"Benarkah?" Jesika langsung berucap dengan nada agak tinggi. Dia sungguh sangat tidak percaya dengan jawaban itu.
"Kenapa pilihan itu bisa jatuh padaku? Apakah yang membuat papa memilih aku, pak Dimas?"
"Untuk pertanyaan itu, saya tidak bisa menjawabnya, nona. Karena saya tidak tahu."
"Oh. Iyalah kalau gitu. Mm ... tapi, bagaimana jika mamaku malah mengirim Mila ke sini? Apa yang akan terjadi?"
"Tuan akan membatalkan pernikahan anaknya. Namun, dia sudah memikirkan semuanya dengan baik. Dia tahu bagaimana nyonya Emily memperlakukan anak kandungnya itu. Makanya, tuan besar tidak mengatakan secara langsung kalau yang di lamar itu adalah nona. Karena tuan besar yakin, kalau nyonya Emily juga pasti akan mengirim nona Jesika untuk menjadi istri tuan muda."
Jesika terdiam. Dia sebenarnya masih sedikit bingung dengan penjelasan dari pak Dimas. Tapi, dia tidak ingin bertanya lagi Karena sebelumnya, dia sudah banyak melayangkan pertanyaan kepada pria paruh baya tersebut.
Sementara itu, pak Dimas yang paham akan apa yang Jesi rasakan. Langsung angkat bicara lagi. "Intinya, nona dipilih dengan teliti oleh tuan besar. Walau bagaimanapun, perempuan yang tuan besar pilihkan itu adalah penyandang gelar istri untuk tuan muda. Dia tentu tidak akan sembarang pilih perempuan untuk anaknya."
"Sementara untuk nyonya Emily, mama angkat nona Jesi itu, dia tentu tidak akan rela melepaskan anaknya untuk menikah dengan tuan muda kami yang rusak mental. Meskipun mahar yang kami berikan cukup besar."
"Apakah saya boleh tahu, berapa maharnya, Pak Dimas?" tanya Jesika tiba-tiba merasa tertarik.
"Di atas tiga milyar, nona. Semua hutang perusahaan yang keluarga kalian miliki, semua kami lunas kan. Dan, uang bersih saja kami serahkan tiga koma lima milyar."
Sontak. Jawaban itu langsung membuat Jesi kaget bukan kepalang. Mulutnya ternganga lebar. Ternyata, sang mama angkat telah menjualnya dengan uang senilai di atas tiga milyar. Benar-benar harga yang fantastis dirinya ternyata.
'Ternyata, keluarga angkat ku meraih keuntungan yang sangat besar dari menjual diriku. Ya Tuhan ... sungguh aku merasa sangat terluka akan hal itu. Meskipun keluarga ini adalah orang kaya. Uang sebanyak itu tidak ada artinya buat mereka. Tapi ... aku merasa ... sangat malu nantinya. Karena mama susah menjual aku dengan harga yang cukup mahal.'
'Ah, sudahlah. Aku anggap itu pengorbanan terakhirku untuk keluarga papa. Membalas jasa baik papa yang sudah sangat baik padaku. Merawat aku dengan penuh kasih sejak kecil hingga aku dewasa seperti saat ini. Jadi, hutang budiku sekarang sudah impas.'
....
Sekarang, Jesi diajak ke kamar Jonathan oleh pak Dimas setelah selesai melihat kamar untuk Jesi. Hanya berjalan beberapa langkah saja, mereka sudah tiba di kamar yang ingin mereka tuju. Karena kamar yang Jesi tempat itu bersebelahan dengan kamar Jona.
Saat berada di depan pintu kamar, dada Jesi tiba-tiba berdetak kencang. Entah apa sebabnya, dia tiba-tiba merasa sangat gugup. Lebih gugup dari pada saat ia berhadapan dengan mama Jona di ruang keluarga tadi.
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, pak Dimas langsung saja membuka pintu tersebut. Entah karena sudah terbiasa, atau memang Jona itu mengalami rusak mental yang parah sehingga pak Dimas bisa masuk begitu saja tanpa permisi ke kamar majikannya ini. Tapi yang jelas, itu sedikit aneh untuk Jesi yang selalu mengetuk pintu setiap ingin masuk ke kamar orang lain.
Saat pintu terbuka, dia langsung bisa melihat si pemilik kamar yang kini sedang duduk melamun di atas sofa yang ada di dekat jendela. Sungguh, Jesi langsung menatap lekat pria yang baru pertama kali dia lihat dengan mata kepalanya ini.
Pria itu sungguh sangat tampan. Meskipun tubuhnya agak kurus, tapi ketampanannya tetap tidak pudar sedikitpun. Rambut lurus yang jatuh saat angin menyapa. Bibir seksi merah delima. Kulit sawo matang yang lebih terlihat putih bersih. Dia sempurna untuk digambarkan seperti idol k-pop yang berasal dari negara tetangga penghasil k-pop terbesar dunia.
Sungguh, Jesi tidak bisa mengalihkan pandangannya saat melihat pangeran tampan yang ada di hadapannya saat ini. Dia terlalu indah untuk Jesi abaikan.
Namun, tiba-tiba saja, suara pak Dimas merusak fokusnya Jesi dalam mengangumi pangeran tampan tersebut. Mau tidak mau, Jesi pun terpaksa menoleh untuk melihat pak Dimas yang sekarang sedang mengajaknya bicara.
"Nah nona, dia adalah tuan muda kami. Tuan muda Jonathan."
"O-- oh. Dia ... orangnya?"
"Ya. Dialah orangnya. Orang yang harus nona jaga dengan sebaik mungkin."
Selesai berucap kata-kata itu, pak Dimas langsung berjalan menghampiri Jona. Dia sentuh pelan pundak Jona dengan sangat lembut dan terkesan cukup hati-hati.
Lalu, pak Dimas berucap. "Tuan muda, dia Jesika. Istri anda yang baru saja tiba di rumah ini."
Jona pun langsung menoleh ke arah pak Dimas. Kemudian, dia langsung pula melihat ke arah Jesi. Tapi, itu hanya sesaat. Melirik sekilas saja. Karena selanjutnya, Jona kembali melihat ke arah luar melalui jendela kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Sandi Sanjaya
jadi penasaran
2024-05-27
1
𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏
Penasaran apa sebenarnya yg membuat Jona smpe mengalami gangguan Jiwa, 🤔😌
2023-02-12
3
Dealova Dea
apakah dia setampan Namjoon.. atau SE seksi Namjoon 😭😭🐨🐨🐨
2023-02-05
4