Kedatangan dua bule di tempat itu, nyatanya seperti membawa warna baru bagi penduduk di desa terpencil tersebut. Desa yang penduduknya lebih banyak wanita dari penduduk pria itu, memang tidak pernah kedatangan bule. Padahal potensi wisata di tempat itu cukup bagus terutama pantainya. Mungkin karena aksesnya yang cukup sulit, menyebabkan desa itu seperti desa tertinggal.
Tidak ada dukungan akses internet juga ikut menjadi faktor pendukung tertinggalnya desa yang banyak di huni para janda. Tapi bukan desa itu saja yang tampak teringgal, masih ada desa lainnya lagi yang termasuk desa tertinggal di wilayah itu. Karena itulah, banyak warga, khususnya laki laki, lebih memilih merantau daripada bertahan di desa itu.
Sebagian warga dari desa itu adalah berprofesi sebagai nelayan, selebihnya ada yang berkebun, berdagang, dan pegawai kecil seperti guru, petugas kesehatan, pegawai desa.
Josh dan Mike untuk sementara tinggal di sebuah bangunan yang berdiri di sebelah rumah Pak Kades. Kata Pak Kades, bangunan itu sebenarnya digunakan untuk tempat tinggal anak pertamanya. Tapi sejak anaknya pindah ke kecamatan, bangunan itu kosong dan hanya digunakan jika ada acara kumpul keluarga.
"Apa kita aman tinggal disini untuk sementara?" tanya Mike sembari merebahkan tubuhnya diatas ranjang kayu yang ada disalah satu ruangan.
"Sepertinya disini aman. Bukankah disini nggak ada jaringan internet, aku yakin mereka sedang kewalahan mencari kita," balas Josh yang juga sedang rebahan di sebelah rekan seprovesinya.
"yah, berarti kita akan sulit juga menemukan jalan pulang. Terus bagaimana dengan penduduk sini? Kalau mereka tahu siapa kita sebenarnya gimana?"
"Kenapa kamu jadi penakut seperti itu, Mike? Bukankah tadi kamu lihat? Penduduk sini sangat antusias melihat kedatangan kita. Kita manfaatkan saja mereka untuk kita berlindung. Bukankah kita sudah terbiasa menyamar?"
"Aku tahu, aku hanya bertanya. Lalu kita menyamar sebagai apa disini?"
"Kita lihat saja kekurangan apa yang tidak ada di desa ini. Maka kita manfaatkan hal itu."
Di saat bersamaan, suara gaduh terdengar di depan kediaman dua bule itu. Mike dan Josh jelas saja merasa kaget dan agak terganggu. Keduanya sontak keluar kamar dan beranjak membuka pintu. Betapa terkejutnya dua bule itu saat melihat puluhan wanita nampak berdiri di depan rumah si Bule.
"Hai Tuan Bule," sapa salah satu wanita yang terlihat seperti pemimpin para wanita itu.
"Hai," jawab Josh canggung dengan suara beratnya. Jawaban singkat dari bule itu langsung membuat para wanita histeris.
"Sialan, rahimku berdenyut."
"Sama, gatal banget."
Celetukan nakal para wanita langsung bersahutan. Sedangkan Mike dan Josh hanya menatap bingung karena para wanita berbicara pakai bahasa daerah mereka. Dua bule itu cuma bisa menunjukkan senyumnya sebagai tanggapan, dan senyum mereka semakin menambah histeris bagi para wanita itu.
"Eh eh eh, kalian pada ngapain kumpul di sini?" serus Bu Kades yang baru saja muncul menghampiri kumpulan wanita itu.
"Ini Bu Kades, kita cuma mau ngasih makanan sama pakaian yang masih layak pake buat Tuan Bule," jawab salah satu wanita dengan gaya genitnya mewakili semua wanita pengikutnya.
"Kalau pakaian sih mungkin mereka bisa terima, tapi kalau makanan itu kebanyakan. Perut mereka mana muat?" balas Bu kades.
"Yahh ... masa ditolak, Bu kades?" protes beberapa wanita nampak kecewa.
"Harusnya kan kalian bagi bagi waktu, pagi siapa yang ngasih, siang siapa dan malam siapa. Biar adil," ujar Bu Kades langsung memberi masukan. Sementara dua beli itu memilih diam dan menyimak apa yang terjadi di depan mata mereka. Meski tidak mengerti apa yang dibicarakan para wanita itu, senyum Josh dan Mike sesekali terkembang, dan senyuman itu makin membuat resah para wanita yang ada di sana.
Selain wajah tampan yang menjadi pusat perhatian para wanita, tonjolan yang muncul dari balik celana dua bule juga menjadi perhatian khusus mata para wanita itu. Tonjolan itu terlihat besar dan tercetak jelas apa yang ada di dalam celana dua bule itu. Para wanita sampai merasa susah menelan salivanya gara gata itu.
"Ya udah berhubung makanananya udah kalian bawa, masukin aja sana ke dalam. Gantian yang tertib!"
"Siap Bu Kades."
Para wanita itu dengan semangat dan kecentilan yang tergolong akut, satu persatu masuk ke rumah bule dan manaruh apa yang mereka bawa. Dua bule itu pun hanya mampu mengucap kata terima kasih dan itu sudah cukup membuat para wanita semakin menggelepar. Namun dengan berat hati, satu persatu para wanita itu harus segera pulang sesuai iterupsi dari Bu kades.
"Wah! Enak sekali ini!" puji Josh saat menikmati hidangan yang tersaji dari para wanita.
"Hahaha ... kita benar benar dianggap spesial, Josh," sahut Mike yang langsung lahap menikmati beberapa hidangan.
"Sepertinya aku tahu, apa yang harus kita lakukan selama kita berada disini?"
"benakah?"
Josh langsung menyeringai penuh arti.
@@@@@@
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
@MEIMEI🙃🤩
para jandes lama gak di bajak sawahnya jadi lihat bibit seger buger jadi agak" gatel" gimana 🤭🤭
2023-05-12
0
🍾⃝ͩʜᷞεͧrᷠaͣ☠ᵏᵋᶜᶟ✰͜͡w⃠
wkwkwk bengek 🤣
2023-04-02
0
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Kayaknya klop tuh pikiran bule sama para janda 😂
2023-02-23
2