Sontak saja, kata-kata Mila barusan langsung membuat Emily langsung menatap wajah Mila. Seperti yang sudah dia duga, anaknya ini tidak akan pernah memikirkan keluarga apalagi orang lain. Yang dia pikirkan hanyalah kebahagiaan dirinya sendiri.
"Kamu bilang apa barusan, Mil? Anak mama yang lain? Maksud kamu Jesika?" Emily berucap sambil terus menatap Mila. Dia juga berusaha keras menahan rasa terkejutnya itu agar tidak berubah jadi kesal.
"Tentu saja. Bukankah dia juga anak mama? Meskipun anak angkat saja. Tapi tetap, dia itu juga masih bagian dari keluarga kita, ma. Dia sudah mama rawat dengan baik sejal kecil. Sekarang saatnya mama minta imbalan dari apa yang sudah mama berikan padanya."
"Tapi Mila, dia bukan darah daging mama. Bagaimana jika keluarga Wijaya tahu akan hal itu? Mereka akan marah besar pada kita. Mereka mungkin tidak akan pernah memaafkan kita karena hal itu. Mereka .... "
"Lalu? Mama ingin mengorbankan aku, hah? Mama ingin anak mama ini hidup menderita?"
"Jika mama pintar bicara, maka kita tidak akan dapat masalah. Lagipula, Jesika juga bagian dari keluarga kita, kan? Aku rasa tidak ada salahnya jika dia yang menerima lamaran itu. Lagian, keluarga Wijaya mencari istri untuk pewaris satu-satunya itu juga bukan buat benar-benar mereka jadikan menantu. Melainkan, untuk mereka jadikan pembantu yang siap mengurus semua kebutuhan anak mereka."
Kata-kata Mila barusan langsung dicerna dengan baik oleh Emily. Dia juga tahu kalau keluarga Wijaya memang sedang mencari pembantu untuk merawat anak mereka. Bukan sebenarnya menantu seperti pada umumnya.
"Baiklah, sayang. Mama akan coba untuk menukar kamu dengan Jesika. Mama akan berusaha sebisa mungkin agar mereka menerima Jesika nantinya."
Seketika, senyum manis langsung terkembang di bibir Mila. "Gitu dong, Ma. Itu baru mama aku."
Sementara itu, di depan pintu kamar ada sepasang telinga yang menangkap semua pembicaraan yang ada di dalam kamar tersebut. Lalu, pemilik dari sepasang telinga itu langsung menggenggam erat tangannya. Kemudian langsung beranjak meninggalkan pintu kamar tersebut.
....
Di taman belakang rumah. Seorang gadis cantik dengan kulit putih, mata hitam yang indah, juga rambut panjang ikal yang hitam pekat sedang sibuk dengan hobinya merawat tanaman. Siapa lagi dia kalau bukan Jesika.
Putri Jesika adalah anak angkat dari almarhum suami Emily yang meninggal karena kecelakaan dua tahun yang lalu. Jesika diadopsi oleh suami Emily saat anak itu masih bayi.
Jesika bayi di temukan di samping pagar rumah mereka. Di mana tempat sampah berada di sana.
Sebenarnya, niat untuk mengadopsi Jesika waktu itu sangat di tentang oleh Emily. Karena saat Jesika datang ke rumah itu, dia sedang mengandung anak perempuan yang sekarang bernama Mila.
Namun, suami Emily yang penuh kasih tentu saja tidak akan membiarkan bayi mungil yang tidak berdosa itu mereka telantarkan. Karena kegigihannya, Jesika tetap ia rawat hingga tumbuh jadi gadis cantik seperti saat ini.
Sekarang, umur Jesika sudah menginjak dua puluh dua tahun. Sejak kepergian papa angkatnya, dia sering tak dianggap ada di rumah tersebut.
Karena sang mama angkat yang sejak awal tidak suka padanya, tentu saja tidak akan memberikan perhatian buat Jesika. Sedangkan Mila, sejak kecil hingga dewasa seperti sekarang, dia selalu benci dengan Jesika karena dia iri dengan semua yang Jesika miliki.
Meskipun tidak memakai pakaian mewah, Jesika tetap cantik. Dalam segi kepintaran, Jesika lebih unggul dibandingkan Mila. Hal itu tentu saja membuat Mila sangat iri dengan Jesika.
Sementara Jesika yang tahu siapa dirinya. Tentu saja dia akan selalu mengalah. Tidak akan pernah membuat Mila kalah darinya adalah hal terbaik bagi Jesika. Karena dengan begitu, dia akan hidup dengan sedikit kedamaian.
"Jesi!"
Teriakan itu membuat Jesika yang sedang sibuk dengan tanaman hiasnya seketika menoleh. Dia bangun dari duduk, karena kedatangan seseorang yang baru saja memanggil namanya tadi.
"Kak Jaka. Ada apa sih? Kek orang dikejar sama tawon aja kamu, kak." Jesika menggoda kakak angkat yang baru saja datang.
Jaka adalah satu-satunya orang yang dekat dengan Jesika setelah papa angkatnya. Dia adalah anak pertama Emily.
"Jesi, mama sama Mila punya rencana buruk buat kamu. Kamu dengarin kakak yah," ucap Jaka sambil memegang kedua bahu adik angkatnya.
Dengan wajah serius, Jaka terus menatap Jesika. Lalu, Jesika yang mendengar ucapan itupun langsung ikut memasang wajah serius pula. Karena sejak dulu, si kakak angkat ini adalah orang yang selalu peduli padanya. Jadi, jika dia bicara begitu, pasti ada yang tidak beres akan terjadi.
"Ada apa sih, kak? Rencana apa yang mereka punya buat aku? Kalau itu yang bikin mama sama Mila bahagia, aku akan ikuti rencana mereka."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Fi Fin
Jaka 😂😂
2024-06-18
0
Sandi Sanjaya
semoga berhasil si jaka
2024-05-27
0
Eric ardy Yahya
si Jaka bisa membantu Jesika buat menghancurkan rencana jahat si Ular Kobra kali ini .
2024-01-28
0