"Bukankah kamu sudah melakukan program kehamilan berkali-kali sayang. Aku ingin kamu fokus saja untuk kesehatan kamu. Aku tidak ingin kamu menjalankan program itu."
"Tapi saat ini aku mempunyai keyakinan jika aku bisa hamil sayang."
"Paulina, sudah berapa kali aku katakan aku tetap bahagia walau tanpa memiliki anak darimu."
"Aku membicarakan diriku. Aku tidak membicarakan dirimu. Memiliki anak adalah kebahagiaan ku Ozan. Jika aku punya anak, aku akan bahagia. Terlepas dari kau adalah pasanganku. Tapi ini soal hidupku."
Jika Paulina sudah bicara seperti itu. Ozan sudah tidak bisa mendepat lagi.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Keesokan harinya, Paulina mengundang sahabat lamanya yang bernama Anna untuk bermain ke rumahnya di Mansion.
Atas undangan Paulina yang menyuruhnya untuk bermain ke rumah. Anna pun meluangkan waktu untuk bertandang ke rumah Paulina.
Di dalam kamar, Paulina dan Anna mengobrol panjang lebar seputaran anak dan juga kehamilan.
Sebagai seorang dokter spesialis kandungan Anna sangat paham dengan apa yang dialami oleh Paulina.
Sedangkan Paulina sendiri yang sudah belasan tahun menikah dan belum dikaruniai seorang anak. Pasti sangat ingin memiliki keturunan. Apalagi di usianya yang semakin menua dan usia-usia menuju menopause.
Jika masih ada kesempatan untuk Paulina bisa memiliki anak. Mungkin hanya tinggal beberapa tahun saja. Jika ia menginginkan seorang bayi yang lahir dari rahimnya langsung.
Paulina kemudian menunjukan pada Anna tentang hasil pemeriksaan yang sudah Paulina lakukan sebelumnya. Tentang pengecekan dirinya jika sebenarnya dirinya itu sehat dan bisa memiliki seorang anak.
Tetapi entah kenapa sampai sekarang ia tak kunjung memiliki anak.
Anna lalu mempelajari berkas-berkas yang sudah Paulina berikan.
Sebagai seorang sahabat yang sangat memahami sahabatnya. Anna tidak ingin membuat statement yang membuat sahabatnya itu sedih.
Anna juga menjelaskan kepada Paulina bahwa Paulina masih berkesempatan besar dan masih memiliki peluang besar untuk bisa hamil. Karena memang itulah yang sebenarnya.
"Jika aku melihat dari hasil medis yang sudah kamu lakukan sebelumnya. Tidak ada masalah dengan dirimu Paulina. Kamu sehat dan kau bisa memiliki keturunan. dari hasil rekam medis dari suamimu juga semuanya bagus. Semuanya tidak ada masalah. Jika sampai saat ini kalian belum di karuniai anak. Mungkin ini adalah ujian pernikahan kalian Paulina. Kalian adalah pasangan yang sangat luar biasa. Kamu sangat beruntung memiliki suami seperti Ozan. Dia melihatmu penuh kesempurnaan dan begitu pula sebaliknya."
"Tapi tetap saja Anna, ada sebuah rasa kehampaan di tengah-tengah kebahagiaan kami. Jika Ozan tidak merasakan itu, akulah yang merasakannya." jelas Paulina. mencurahkan isi hatinya pada Anna.
"Aku paham dan itu natural Paulina. Setiap wanita pasti ingin memiliki keturunan dan itu sangat wajar. Dan aku bisa memakluminya. Tetapi ada beberapa hal yang tidak bisa kita paksakan dan ada beberapa hal juga yang harus kita harus maklumi. Karena bahwasanya, anak itu adalah anugerah dari Tuhan. Kita tidak bisa membawa permasalahan ini dalam sebuah kacamata medis saja. Tetapi juga kita harus membawa permasalahan tentang anak ini kepada Tuhan. Karena bagaimanapun, Tuhan lah yang memberi anugerah tersebut hambaNya. Dan untuk mendapatkannya, jangan pernah putus untuk berdoa." ucap Anna memberikan semangat untuk sahabatnya.
"Jika untuk berdoa, aku tidak pernah putus. Aku selalu berdoa agar aku bisa punya anak. Tapi entahlah, belakangan ini aku terpanggil kembali dan aku mendambakan seorang anak. Ada sebuah perasaan yang tidak bisa aku ungkapkan. Aku merasakan sesuatu yang entah itu apa. Seolah-olah aku sebentar lagi akan pergi dan aku akan meninggalkan Ozan. Dan itu sangat membuat perasaanku sedih." ucap Paulina, kemudian ia meneteskan air matanya.
Melihat bahwa sahabatnya sedih. Anna kemudian mengambil tisu dan memberikannya kepada Paulina.
"Terima kasih." ucap Paulina sambil meraih tissue yang Anna berikan dan kemudian ia mengambil tissue itu untuk menghapus air matanya.
"Katakan padaku, apa yang membuatmu sedih. Sepertinya kau sedang merasakan suatu perasaan yang dalam."
"Ya, kau benar. Aku memang merasakan sesuatu dan aku tidak bisa berbagi tentang apa yang aku rasakan ini kepada siapapun. Bahkan dengan Ozan" jelas Paulina.
"Apa itu Paulina, kau bisa ceritakan padaku." ucap Anna.
"Ozan sudah sangat bersabar dengan ku, dengan hubungan kami. Sebagai seorang suami, dia sudah menunjukkan kesempurnaannya. Jika dia selalu menginginkan aku bahagia, jika dia tidak egois dengan dirinya sendiri. Jika dia ingin melakukan apa saja untukku. Aku pun juga ingin berbuat yang sama dengan Ozan. Aku ingin memberikan dia segalanya dari diriku. Entah apa yang membuat aku mengatakan ini. Aku juga tidak tahu. Tapi seakan-akan aku seperti tidak akan hidup lama lagi." ucap Paulina mengutarakan apa yang ia rasakan tentang firasat.
"Jangan berkata seperti itu Paulina. Hidup, kelahiran kematian itu ada di tangan Tuhan. Kita tidak bisa memprediksinya."
"Ya aku tahu itu. Tapi tetap saja, aku memiliki sebuah firasat, aku selalu dihantui oleh firasat itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Alika
Sabar
aq aja 20 thn baru nongol anaknya
2023-05-10
0
Shanum❤️
Sabar ya Paulina ❤️
2023-02-14
1