Bab 18 - TGSP

Setelah selesai dengan urusan jatah, akhirnya Juan pun mengantarkan Syera ke rumah nya, dia langsung mencuci mobil nya untuk persiapan pergi nanti malam ke acara yang cukup penting bagi Syera. 

"Ju, minum dulu." Tawar Roberts sambil membawa dua cangkir teh hangat, minum teh hangat di sore hari pasti sangat menyegarkan, apalagi tubuh Juan yang letih setelah bekerja seharian ini, dengan berbagai beban yang dia pikul di pundak nya.

"Baik, Pak." Jawab Juan, pemuda itu pun mendekat ke arah kursi dimana Roberts duduk.

"Duduklah, Juan."

"I-iya Pak." 

"Jadi, nanti malam kamu dan Syera akan pergi ke acara kampus, hmm?"

"Iya, Tuan. Nona Syera yang mengajak saya kesana, karena tak punya pasangan katanya." Jelas Juan, jujur saja dia sedikit takut jika berhadapan dengan Roberts secara langsung, berdekatan secara empat mata seperti saat ini.

Tentu nya, dia merasa bersalah karena sudah berani melakukan hal tak senonoh bersama putri majikan nya yang baik ini. Meskipun sebenarnya, Roberts saja mungkin belum tahu hal ini, tapi dia tetap saja merasa bersalah pada pria itu.

"Saya nitip Syera ya, dia kalau sudah minum suka kebablasan. Jangan biarkan dia minum terlalu banyak, kau bisa di percaya kan?"

"Baik, Pak. Saya akan menjaga Nona Syera sebaik mungkin yang saya bisa." Jawab Juan, Roberts pun tersenyum.

"Kalau begitu, saya pulang dulu untuk berganti pakaian, Pak."

"Ya, hati-hati di jalan nya Ju." 

"Baik, Pak. Saya permisi dulu, pak." Roberts hanya mengangguk, lalu membiarkan Juan pergi dengan sepeda motor nya. Pemuda tampan itu pun menganggukan kepala nya saat tatapan mata nya bertemu dengan tatapan mata tua Roberts. 

Maklumlah, motor tua. Mana ada klakson nya, jadi terpaksa lah pakai klakson manual, yakni menganggukan kepala dengan sopan. 

Juan pun mengemudikan kendaraan roda dua miliknya itu dengan kecepatan sedang, lalu berhenti di salah satu minimarket untuk membeli beberapa kebutuhan di rumah. Tugas belanja memang selalu oleh Juan, karena ibu nya yang tak bisa pergi bepergian sendiri karena keterbatasan fisik nya. 

Biasa nya, Juan akan meminta list nya. Tapi saat ini, dia tidak membawa nya. Karena dia tahu barang apa saja yang hampir habis di rumah. 

Juan mengambil dua karung beras dengan berat masing-masing sepuluh kilo, lalu peralatan mandi, bumbu dapur, satu dus mie instan, juga beberapa jajanan untuk adiknya di rumah. Mumpung dia punya uang, dia sangat ingin menyenangkan adik kesayangan satu-satunya nya itu.

"Total nya 520 ribu, kak." Juan pun memberikan uang nya pada sang kasir, lalu membawa nya dengan motor nya. Lalu kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah. Tak lupa, dia juga melunasi hutang piutang sang ibu agar dia lega dan tak punya beban lagi.

Sesampai nya di rumah, Rinda menyambut kakak nya dengan senyuman cerah nya. Padahal, tadi pagi dia demam tapi sekarang sudah bisa menyambut nya dengan senyum manis nya.

"Wah, adik kesayangan kakak sudah sembuh ya?" Tanya Juan sambil membingkai wajah adiknya dengan lembut.

"Iya, kak. Tadi di kompres sama Mama, sembuh deh."

"Kakak baru aja mau ngajakin Rinda periksa, tapi kalo udah sembuh ya gapapa."  

"Iya, Rinda gak mau bikin kakak kesusahan."

"Husshh, gak boleh bicara seperti itu. Kamu itu adik kakak satu-satunya, kalau bukan sama kakak, kamu mau sama siapa hmm?" 

"Hehe, iya deh kak. Itu apa?"

"Itu belanjaan, ada beras sama mie instan kesukaan Rinda, kakak juga beliin Rinda cemilan buat nemenin belajar." 

"Wahh, makasih kakak." 

"Sama-sama sayang, mama mana?"

"Di dalam, kak." Jawab Rinda. Juan pun membawa beras dan barang-barang lain nya ke rumah, membuat Romlah yang melihat hal itu menganga. Dari mana dia punya uang untuk membeli keperluan rumah sebanyak itu?

"Nak.."

"Iya, Ma." Juan pun mendekat, lalu berlutut untuk menyamai posisi nya dengan sang ibu. Pemuda itu mengambil dompet usang nya, lalu mengambil semua uang yang ada di dalam nya, hanya menyisakan dua lembar saja, untuk jaga-jaga kalau dia ada kebutuhan nanti.

"Ini uang, mama pegang ya. Mama atur-atur sehari-hari nya, bayarin yang penting-penting. Hutang mama sama warung depan juga udah Juan lunasi."

"Juan, dari mana kamu memiliki uang sebanyak ini, Nak?"

"Di kasih Non Syera, Juan gak minta kok. Tapi Non Syera yang ngasih begitu tau masalah aku." Ucap Juan sambil tersenyum.

"Majikan mu sangat baik, Nak."

"Hmmm, selain baik dia juga cantik, Ma. Hehe." Jawab Juan sambil cengengesan, bohong saja jika Juan tidak melihat bahwa Syera itu cantik. 

"Kamu ini.."

"Ya kan, Juan normal." Jawab nya lagi, masih dengan cengengesan.

"Ohh iya, nanti Juan mau nganterin Non Syera ke acara kampus nya, Tuan Roberts menitipkan nya sama Juan. Boleh kan?"

"Hati-hati, jangan terbawa arus pergaulan ya. Jangan minum-minum." Peringat Romlah pada putra nya.

"Iya, Ma." Jawab Juan. 

"Mandi dulu, terus siap-siap ya." Juan menganggukan kepala nya, lalu segera beranjak dari ruang tengah ke kamar nya, mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya yang terasa lengket. 

Setelah membersihkan diri, Juan pun keluar dengan kemeja paling bagus yang dia punya, namun dia ragu. Apakah baju seperti ini terlalu sederhana? Mengingat, orang-orang yang kuliah di kampus Syera bukan orang sembarangan.

"Gimana ya, tapi cuman ini yang bagus." Gumam Juan, dia pun berkali-kali meneliti penampilan nya dari atas hingga ke bawah di pantulan cermin.

"Not bad but not good." Gumam Juan, akhirnya dia pun keluar dari rumah. 

"Kok gak pake jaket? Dingin, nanti kamu masuk angin." 

"Ehh lupa, ambilin gih dek." Pinta Juan pada adiknya yang sedang belajar sambil ngemil cemilan yang di belikan Juan untuknya. Rinda pun langsung menurut dan mengambilkan jaket sang kakak. 

"Ini kak." 

"Makasih adik kakak yang paling cantik." 

"Sama-sama kakak." Jawab Juan sambil mengacak rambut adiknya dengan gemas. Setelah itu, dia pun menyalakan motor nya dan segera pergi karena sebentar lagi sudah jam delapan. 

Juan pun mengemudikan motor nya dengan kecepatan tinggi, karena dia takut terlambat dan membuat Syera bad mood nanti nya. 

Namun, setelah sampai di kediaman besar milik Tuan Roberts, mata Juan menyipit saat melihat sosok pria yang nampak tak asing bagi nya, meskipun dia membelakangi nya. 

"Martin? Ngapain dia disini, apa Nona Syera berubah pikiran dan akan pergi bersama nya?" Gumam Juan sambil memerhatikan saat pria itu tengah mengobrol dengan Roberts. 

"Ehh, Ju. Sudah datang? Tunggu sebentar ya, Syera lagi ganti baju sekalian siap-siap." 

"Baik, Pak." Jawab Juan sopan, membuat raut wajah Martin berubah seketika saat melihat Juan juga berada disana.

"Pah, Syera pergi dulu. Juan udah datang kan.." Syera membulatkan mata nya saat melihat siapa yang duduk bersama sang papa. Tamu tak di undang.

"Tuh, Juan udah datang. Tapi, Nak Martin juga datang untuk menjemput mu ke acara kampus itu." 

"Aku sih oh aja ya, gak nyuruh dia datang kesini kok. Aku mau pergi sama Juan aja." Jawab Syera, gadis itu nampak acuh. Bahkan terkesan tak peduli dengan keberadaan Martin di rumah nya.

"Syera, gak baik lho bicara gitu sama pacar sendiri."

"What? Pacar? Mantan kali pah, aku tegaskan sekali lagi, aku sama Martin udah putus." Jawab Syera, dia pun pergi tanpa mempedulikan Martin sama sekali.

"Syera.." panggil Martin, dia hendak memegang tangan Syera, namun secepat kilat niat nya di hentikan oleh Juan. Hingga terjadi perang mata antara Juan dan Martin, kedua nya saling melempar tatapan yang sama-sama tajam nya.

"Ju, sudahlah gak usah di ladenin. Gak penting tau gak." Ucap Syera dari dalam mobil, dia bahkan beberapa kali menekan klakson agar Juan segera masuk. 

Juan pun menurut, dia langsung masuk dan mengemudikan mobil nya menjauhi rumah mewah nya, meninggalkan Martin yang beberapa kali mengumpat di tempat nya karena merasa kalau dia kalah saing dengan pengawal sekelas Juan.

"Ohh shitttt, sialan!" Umpat nya, membuat Roberts yang masih berada di tempat nya mengerti kenapa Juan bertindak demikian pada sosok pria yang mengaku sebagai kekasih putrinya itu. 

"Sepertinya dia cukup toxic." Gumam Roberts, tanpa mau peduli lagi pria paruh baya itu pun masuk ke dalam rumah nya.

......

🌻🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

ayah ngbelain bayar bodyguard biar anaknya ga nglakuin senonoh ga taunya malah di senonohin SM bodyguardnya🥴😜

2023-02-21

2

IDA ROSIDAH

IDA ROSIDAH

ok lanjut

2023-02-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - TGSP
2 Bab 2 - TGSP
3 Bab 3 - TGSP
4 Bab 4 - TGSP
5 Bab 5 - TGSP
6 Bab 6 - TGSP
7 Bab 7 - TGSP
8 Bab 8 - TGSP
9 Bab 9 - TGSP
10 Bab 10 - TGSP
11 Bab 11 - TGSP
12 Bab 12 - TGSP
13 Bab 13 - TGSP
14 Bab 14 - TGSP
15 Bab 15 - TGSP
16 Bab 16 - TGSP
17 Bab 17 - TGSP
18 Bab 18 - TGSP
19 Bab 19 - TGSP
20 Bab 20 - TGSP
21 Bab 21 - TGSP
22 Bab 22 - TGSP
23 Bab 23 - TGSP
24 Bab 24 - TGSP
25 Bab 25 - TGSP
26 Bab 26 - TGSP
27 Bab 27 - TGSP
28 Bab 28 - TGSP
29 Bab 29 - TGSP
30 Bab 30 - TGSP
31 Bab 31 - TGSP
32 Bab 32 - TGSP
33 Bab 33 - TGSP
34 Bab 34 - TGSP
35 Bab 35 - TGSP
36 Bab 36 - TGSP
37 Bab 37 - TGSP
38 Bab 38 - TGSP
39 Bab 39 - TGSP
40 Bab 40 - TGSP + Visual
41 Bab 41 - TGSP
42 Bab 42 - TGSP
43 Bab 43 - TGSP
44 Bab 44 - TGSP
45 Bab 45 - TGSP
46 Bab 46 - TGSP
47 Bab 47 - TGSP
48 Bab 48 - TGSP
49 Bab 49 - TGSP
50 Bab 50 - TGSP
51 Bab 51 - TGSP
52 Bab 52 - TGSP
53 Bab 53 - TGSP
54 Bab 54 - TGSP
55 Bab 55 - TGSP
56 Bab 56 - TGSP
57 Bab 57 - TGSP
58 Bab 58 - TGSP
59 Bab 59 - TGSP
60 Bab 60 - TGSP
61 Bab 61 - TGSP
62 Bab 62 - TGSP
63 Bab 63 - TGSP
64 Bab 64 - TGSP
65 Bab 65 - TGSP
66 Bab 66 - TGSP
67 Bab 67 - TGSP
68 Bab 68 - TGSP
69 Bab 69 - TGSP
70 Bab 70 - TGSP
71 Bab 71 - TGSP
72 Bab 72 - TGSP
73 Bab 73 - TGSP
74 Bab 74 - TGSP
75 Bab 75 - TGSP
76 Bab 76 - TGSP
77 Bab 77 - TGSP
78 Bab 78 - TGSP
79 Bab 79 - TGSP
80 Bab 80 - TGSP
81 Bab 81 - TGSP
82 Bab 82 - TGSP
83 Bab 83 - TGSP
84 Bab 84 - TGSP
85 Bab 85 - TGSP
86 Bab 86 - TGSP
87 Bab 87 - TGSP
88 Bab 88 - TGSP
89 Bab 89 - TGSP
90 Bab 90 - TGSP
91 Bab 91 - TGSP
92 Bab 92 - TGSP ENDING
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 - TGSP
2
Bab 2 - TGSP
3
Bab 3 - TGSP
4
Bab 4 - TGSP
5
Bab 5 - TGSP
6
Bab 6 - TGSP
7
Bab 7 - TGSP
8
Bab 8 - TGSP
9
Bab 9 - TGSP
10
Bab 10 - TGSP
11
Bab 11 - TGSP
12
Bab 12 - TGSP
13
Bab 13 - TGSP
14
Bab 14 - TGSP
15
Bab 15 - TGSP
16
Bab 16 - TGSP
17
Bab 17 - TGSP
18
Bab 18 - TGSP
19
Bab 19 - TGSP
20
Bab 20 - TGSP
21
Bab 21 - TGSP
22
Bab 22 - TGSP
23
Bab 23 - TGSP
24
Bab 24 - TGSP
25
Bab 25 - TGSP
26
Bab 26 - TGSP
27
Bab 27 - TGSP
28
Bab 28 - TGSP
29
Bab 29 - TGSP
30
Bab 30 - TGSP
31
Bab 31 - TGSP
32
Bab 32 - TGSP
33
Bab 33 - TGSP
34
Bab 34 - TGSP
35
Bab 35 - TGSP
36
Bab 36 - TGSP
37
Bab 37 - TGSP
38
Bab 38 - TGSP
39
Bab 39 - TGSP
40
Bab 40 - TGSP + Visual
41
Bab 41 - TGSP
42
Bab 42 - TGSP
43
Bab 43 - TGSP
44
Bab 44 - TGSP
45
Bab 45 - TGSP
46
Bab 46 - TGSP
47
Bab 47 - TGSP
48
Bab 48 - TGSP
49
Bab 49 - TGSP
50
Bab 50 - TGSP
51
Bab 51 - TGSP
52
Bab 52 - TGSP
53
Bab 53 - TGSP
54
Bab 54 - TGSP
55
Bab 55 - TGSP
56
Bab 56 - TGSP
57
Bab 57 - TGSP
58
Bab 58 - TGSP
59
Bab 59 - TGSP
60
Bab 60 - TGSP
61
Bab 61 - TGSP
62
Bab 62 - TGSP
63
Bab 63 - TGSP
64
Bab 64 - TGSP
65
Bab 65 - TGSP
66
Bab 66 - TGSP
67
Bab 67 - TGSP
68
Bab 68 - TGSP
69
Bab 69 - TGSP
70
Bab 70 - TGSP
71
Bab 71 - TGSP
72
Bab 72 - TGSP
73
Bab 73 - TGSP
74
Bab 74 - TGSP
75
Bab 75 - TGSP
76
Bab 76 - TGSP
77
Bab 77 - TGSP
78
Bab 78 - TGSP
79
Bab 79 - TGSP
80
Bab 80 - TGSP
81
Bab 81 - TGSP
82
Bab 82 - TGSP
83
Bab 83 - TGSP
84
Bab 84 - TGSP
85
Bab 85 - TGSP
86
Bab 86 - TGSP
87
Bab 87 - TGSP
88
Bab 88 - TGSP
89
Bab 89 - TGSP
90
Bab 90 - TGSP
91
Bab 91 - TGSP
92
Bab 92 - TGSP ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!