Bab 9 - TGSP

Kedua insan itu masih berjalan-jalan di taman, sesekali Syera meminta Juan untuk mengambilkan foto nya, dan hasilnya sangat bagus karena Juan juga punya hobi mengambil foto.

"Wahh, foto-foto nya bagus semua, Ju." Puji Syera sambil melihat-lihat foto hasil jepretan Juan di ponsel nya.

Juan hanya menjawab dengan senyuman kecil yang membuat Syera salah tingkah, sejak kejadian ciuman hari itu, dia gampang baper sepertinya. Bahkan hanya di senyumi Juan, wajah nya bisa merona.

"Nona, kenapa wajah anda selalu saja merona?" 

"Merona apa nya? Enggak kok." Jawab Syera sambil menepuk-nepuk pipi nya.

"Isshh, jangan di tepuk-tepuk nanti wajah nya makin merah." Juan menarik tangan Syera yang berada di wajah nya. 

"Juan.."

"Kenapa, Nona?"

"Tidak, kita pulang saja." Ajak Syera secara tiba-tiba, padahal tadi Juan yang mengajak nya pulang karena hari sudah petang, tapi gadis itu kekeh ingin jalan-jalan. Saat Juan mengatakan nanti papah nya marah, Syera mengatakan jangan khawatir itu urusanku. Tapi sekarang, secara tiba-tiba dia mengajak pulang? Aneh, tapi ya sudahlah.

"Mari, Nona." 

"Juan, lain kali gak usah pake seragam ya?" 

"Memang nya kenapa, Nona?" Tanya Juan, kening nya mengernyit heran. Mengapa Syera melarang nya memakai seragam?

"Tidak ada, tapi kau terlihat akan semakin tampan kalau memakai kaos biasa seperti ini." 

"Tampan? Siapa, aku?" Tanya Juan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Disini yang laki-laki kan cuma kamu, Ju. Gak mungkin kalau aku tampan." Jawab Syera jujur. Ya jujur saja, Juan memang terlihat sangat gagah saat mengenakan seragam nya. Tapi itu terasa berlebihan untuk nya, jadi dia lebih menyukai Juan yang mengenakan kaos berlengan pendek seperti saat ini.

"Hehe, Nona bisa aja." 

"Gak usah salting, ayo pulang." Ketus Syera, sambil menarik tangan Juan, menyatukan jemari nya dengan tangan Juan yang besar. 

"Tangan Nona mungil sekali, tapi lembut."

"Jangan meledek, Ju. Kamu saja yang tangan nya terlalu besar!" 

"Haha, Nona jutek sekali."

"Habisnya kamu nyebelin, aku tuh bukan kecil tapi kamu nya aja yang terlalu tinggi juga besar." Jawab Syera sinis. Tinggi Syera hanya sedada Juan, saking mungil nya gadis itu, tapi tak mau di katai kecil padahal memang fakta nya dia memang bertubuh mungil. 

"Maafkan saya, Nona."

"Gapapa, aku memang kecil kok jika di bandingin nya sama kamu. Tapi, bukan nya enak ya kalau aku pendek terus kecil gini?"

"Enak nya dimana, Nona?" Tanya Juan, kedua nya mengobrol sambil berjalan, tentunya dengan tangan yang saling bertautan.

"Gampang di peluk, di cium juga. Kalau aku mau cium kamu kan susah, harus jinjit-jinjit, nah kamu tinggal nunduk aja. Gampang kan?" Jawab Syera membuat Juan terkekeh. 

"Nona nakal sekali."

"Ya, aku emang nakal makanya Papah jadiin kamu pengawal aku, Ju." Jawab Syera.

"Iya juga sih ya." Juan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. 

"Hihi, ayo cepetan jalan nya keburu hujan." Ajak Syera, kedua nya pun mempercepat jalan mereka. Setelah di dekat mobil, tanpa di duga Juan di tarik oleh seseorang dan ya, seseorang itu adalah Martin yang merasa dendam pada Juan.

Bukk.. 

Martin memukul wajah Juan hingga membuat pemuda itu tersungkur ke tanah, Juan memegangi wajah, lalu mengusap ujung bibir nya yang terluka hingga mengeluarkan darah. 

"Juaan.." Pekik Syera, dia langsung berlari mendekat ke arah Juan yang masih memegangi wajah nya yang terlihat lebam.

"Juan.."

"Nona, kenapa menangis? Saya baik-baik saja." Ucap Juan, dia mengusap air mata yang meleleh di pipi Syera dengan ibu jari nya. Namun, Martin yang melihat itu merasa terbakar. Dia menendang tangan Juan dari wajah Syera dan menginjak nya dengan sepatu, hingga berdarah tapi Juan tidak meringis sama sekali.

"Cukup Martin!"

"Belum, ini semua belum cukup." Jawab Martin membuat Syera mendekat dan menampar Martin.

Plak..

"Kamu menamparku, Syer? Hanya karena pengawal sialan mu ini hah? Aku kekasihmu, Syera!" Bentak Martin dengan nada tinggi.

"Aku sudah mengatakan kalau hubungan kita selesai, Martin. Aku gak mau punya pacar toxic kayak kamu!" Tegas Syera membuat pria itu kebakaran jenggot karena secara langsung dia lebih memilih bersama pengawal nya dari pada dirinya.

"Jadi kamu lebih memilih mempertahankan pengawal ini dari pada aku, Syer?"

"Kalau iya, memang nya kenapa hah?" Balik tanya Syera membuat Martin meradang. Dia mencengkeram kuat dagu Syera hingga membuat gadis itu meringis.

"Kau akan menyesal jika tetap ingin putus dengan ku, Syera!"

"Keputusan ku sudah bulat, aku lelah dengan semua sikap posesif kamu, Martin." Jawab Syera lirih, meskipun untuk bicara saja rasanya sulit karena tangan Martin yang mengapit erat dagu nya.

"Ckkk.." Martin mendorong wajah Syera hingga wajah gadis itu terhuyung ke samping, melihat hal itu membuat emosi Juan meledak seketika. Dengan cepat, dia menendang tulang kering pria itu hingga membuat nya tumbang, tersungkur di atas tanah. 

Juan bangkit, lalu menginjak punggung nya dengan angkuh. Juan versi kedua muncul disaat seperti ini, bahkan Syera saja sampai tak berani mengeluarkan suara nya saat melihat Juan dalam mode seperti ini. Dia bukan terlihat seperti Juan, dia seperti orang lain apalagi tatapan tajam nya. 

"Berani sekali kau menyentuh nona ku seperti itu, lancang!" Ucap Juan dengan suara berat nya. Bahkan suara nya saja berbeda, Juan yang ini sangat berbeda bahkan dengan tatapan nya saja membuat bulu-bulu halus nya merinding seketika.

Juan menginjak lengan Martin, seperti bagaimana pria itu melakukan hal itu padanya tadi. Berbeda dengan Juan yang tak meringis atau bahkan menunjukkan ekspresi kesakitan, saat ini Martin teriak-teriak karena rasa sakit di tangan nya.

"Sakit sialan.." 

"Lelaki lemah, keputusan Nona Syera untuk putus dengan mu sudah sangat tepat!" Juan mengibaskan kaki nya seperti jijik karena sepatu nya sudah menyentuh Martin. 

"Masuk, Nona. Kita pergi, tak ada guna nya melayani pria lemah seperti dia." Juan membukakan pintu untuk sang Nona, Syera pun menurut dan masuk ke dalam mobil nya dan duduk dengan perasaan yang bercampur aduk.

"Duduk dengan tenang, aku tidak membunuh pria itu, Nona." Ucap Juan sambil mengemudikan mobil nya dari taman, meninggalkan Martin sendirian di taman itu dengan kondisi yang memperihatinkan.

"Pipi mu lebam, Ju."

"Ini bukanlah masalah besar, Nona. Asalkan Nona baik-baik saja." 

"Juan.."

"Iya Nona." Jawab Juan, nada suara nya, juga ekspresi wajah nya berubah seperti Juan yang Syera kenal. 

"Maafkan aku, gara-gara kamu melindungi ku, kamu terluka seperti ini."

"Jangan meminta maaf, ini sudah tugas saya Nona." Jawab Juan, dia melirik sekilas ke arah Syera yang terlihat mengkhawatirkan keadaan nya.

"Aku tahu, tapi itu pasti sangat sakit kan?"

"Tidak, Nona." 

"Kita berhenti di apotik ya?"

"Untuk apa, Nona?" Tanya Juan.

"Beli obat buat kamu, nanti aku obati di rumah." Jawab Syera, Juan pun mengangguk setuju. Pria itu tetap mengemudikan mobil nya dengan kecepatan sedang, dan saat menemukan apotik, dia pun berhenti dan Syera turun untuk membelikan salep. 

Setelah beberapa menit, Syera kembali ke dalam mobil. Juan pun kembali melajukan mobil nya ke arah tujuan, yakni rumah besar milik tuan Roberts.

Hanya sekitar 15 menit saja, akhirnya mobil yang di kendarai oleh Juan sampai di rumah Roberts. Syera keluar lebih dulu, lalu di ikuti Juan. 

"Dari mana saja? Kenapa pulang terlambat, sayang?" Tanya Roberts pada putrinya.

"Habis jalan-jalan dulu, sama Juan kok pah." 

"Oh ya sudah, Juan nya mana?"

"Saya disini, Tuan." Ucap Juan sambil menunduk hormat ke arah Roberts. 

"Pipi mu membiru, kenapa Ju?"

"Tidak apa-apa, Tuan. Hanya ada sedikit masalah tadi, tapi sudah saya selesaikan." Jawab Juan. 

"Pah, Syera mau ngobatin Juan di kamar boleh?"

"Kenapa harus di kamar?" Tanya Roberts dengan kening yang mengernyit.

"Obat nya di kamar." 

"Ya sudah, jangan macam-macam ya."

"Enggaklah, cuma mau ngobatin luka nya Juan doang kok, Pah." Jawab Syera. Sedangkan Juan memilih diam saja, toh dia mana tahu kalau Syera akan mengobati luka nya di kamar. Kenapa harus di kamar? Padahal tadi kan salep nya baru saja di beli, lalu kenapa harus berbohong dengan mengatakan obat nya ada di kamar?

.....

🌻🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

Nihayatul Musyafa'ah

Nihayatul Musyafa'ah

modus syera... pingin berduaan kali thorrrr🤭🤭🤭🤭

2023-02-06

3

nuna jimin🧸🧸

nuna jimin🧸🧸

hayo lho mau apkh gerangan. .lnjut thor

2023-02-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - TGSP
2 Bab 2 - TGSP
3 Bab 3 - TGSP
4 Bab 4 - TGSP
5 Bab 5 - TGSP
6 Bab 6 - TGSP
7 Bab 7 - TGSP
8 Bab 8 - TGSP
9 Bab 9 - TGSP
10 Bab 10 - TGSP
11 Bab 11 - TGSP
12 Bab 12 - TGSP
13 Bab 13 - TGSP
14 Bab 14 - TGSP
15 Bab 15 - TGSP
16 Bab 16 - TGSP
17 Bab 17 - TGSP
18 Bab 18 - TGSP
19 Bab 19 - TGSP
20 Bab 20 - TGSP
21 Bab 21 - TGSP
22 Bab 22 - TGSP
23 Bab 23 - TGSP
24 Bab 24 - TGSP
25 Bab 25 - TGSP
26 Bab 26 - TGSP
27 Bab 27 - TGSP
28 Bab 28 - TGSP
29 Bab 29 - TGSP
30 Bab 30 - TGSP
31 Bab 31 - TGSP
32 Bab 32 - TGSP
33 Bab 33 - TGSP
34 Bab 34 - TGSP
35 Bab 35 - TGSP
36 Bab 36 - TGSP
37 Bab 37 - TGSP
38 Bab 38 - TGSP
39 Bab 39 - TGSP
40 Bab 40 - TGSP + Visual
41 Bab 41 - TGSP
42 Bab 42 - TGSP
43 Bab 43 - TGSP
44 Bab 44 - TGSP
45 Bab 45 - TGSP
46 Bab 46 - TGSP
47 Bab 47 - TGSP
48 Bab 48 - TGSP
49 Bab 49 - TGSP
50 Bab 50 - TGSP
51 Bab 51 - TGSP
52 Bab 52 - TGSP
53 Bab 53 - TGSP
54 Bab 54 - TGSP
55 Bab 55 - TGSP
56 Bab 56 - TGSP
57 Bab 57 - TGSP
58 Bab 58 - TGSP
59 Bab 59 - TGSP
60 Bab 60 - TGSP
61 Bab 61 - TGSP
62 Bab 62 - TGSP
63 Bab 63 - TGSP
64 Bab 64 - TGSP
65 Bab 65 - TGSP
66 Bab 66 - TGSP
67 Bab 67 - TGSP
68 Bab 68 - TGSP
69 Bab 69 - TGSP
70 Bab 70 - TGSP
71 Bab 71 - TGSP
72 Bab 72 - TGSP
73 Bab 73 - TGSP
74 Bab 74 - TGSP
75 Bab 75 - TGSP
76 Bab 76 - TGSP
77 Bab 77 - TGSP
78 Bab 78 - TGSP
79 Bab 79 - TGSP
80 Bab 80 - TGSP
81 Bab 81 - TGSP
82 Bab 82 - TGSP
83 Bab 83 - TGSP
84 Bab 84 - TGSP
85 Bab 85 - TGSP
86 Bab 86 - TGSP
87 Bab 87 - TGSP
88 Bab 88 - TGSP
89 Bab 89 - TGSP
90 Bab 90 - TGSP
91 Bab 91 - TGSP
92 Bab 92 - TGSP ENDING
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 - TGSP
2
Bab 2 - TGSP
3
Bab 3 - TGSP
4
Bab 4 - TGSP
5
Bab 5 - TGSP
6
Bab 6 - TGSP
7
Bab 7 - TGSP
8
Bab 8 - TGSP
9
Bab 9 - TGSP
10
Bab 10 - TGSP
11
Bab 11 - TGSP
12
Bab 12 - TGSP
13
Bab 13 - TGSP
14
Bab 14 - TGSP
15
Bab 15 - TGSP
16
Bab 16 - TGSP
17
Bab 17 - TGSP
18
Bab 18 - TGSP
19
Bab 19 - TGSP
20
Bab 20 - TGSP
21
Bab 21 - TGSP
22
Bab 22 - TGSP
23
Bab 23 - TGSP
24
Bab 24 - TGSP
25
Bab 25 - TGSP
26
Bab 26 - TGSP
27
Bab 27 - TGSP
28
Bab 28 - TGSP
29
Bab 29 - TGSP
30
Bab 30 - TGSP
31
Bab 31 - TGSP
32
Bab 32 - TGSP
33
Bab 33 - TGSP
34
Bab 34 - TGSP
35
Bab 35 - TGSP
36
Bab 36 - TGSP
37
Bab 37 - TGSP
38
Bab 38 - TGSP
39
Bab 39 - TGSP
40
Bab 40 - TGSP + Visual
41
Bab 41 - TGSP
42
Bab 42 - TGSP
43
Bab 43 - TGSP
44
Bab 44 - TGSP
45
Bab 45 - TGSP
46
Bab 46 - TGSP
47
Bab 47 - TGSP
48
Bab 48 - TGSP
49
Bab 49 - TGSP
50
Bab 50 - TGSP
51
Bab 51 - TGSP
52
Bab 52 - TGSP
53
Bab 53 - TGSP
54
Bab 54 - TGSP
55
Bab 55 - TGSP
56
Bab 56 - TGSP
57
Bab 57 - TGSP
58
Bab 58 - TGSP
59
Bab 59 - TGSP
60
Bab 60 - TGSP
61
Bab 61 - TGSP
62
Bab 62 - TGSP
63
Bab 63 - TGSP
64
Bab 64 - TGSP
65
Bab 65 - TGSP
66
Bab 66 - TGSP
67
Bab 67 - TGSP
68
Bab 68 - TGSP
69
Bab 69 - TGSP
70
Bab 70 - TGSP
71
Bab 71 - TGSP
72
Bab 72 - TGSP
73
Bab 73 - TGSP
74
Bab 74 - TGSP
75
Bab 75 - TGSP
76
Bab 76 - TGSP
77
Bab 77 - TGSP
78
Bab 78 - TGSP
79
Bab 79 - TGSP
80
Bab 80 - TGSP
81
Bab 81 - TGSP
82
Bab 82 - TGSP
83
Bab 83 - TGSP
84
Bab 84 - TGSP
85
Bab 85 - TGSP
86
Bab 86 - TGSP
87
Bab 87 - TGSP
88
Bab 88 - TGSP
89
Bab 89 - TGSP
90
Bab 90 - TGSP
91
Bab 91 - TGSP
92
Bab 92 - TGSP ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!