Bab 12 - TGSP

"Itu apa, Ju?" Tanya Romlah menunjuk paperbag yang di pegang oleh putra nya.

"Aahh ya, hampir saja lupa. Ini burger Ma dari Non Syera buat Rinda." Jawab Juan sambil tersenyum.

"Buat Rinda, kak?" Tanya Rinda dengan senyuman ceria nya. Dia begitu senang hati ini, mendapat beberapa baju baru lalu makanan yang paling ingin dia coba.

"Iya, dari calon kakak ipar kamu." Ucap Juan sambil tertawa, nyatanya sekarang Juan seperti benar-benar jatuh cinta pada anak majikan nya, yakni gadis yang harus dia jaga. 

"Juan.."

"Iya Ma.." Juan mendekat, lali berjongkok di depan kursi roda, menyamakan posisi tubuh nya dengan sang ibu.

"Apa Syera itu baik, Nak?"

"Hmmm, dia sangat baik. Hanya saja kepribadian nya sedikit ketus, jutek. Tapi aslinya dia baik kok, apalagi kalau udah kenal banget." Jawab Juan.

"Apa kamu menyukai nya?"

"Lho, kok Mama nanya nya kek gitu sih?" 

"Mama perhatikan, mata mu selalu berbinar saat kamu menceritakan apapun tentang putri majikan mu itu, Nak." 

"Entahlah, mungkin iya, mungkin juga tidak." Jawab Juan, apakah ekspresi nya begitu terlihat jelas sampai sang ibu menyadari nya?

"Jangan terlalu dekat dengan nya, Nak. Mau bagaimana pun, kalian itu punya tembok penghalang. Kamu sebagai pengawal juga supir nya, sedangkan dia adalah orang yang harus kamu jaga."

"Level nya dengan kita berbeda, mereka orang berada. Apakah akan ada orang yang mau menerima kita yang miskin ini? Jadi, pertimbangkan lagi sebelum perasaan mu semakin dalam." Nasehat Romlah.

Bukan tidak boleh, tapi dia khawatir kalau suatu saat anak nya di rendahkan oleh pihak perempuan. Mengingat mereka serba ada, bahkan bisa di bilang serba berkecukupan, sedangkan mereka? Perbedaan mereka terlalu jauh, itu saja.

"Tapi, Nona Syera tidak begitu Ma, bahkan tuan Roberts sendiri tidak pernah membeda-bedakan orang berdasarkan apa yang dia miliki." 

"Syukurlah kalau begitu, Nak." Jawab Romlah sambil mengusap kepala sang putra.

"Mama tidak akan pernah melarang kamu dengan pilihan mu, Nak. Asalkan kamu bahagia, pasti mama akan merestui kamu." 

"Terimakasih, Ma. Tapi untuk saat ini, Juan sendiri tak tahu perasaan apa ini, Juan takut salah menafsirkan nya." 

"Mama mengerti, Nak. Mandilah, bersihkan tubuh mu. Lalu beristirahat lah, jangan lupa makan terlebih dulu." Ucap Romlah, dia begitu menyayangi putra nya. 

"Iya Ma."

"Kakak, makasih burger nya. Ternyata makanan ini enak sekali, Rinda suka."

"Rinda suka? Kalau begitu, semangatin kakak buat lebih giat kerja nya ya? Nanti kakak ajakin kamu beli langsung ke tempat nya." Ucap Juan sambil mengacak rambut adiknya.

"Wahh, Rinda mau dong kak."

"Iya, nanti kalau kakak ada rezeki lebih kita pergi ke kedai nya langsung." 

"Oke kak, semoga kakak sehat selalu ya. Rinda sayang sama kakak." Ucap Rinda sambil memeluk kakak nya, Juan tersenyum sambil mengusap kepala adiknya dengan lembut.

"Kakak juga sayang sama Rinda." 

"Sudahlah, biarkan kakak mu mandi dulu, sayang." 

Rinda pun melerai pelukan nya, Juan pun tersenyum lalu membawa paperbag berisi pakaian miliknya yang di belikan oleh Syera tadi ke kamar, dia pun mengambil handuk dan melingkarkan nya di leher. 

Di rumah ini, hanya ada satu kamar mandi itu pun jauh dari kamar Juan. Tak ada bath up atau pun shower, yang ada hanya tumpukan baskom-baskom yang berjejer untuk menampung air, ada juga bak mandi dengan wadah kecil untuk mengambil air, yakni gayung.

Tak ada bathbomb, aromaterapi atau sabun cair disini. Hanya ada sabun batang yang sudah tipis karena sering nya di pakai, itu pun hanya satu di pakai bertiga. Beginilah kehidupan Juan, sangat sederhana hingga membuat pemuda itu bisa menghargai setiap rezeki yang di berikan. 

Pemuda itu membuka seluruh pakaian nya, lalu mengguyur seluruh tubuh nya dari atas hingga ke bawah dengan gayung berisi air dingin. 

"Aaahhh segar sekali.." Gumam nya, setelah memakai sabun dan di rasa bersih, Juan pun melingkarkan handuk di pinggang nya, lalu keluar dari kamar mandi dengan langkah santai, bahkan sempat-sempatnya bersiul sambil berjalan.

"Kakak, tadi ada yang nelpon." Ucap Rinda, gadis kecil itu nampak belepotan karena saus burger yang tadi dia makan.

"Siapa?"

"Gak tau, Rinda gak lihat lagi makan soalnya." 

"Ohh, ya sudah. Habis belum?"

"Masih ada, burger nya gede banget kak." 

"Yaudah, kalau gak habis di simpen buat nanti." 

"Iya kak." Jawab Rinda, Juan pun masuk ke kamar. Tak ada pintu, hanya di halangi oleh sehelai kain gorden. Kamar yang berantakan, namun cukup nyaman untuk Juan beristirahat setelah penat seharian bekerja. Kasur usang yang sudah terlihat tipis itu di balut seprai berwarna biru, warna kesukaan Juan.

Pemuda itu mendudukan tubuh nya di sisi ranjang setelah berpakaian, dia mengenakan kaos yang tadi di belikan oleh Syera di padukan celana pendek selutut. 

Dia meraih ponsel jadul dari saku seragam nya, disaat orang lain sudah memiliki ponsel yang hanya berbentuk layar saja, berbeda dengan ponsel milik Juan yang masih memiliki tombol saking jadul nya. Juan tidak pernah terpikirkan untuk membeli ponsel baru, masih bisa makan saja dia sudah sangat bersyukur.

Nama Syera terpampang nyata di layar ponsel nya, membuat kening Juan mengernyit. Kira nya, ada hal apa hingga membuat Syera menelpon nya?

Juan ingin menelpon balik, tapi sialnya pulsa nya malah habis.

"Yahh, di jawab operator. Sudah berapa abad ini ponsel gak di isi pulsa ya?" Gumam Juan sambil mengecek pulsa nya, ternyata saldo nya nol. Juan tertawa miris, untuk pulsa saja dia tidak mampu beli. 

Tak lama kemudian, ponsel nya berdering kembali. Orang yang sama menghubungi nya, tanpa pikir panjang Juan langsung mengangkat telepon dari Syera.

"Hallo, Nona."

'Ihh kok Nona sih, sayang dong kayak tadi.' suara gadis itu terdengar merengek, membuat Juan terkekeh pelan.

"Iya sayang, ada apa nelpon? Tumben." 

'Kangen..' 

"Besok kan kita ketemu, yang." Jawab Juan, padahal dirinya juga sudah merasa rindu pada sosok gadis cantik dan manis itu.

'Hmm, besok kan masih lama, sayang.' Rengek nya lagi.

"Terus, mau gimana?"

'Kok nanya aku sih? Ya mana aku tahu harus gimana.'

"Kamu maunya apa, sayang?" Tanya Juan dengan suara lembut nya.

'Pengen ketemu, mau manja-manjaan lagi sama kamu kayak tadi.'

"Iya, besok ya?"

'Hmmm, yaudah deh. Kamu lagi ngapain? Kok tadi aku nelpon gak di angkat sih?'

"Tadi, aku nya lagi mandi yang. Hape nya aku simpen di kamar, gak kedengeran." Jelas Juan jujur.

'Ohh gitu yah, oke deh. Udahan dulu ya? Aku mau ngerjain tugas dulu, harus di kumpulin besok.'

"Iya sayang, semangat nugas nya."

'Oke, besok masih ciuman ya? Sekalian aku mau pamer liptint baru sama kamu, rasa stroberi, Yang."

"Siap, sampai bengkak lagi aku siap." Jawab Juan sambil tertawa.

"Yaudah, aku mau makan dulu terus tidur."

'Oke sayang.' Jawab Syera, panggilan pun selesai, Juan menatap ponsel nya dengan senyuman yang terbit di kedua sudut bibir nya.

Juan pun menyimpan ponsel nya, pemuda itu mengusak-ngusak handuk di rambut nya yang basah dengan handuk kecil, lalu menggantung nya di rak dekat jendela. Pemuda itu keluar dari kamar nya.

"Habis telponan sama siapa, kak?" Tanya Rinda.

"Anak kecil gak usah kepo deh." Ucap Juan sambil menjawil hidung pesek adiknya dengan gemas.

"Isshh, kakak sakit tau.."

"Siapa suruh kepoan, kamu udah makan belum?" Tanya Juan, Rinda menggeleng. Memang fakta nya dia belum makan, tapi tadi sudah makan burger habis setengah.

"Tadi udah makan burger."

"Iya, tapi belum makan nasi kak. Sama aja belum makan, hehe." Jawab Rinda sambil terkekeh kecil.

"Ya sudah, ayo makan." Ajak Juan, Rinda pun mengekor di belakang kakak nya.

"Juan.."

"Iya Ma, kenapa?" Tanya Juan sambil menatap sang ibu.

"Itu leher kamu merah-merah, kenapa?" Tanya Romlah sambil mendekat.

"Merah? Merah-merah kenapa sih, Ma?" Tanya Juan sambil memegang leher nya, memang sedari tadi dia merasa leher nya sedikit perih, apalagi saat terkena sabun. Tapi, dia pikir mungkin karena tergores apalagi tadi dia kan habis di hajar oleh Martin.

"Iya kok merah-merah, kayak bekas alergi, terus itu pipi kamu lebam. Kamu gak habis berantem kan, Ju?" Tanya Romlah khawatir.

"Kalau pipi lebam sih tadi kena tonjok, pas aku lindungin Non Syera, tapi leher perasaan gak luka deh." 

"Coba ngaca, itu beneran merah-merah ada di beberapa tempat juga." Tunjuk Romlah ke arah leher sang putra. Juan pun mencari cermin dan seketika itu pula matanya membeliak.

'Buseet, ini mah bukan alergi. Tapi kena cupaang.' Juan membatin, tangan nya meraba tanda merah di leher nya itu dan lebih mengejutkan nya lagi, tanda kemerahan itu bukan hanya satu, tapi ada beberapa tempat lain nya.

"Astaga, kapan Nona Syera membuat stempel seperti ini? Seperti nya aku terlalu asik menyusu tadi, sampai tak ingat dan tak sadar kalau Syera membuat tanda ini. Astaga, ternyata dia sangat nakal." Gumam Juan sambil menggelengkan kepala nya.

"Iya kan, kenapa itu?" Tanya Romlah.

"Ini cuma di gigit nyamuk, Ma." Jawab Juan sambil menutupi tanda kemerahan itu dengan tangan nya.

"Di gigit nyamuk, tapi keliatan nya bukan seperti gigitan nyamuk, tapi seperti gigitan drakula." 

"Isshh Mama, drakula apaan sih? Ada-ada aja, di dunia ini mana ada drakula." Celetuk Juan sambil terkekeh, namun ibu nya malah menatap putranya dengan tatapan menyelidik.

"Beneran itu?"

"Iya beneran, Ma."

"Yaudah, makan sana."

"Iya Ma." Jawab Juan, pemuda itu pun langsung pergi ke dapur dan makan dengan cepat. 

.......

🌻🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nah dengar tuh Juan naehat mama kamu..sebelum terlalu jauh kamu melangkah utk mencintai syera..

2023-02-27

2

Nihayatul Musyafa'ah

Nihayatul Musyafa'ah

drakula cantik😊😊😊😊

2023-02-10

1

IDA ROSIDAH

IDA ROSIDAH

ceritanya menarik.lucu tp romantis

2023-02-07

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - TGSP
2 Bab 2 - TGSP
3 Bab 3 - TGSP
4 Bab 4 - TGSP
5 Bab 5 - TGSP
6 Bab 6 - TGSP
7 Bab 7 - TGSP
8 Bab 8 - TGSP
9 Bab 9 - TGSP
10 Bab 10 - TGSP
11 Bab 11 - TGSP
12 Bab 12 - TGSP
13 Bab 13 - TGSP
14 Bab 14 - TGSP
15 Bab 15 - TGSP
16 Bab 16 - TGSP
17 Bab 17 - TGSP
18 Bab 18 - TGSP
19 Bab 19 - TGSP
20 Bab 20 - TGSP
21 Bab 21 - TGSP
22 Bab 22 - TGSP
23 Bab 23 - TGSP
24 Bab 24 - TGSP
25 Bab 25 - TGSP
26 Bab 26 - TGSP
27 Bab 27 - TGSP
28 Bab 28 - TGSP
29 Bab 29 - TGSP
30 Bab 30 - TGSP
31 Bab 31 - TGSP
32 Bab 32 - TGSP
33 Bab 33 - TGSP
34 Bab 34 - TGSP
35 Bab 35 - TGSP
36 Bab 36 - TGSP
37 Bab 37 - TGSP
38 Bab 38 - TGSP
39 Bab 39 - TGSP
40 Bab 40 - TGSP + Visual
41 Bab 41 - TGSP
42 Bab 42 - TGSP
43 Bab 43 - TGSP
44 Bab 44 - TGSP
45 Bab 45 - TGSP
46 Bab 46 - TGSP
47 Bab 47 - TGSP
48 Bab 48 - TGSP
49 Bab 49 - TGSP
50 Bab 50 - TGSP
51 Bab 51 - TGSP
52 Bab 52 - TGSP
53 Bab 53 - TGSP
54 Bab 54 - TGSP
55 Bab 55 - TGSP
56 Bab 56 - TGSP
57 Bab 57 - TGSP
58 Bab 58 - TGSP
59 Bab 59 - TGSP
60 Bab 60 - TGSP
61 Bab 61 - TGSP
62 Bab 62 - TGSP
63 Bab 63 - TGSP
64 Bab 64 - TGSP
65 Bab 65 - TGSP
66 Bab 66 - TGSP
67 Bab 67 - TGSP
68 Bab 68 - TGSP
69 Bab 69 - TGSP
70 Bab 70 - TGSP
71 Bab 71 - TGSP
72 Bab 72 - TGSP
73 Bab 73 - TGSP
74 Bab 74 - TGSP
75 Bab 75 - TGSP
76 Bab 76 - TGSP
77 Bab 77 - TGSP
78 Bab 78 - TGSP
79 Bab 79 - TGSP
80 Bab 80 - TGSP
81 Bab 81 - TGSP
82 Bab 82 - TGSP
83 Bab 83 - TGSP
84 Bab 84 - TGSP
85 Bab 85 - TGSP
86 Bab 86 - TGSP
87 Bab 87 - TGSP
88 Bab 88 - TGSP
89 Bab 89 - TGSP
90 Bab 90 - TGSP
91 Bab 91 - TGSP
92 Bab 92 - TGSP ENDING
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 - TGSP
2
Bab 2 - TGSP
3
Bab 3 - TGSP
4
Bab 4 - TGSP
5
Bab 5 - TGSP
6
Bab 6 - TGSP
7
Bab 7 - TGSP
8
Bab 8 - TGSP
9
Bab 9 - TGSP
10
Bab 10 - TGSP
11
Bab 11 - TGSP
12
Bab 12 - TGSP
13
Bab 13 - TGSP
14
Bab 14 - TGSP
15
Bab 15 - TGSP
16
Bab 16 - TGSP
17
Bab 17 - TGSP
18
Bab 18 - TGSP
19
Bab 19 - TGSP
20
Bab 20 - TGSP
21
Bab 21 - TGSP
22
Bab 22 - TGSP
23
Bab 23 - TGSP
24
Bab 24 - TGSP
25
Bab 25 - TGSP
26
Bab 26 - TGSP
27
Bab 27 - TGSP
28
Bab 28 - TGSP
29
Bab 29 - TGSP
30
Bab 30 - TGSP
31
Bab 31 - TGSP
32
Bab 32 - TGSP
33
Bab 33 - TGSP
34
Bab 34 - TGSP
35
Bab 35 - TGSP
36
Bab 36 - TGSP
37
Bab 37 - TGSP
38
Bab 38 - TGSP
39
Bab 39 - TGSP
40
Bab 40 - TGSP + Visual
41
Bab 41 - TGSP
42
Bab 42 - TGSP
43
Bab 43 - TGSP
44
Bab 44 - TGSP
45
Bab 45 - TGSP
46
Bab 46 - TGSP
47
Bab 47 - TGSP
48
Bab 48 - TGSP
49
Bab 49 - TGSP
50
Bab 50 - TGSP
51
Bab 51 - TGSP
52
Bab 52 - TGSP
53
Bab 53 - TGSP
54
Bab 54 - TGSP
55
Bab 55 - TGSP
56
Bab 56 - TGSP
57
Bab 57 - TGSP
58
Bab 58 - TGSP
59
Bab 59 - TGSP
60
Bab 60 - TGSP
61
Bab 61 - TGSP
62
Bab 62 - TGSP
63
Bab 63 - TGSP
64
Bab 64 - TGSP
65
Bab 65 - TGSP
66
Bab 66 - TGSP
67
Bab 67 - TGSP
68
Bab 68 - TGSP
69
Bab 69 - TGSP
70
Bab 70 - TGSP
71
Bab 71 - TGSP
72
Bab 72 - TGSP
73
Bab 73 - TGSP
74
Bab 74 - TGSP
75
Bab 75 - TGSP
76
Bab 76 - TGSP
77
Bab 77 - TGSP
78
Bab 78 - TGSP
79
Bab 79 - TGSP
80
Bab 80 - TGSP
81
Bab 81 - TGSP
82
Bab 82 - TGSP
83
Bab 83 - TGSP
84
Bab 84 - TGSP
85
Bab 85 - TGSP
86
Bab 86 - TGSP
87
Bab 87 - TGSP
88
Bab 88 - TGSP
89
Bab 89 - TGSP
90
Bab 90 - TGSP
91
Bab 91 - TGSP
92
Bab 92 - TGSP ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!