"Tuan Bule."
"Ya.
"Maukah anda datang kesini malam nanti?"
Mike yang sedang menimba air sumur lantas menghentikan gerakannya. Dirinya sempat tertegun mendengar wanita yang sedang berdiri tak jauh dari keberadaannya. Sebagai pria yang cukup banyak pengalaman menjajaki dunia wanita, Mike tentu tahu apa yang sedang dirasakan wanita itu saat ini.
Bagi Mike, sudah hal biasa, seorang wanita yang sudah memiliki pasangan, juga sering mencari kepuasan bersama pria lain meski pasangannya ada di sekitar mereka, apa lagi wanita seperti Marina yang suaminya sudah lama tidak menyentuhnya. Mike tahu rasanya bagaimana walaupun dia hanya seorang laki laki.
"Apa tidak berbahaya membiarkan orang lain masuk ke rumah anda di malam hari, Nona?" tanya Mike sembari meneruskan menimba airnya. "Apa lagi saya seorang pria. Takutnya ada warga yang melihat dan tidak suka bagaimana? Saya tidak ingin anda mendapat masalah."
Mendengar jawaban Mike, Marina langsung tersenyum kecut. Ada rasa kecewa yang langsung menyergap dalam hatinya. Marina menganggap kalau pria bertato banyak itu telah menolak permintaannya.
"Kalau Tuan Bule tidak bisa, ya nggak apa apa. Maaf jika permintaan saya terlalu berat," setelah berucap seperti itu, Marina langsung saja pergi meninggalkan Mike yang tercengang.
"Apa dia pikir aku menolaknya?" gumam Mike. "Sepertinya dia salah paham dengan pertanyaanku. aduh. Padahal aku mau sekali."
Begitu selesai dengan urusan kamar mandi, Mike kembali bergabung bersama Josh dan Marina dengan rasa canggung. Mike semakin tidak enak hati saat menatap Marina tapi sikap wanita itu sedikit berbeda. Dia menjadi kurang bersahabat dan malah lebih hangat berbicara dengan Josh. Setelah merasa cukup lama berada di rumah itu, due bule yang ada disana beranjak pamit.
"Sepertinya wanita tadi marah sama aku, Josh," ucap Mike begitu mereka menjauh dari rumah Marina.
"Marah? Marah kenapa?" tanya Josh dengan tatapan neran. "Perasaan tadi dia baik baik saja."
"Apa dia memintamu untuk datang kembali ke rumah itu nanti malam?"
Pertanyaan Mike sontak menghentikan langkah Josh sejenak. Matanya menatap Mike dengan tatapan menyelidik, dan beberapa saat kemudian Josh mengambil sebuaj kesimpulan. "Apa dia menyuruhmu untuk datang lagi?" Mike mengiyakan dengan menunjukan ekpresi wajahnya. "Ya ampun Mike, kenapa kamu tolak? Ini kesempatan bagus buat kita loh, Mike."
"Aku tidak menolaknya, Josh. Aku tadi hanya salah ngomong dan dia menganggapnya kalau aku menolak permintaannya."
"Hahaha ... dasar wanita, selalu saja begitu. Wanita memang suka banget pake perasaan. Ya sudah, kamu datangi saja nanti malam. Buat dia tidak bisa berjalan karena sodokannmu."
"Hahaha ..." tawa keduanya pecah dan mereka melanjutkan perjalanan pulangnya.
Sedangkan di tempat lain nan jauh dari sana, pemilik berlian bulan biru terlihat sedang uring uringan di balik meja kerjanya. Wajahnya merah padam dengan dada yang kembang kempis karena amarah yang baru saja dia luapkan.
"Bagaimana kamu bisa mempercayakan pencarian berlian saya pada orang lokal, Ken?" geram milioner bernama Arnold kepada orang kepercayaannya. "Lihat hasilnya, mereka sama sekali tidak becus melaksanakan tugasnya!"
"Maafkan saya, Tuan Arnold," balas Ken dengan segenap rasa bersalah yang menyertainya. Biar bagaimanapun memanfaatkan orang lokal untuk mencari berlian adalah ide dari pria tegap itu.
"Jangan hanya bisanya minta maaf saja, Ken!" Tuan Arnold semakin menggeram. "Lakukan apa saja untuk menemukan berlian milik istri saya. Kalau perlu hancurkan saja kampung itu kalau mereka selalu saja bungkam."
"Ya tidak bisa begitu, Tuan. Yang ada malah nanti menimbulkan konflik antar dua negara. Apa Tuan mau menanggung resikonya."
Arnold sontak terdiam. Apa yang dikatakan Ken memang benar adanya. Dia tidak mau menjadi penyebab dua negara berperang gara gara ulah diriny yang frustasi karena tak kunjung menemukan berlian seharg triliunan itu.
"Kalau Tuan Arnold mengijinkan, biarkan saya turun tangan langsung untuk mendekati para warga di kampung itu, Tuan."
Arnold tercengang mendengar ucapan Ken. "Maksudmu, Ken?"
"Menurut informasi yang saya dengar, penduduk di daerah itu tergolong rakyat miskin dan letaknya cukup terpencil. Kita bisa memanfaatkan keadaan penduduk di sana dengan memberi bantuan dan iming iming untuk memperbaiki ekonomi mereka. Saya yakin, orang miskin seperti mereka tidak akan menolak adanya bantuan, bagaimana? Apa Tuan setuju?"
Arnold terdiam dan mencerna ucapan orang kepercayaannya yang sedang menatap ke arahnya. Tak lama setelah itu, pria itu tersenyum penuh arti. "Baiklah. Lakukan saja rencanamu, Ken. Aku setuju."
...@@@@...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Ani Tiara°°☆^☂⃝⃞⃟ᶜᶠ ♡~~
Semua orang berlomba-lombo untuk mendapatkan berlian bulan biru,sampai segala cara dilakulan.
Heeem... apakah Ken juga akan menepat di Desa Janda??
Hai Mike....!! Gimana samperan atau nggak malem nanti???
2023-02-10
3
💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽lคภﻮเtรєภןค﷽ ⃞⃝⃟⍣⃝♍꧂
ada yang salah paham ya.😁😁😁
mike, segera bujuk sebelum terlambat.🤭🤭
2023-02-10
7
𝒯ℳ
Uda malam nih... bulenya jadi datang ga thor ?
2023-02-09
1