. Dan ada beberapa dokter yang menangani aku. Aku hanya menurut apa kata Ozan. Karena dia selalu bilang aku tidak boleh banyak bertanya jika tidak mau membuat dia marah. Aku selalu pergi berkonsultasi ke dokter yang sudah di jadwalkan oleh Ozan. Ozan juga selalu menemaniku setiap kali aku pergi check up. Tapi sampai sekarang aku tidak tahu penyakit apa yang aku derita. Kalau aku tanya apa sakit ku. Ozan hanya bilang, aku hanya mengalami sakit kepala biasa. Tapi anehnya, jika sakit itu telah menyerang diriku. Rasanya aku ingin mati saja. Dan tidak ingin hidup kembali. Karena sakitnya luar biasa, aku tidak bisa menceritakan bagaimana rasa sakitnya itu." jelas Paulina.
Mendengar cerita bahwa Paulina mengidap sakit kepala yang luar biasa. Membuat Anna bertanya-tanya.
Tetapi ia sangat tahu karakter sahabatnya.
Ia pun menahan diri untuk tidak bercerita lebih banyak lagi.
Karena itu juga bukan urusannya.
Dan dia tidak mau lancang karena Ozan saja tidak memberitahu apa penyakit apa yang diderita oleh Paulina.
"Percayakan saja dengan suamimu. Ozan selalu melakukan upaya yang terbaik untuk mu. So, jadi kau sekarang sudah tidak menjadi pengacara lagi?" tanya Anna pada Paulina. Yang Anna juga tau jika Paulina sebentar adalah seorang pengacara.
"Ozan sudah melarang ku bekerja. Aku menyerahkan kantor firma hukum ku kepada rekan-rekan pengacaraku yang lainnya. Sudah hampir 5 bulan aku selalu berada di rumah."
"Itu kan karena kamu ada masalah kesehatan Paulina. Jangan paksakan diri. Kesehatan lebih penting."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Shanum❤️
iyaa bener Paulina ,mending nurut aja sm Ozan
demi kesehatanmu
2023-02-14
1