Paulina Martinez

"Jangan mengukur kebahagiaan kita dengan keturunan. Aku tau kamu sudah sangat ingin punya anak, aku pun juga. Tapi Tuhan belum berkehendak Paulina. Aku ingin kita menikmati pernikahan kita apa adanya. Aku mencintaimu, lebih dari apapun. Dan itu sudah cukup bagi kita untuk bisa saling menguatkan bukan. Ayolah sayang, jangan bahas itu. Aku membawa mu kemari untuk bersenang senang menikmati senja, matahari tenggelam, bermalam di lautan. Bukankah itu hal yang asik. Nikmatilah kebersamaan kita apa adanya sayang. Jangan risau tentang anak. Aku percaya dengan mukjizat. Jika suatu saat Tuhan akan izin itu dan akan ada janin yang tumbuh di rahim mu. Seorang bayi mungil pasti akan kita bisa dekap bersama. Anggap saja ini adalah ujian pernikahan kita." ucap Ozan, menenangkan sang istri. Ozan kemudian melabuhkan satu kecupan ke pipi Paulina.

"Terimakasih Ozan, kau selalu menjaga hati ku."

"Aku akan selalu menjadi penjaga hati mu Paulina

Sekembalinya Ozan dan Paulina berlibur dari luar negeri. Mereka telah kini telah kembali ke mansion mewah mereka.

Ozan disibukkan kembali dengan pekerjaan dan segala kegiatannya sebagai seorang CEO.

Sedangkan Paulina sendiri kembali beraktivitas seperti biasa sebagai seorang pengacara di kantor firma hukum miliknya.

Untuk mengurangi kesibukannya sebagai seorang pengacara. Paulina sudah punya banyak partner di firma hukum di kantor yang ia dirikan.

Jika ada banyak kasus hukum yang memintanya untuk menjadi pengacara. Paulina akan melimpahkan penanganan kasus pada partnernya yang lain jika ia telah menangani banyak kasus.

Dan belakangan ini, Paulina mengeluhkan kepalanya yang sering pusing dan terasa amat sakit.

Paulina pikir, itu hanya sakit kepala biasa. Karena setelah ia minum obat sakit kepala. Biasanya sakit itu akan berangsur-angsur reda.

"Sakit kepala lagi?" tanya Ozan pada sang istri. Ketika mereka telah berada di kamar.

"Iya, entahlah. Akhir akhir ini aku sering sekali sakit kepala." tutur Paulina, lalu ia meminum obat sakit kepala yang baru saja ia ambil dari laci meja di kamarnya.

"Jangan minum obat sakit kepala terus menerus. Sebaiknya kamu periksa saja ke dokter." ujar Ozan memberikan saran.

"Tidak perlu. Biasanya setelah minum obat ini, pusing ku akan hilang." jawab Paulina setelah ia selesai minum obat.

"Tapi kamu hampir setiap malam minum obat itu sayang. Itu tidak bagus." Imbuh Ozan lagi, yang ketika itu ia sudah berada di atas ranjang sambil membaca buku.

"Sudahlah jangan di khawatirkan. Ini juga sakitnya mulai mereda." tutur Paulina, kemudian ia naik ke atas ranjang dan langsung merebahkan tubuhnya di sisi sang suami.

"Bagaimana hari mu hari ini?" Paulina bertanya pada Pria yang sangat ia cintai yang sudah berstatus sebagai suaminya itu dengan menyadarkan kepadanya di bahu Ozan.

"Seperti biasa, aku sibuk di kantor, mengurus file demi file pekerjaan. So, bagaimana dengan dirimu. Apa ada kasus baru yang kamu sedang tangani?" Tanya Ozan balik pada sang istri yang sudah menempel pada pundaknya kala itu.

"Setiap hari selalu ada yang datang ke kantor untuk minta di bantu menangani kasus mereka. Aku sedang menangani kasus perceraian salah satu klien. Namanya Laura, dia mau bercerai dengan suaminya. Dia menuduh suaminya telah selingkuh dan telah menelantarkan dirinya dan juga ketiga anak mereka. Bagi ku, kasus ini sangat menarik untuk aku tangani sendiri." ujar Paulina bercerita tentang sebuah kasus yang ia saat ini sedang tangani.

"Kenapa menarik?" tanya Ozan penasaran.

"Ya karena wanita yang bernama Laura ini ingin mendapat hak asuh penuh atas ketiga anaknya. Dan dia menuntut sang suami 50 milyar untuk kasus perceraian mereka."

"Menutut 50 milyar. Rumah tangga macam apa yang mereka jalani. Sudah di berikan tiga anak masih ingin berpisah dan saling menuntut." Ozan nampak berkomentar.

"Entahlah, aku juga kurang paham detailnya permasalahan mereka."

"Itulah sayang, keberadaan anak anak tidak bisa menjamin kebahagiaan berumah tangga. Dalam kasus mereka contohnya." papar Ozan.

"Iya, tapi tetap saja Ozan. Aku sangat menginginkan seorang anak ada ditengah tengah kita."

"Kita selama ini tidak pernah lelah berjuang dan berusaha sayang. Meskipun aku mengizinkan mu aktif sebagai pengacara. Ingatlah pesan ku, jangan sampai kamu kelelahan mengurusi masalah orang." Mendengar itu Paulina terkekeh.

"Aku bisa membedakan mana masalah ku pribadi dan mana masalah klien. Kamu tenang saja sayang, aku masih bisa handle. Kamu tau sendiri kan. Dunia hukum adalah dunia yang aku senangi. Ini bukan soal aku akan mendapatkan banyak uang dari sana. Tapi menjadi seorang pengacara adalah cita cita ku dari kecil. Aku senang bisa membantu menyelesaikan masalah mereka. Aku merasa puas di saat aku bisa membantu seseorang mendapatkan keadilan. Uang mu tak ternilai, aku bisa berfoya foya dengan uang mu kalau aku mau. Tapi kau tau sifat ku kan."

"Apa saja lakukanlah, asal kamu bahagia dan senang. Sudah malam, ayo kita tidur."

Ozan kemudian meletakkan buku yang barusan ia baca ke atas nakas yang ada di sisi tempat tidur.

Sambil saling berpelukan, pasangan suami-istri yang selalu romantis itu kemudian sama sama mengistirahatkan tubuh mereka dari lelahnya beraktifitas seharian itu.

Terpopuler

Comments

Shanum❤️

Shanum❤️

bahagia terus ya kalian ❤️

2023-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!