Berlian Bulan Biru

"Mereka diburu karena dianggap mengetahui tempat adanya berlian di daerah ini."

"Berlian? Yang bener, Tuan?" Josh terperangah tak percaya mendengarnya.

Pak Kades menatap lekat wajah Josh, lalu dia mengalihkan pandangannya ke arah langit sejenak. "Namanya Berlian Bulan biru."

"Apa! Berlian bulan biru? Bukankah itu berlian paling mahal?"

Mendengar pertanyaan Josh yang seperti mengetahui tentang berlian, membuat Pak Kades langsung menatapnya dengan tatapan menyelidik. Josh malah salah tingkah ditatap tajam seperti itu. Dia merasa Pak Kades mencurigai sesuatu.

"Apa kamu tahu tentang berlian itu?" tanya Pak Kades, membuat Josh merasa lega mendengarnya.

"Yah, aku sih pernah mendengarnya, Tuan. Banyak kok orang orang yang tahu. Berlian bulan biru memang salah satu berlian paling mahal di dunia," terang Josh sesantai mungkin.

Pak Kades nampak menganggukkan kepalanya beberapa kali tanda kalau dia mengerti. Pak kades melangkah menuju rumahnya, dan Josh mengikutinya. Mereka berjalan beriringan sembari melanjutkan percakapan mereka.

"Ada yang mengatakan kalau berlian itu ada pada penduduk sini, tapi ada juga yang mengatakan kalau berlian itu ada di dalam hutan dan tersembunyi di sana. Beritanya masih sangat simpang siur. Tapi para warga yakin kalau ada yang memang sengaja diam diam menyimpan berlian itu."

"Sengaja menyimpan berlian? Memang ada buktinya?" tanya Josh dengan sikap yang santai. Padahal hatinya memang sengaja berniat untuk menyelidikinya. Mendengar nama berlian paling mahal ada di desa ini, membuat Josh tertarik untuk mencarinya juga.

"Ada. Dengan ditemukannya kotak perhiasan yang terlihat mewah, Itu sebagai bukti kalau berlian itu sudah ditemukan salah satu warga. Sebentar," ucap Pak Kades. Begitu sampai rumah, dia berges masuk. Tak lama kemudian Pak Kades kembali membawa sesuatu."

Mata Josh langsung memicing melihat apa yang dibawa Pak kades. Josh sangat Familiar dengan apa yang Pak Kades bawa. Josh menerima tempat perhiasan itu. Ada nama seorang miliarder yang terkurir di dalamnya.

"Bagaimana bisa ada berlian termahal berada disini?" tanya Josh setelah meneliti tempat berlian yang cukup mewah itu. Tentu saja dia sangat penasaran, bagaimana hal itu bisa terjadi.

"Kemungkinan pencuri yang mengambilnya. Sekitar tiga bulan yang lalu, dua orang yang tadi dikejar orang, menemukan mayat bule berkulit gelap di area hutan. waktu diselidiki polisi, ternyata dia warga afrika selatan yang sedang menjadi buron karena kasus pencurian itu. Kapal yang dipakai juga masih ada."

Sembari mendengarkan cerita Pak Kades, Josh mencerna setiap kata yang keluar dari mulut pemimpin desa itu. Josh pun teringat satu nama yang berprofesi sama dengan dirinya. Josh jelas tahu siapa orang yang diceritakan oleh Pak Kades.

Namanya Alfredo, pencuri berlian dari Afrika selatan. Dulu Josh memang mendengar berita tentang Alfredo yang tewas karena bertransaksi dengan mafia asia tenggara. Maka itu, tadi Josh sempat terkejut saat mendengar cerita dari Pak Kades.

"Lalu, kenapa dua orang itu yang dikejar kejar, Tuan?"

"Ya seperti yang aku bilang tadi, dua orang itu dianggap mengetahui keberadaan berlian itu. Yang mengejar mareka juga orang negara ini. Katanya suruhan dari si pemilik berlian."

Josh nampak manggut manggut. "Apa Bapak tahu kira kira siapa yang sudah menemukan berlian itu?"

"Kalau menurut perkiraanku sih, berlian itu ada pada salah satu wanita yang biasa mencari kayu bakar dan makanan di hutan, terutama orang orang pondok janda."

Sejenak Josh tertegun mendengarnya. Namun tak lama setelah itu, dia menyeringai. Sepertinya dia mempunyai ide yang bagus untuk mengetahui dimana berlian itu berada. Setelah mengobrol cukup lama dengan pak kades, Josh pun akhirnya undur diri.

Begitu sampai rumah, Josh langsung menceritakan sesuatu yang baru saja dia dengar kepada rekan kerjanya. Berita itu tentu saja membuat Mike terkejut bukam main.

"Bagaimana bisa ada kebetulan semacam ini?" ungkap Mike yang masih kurang percaya dengan berita yang baru saja dia dengar. "Jika berlian bulan biru ada di sini, berarti kemungkinan besar pemiliknya juga tahu tempat ini, Josh? Bukankah ini bahaya buat kita?"