Mengusir mark

Zizi mendekat kearah anye yang sama sekali tidak peduli dengan kehadiran nya, Jika saja tidak ingin mendapat perhatian dari big. Zizi pun tidak akan sudi mendekati mantan madu nya.

"Kamu kan sekarang sedang hamil juga nye, Yah meski aku tidak tahu jelas siapa ayah anak itu! Tapi lebih baik kamu tinggal di sini lagi." Ujar zizi.

"Sayang apa yang kamu katakan?!" Sergah big.

"Kasihan anye sayang, Dia sekarang sedang hamil kan." Ucap zizi seolah membela anyelir.

"Tapi kenapa harus tinggal di sini, Aku tidak nyaman." Pungkas big.

"Kamu jangan gitu sayang! Sebagai wanita aku pun tidak tega melihat anyelir yang kesusahan." Ujar zizi.

"Dia bukan tidak punya tempat tinggal, Biar saja lah anye tinggal di rumah nya." Big tetap tidak setuju.

"Ku siram minyak panas kalian jika tidak diam juga!" Bentak anyelir mengaget kan dua manusia yang sedang bertengkar.

Zizi dan big pun terdiam melihat kegarangan anyelir, Sambil berkacak pinggang anye mendekati mereka berdua.

"Kau jaga bicara mu mendusa! Meski aku tidak tinggal di mansion milik grandpa mark ini, Aku masih punya banyak rumah lain nya." Sombong anye.

"Kenapa kau mengatai ku begitu anyelir?!" Kaget zizi tidak main main.

"Karena kau memang mendusa! Dengar kan aku baik baik ya kalian berdua, Aku tidak butuh perhatian dan juga tinggal di mansion ini. Daddy ku punya banyak rumah yang bisa aku pilih untuk tinggal, Aku tidak miskin macam kau." Anye menunjuk dada zizi dengan telunjuk nya.

"Jangan menghina nya anyelir!" Bentak big.

"Diam kau big! Aku datang untuk menjenguk atas permintaan mu dan juga grandpa, Jadi jangan mengajak ku bertengkar. Atau akan ku robek mulut sampah kalian berdua." Ancam anyelir.

Big menyadari jika sekarang emosi anyelir sangat tidak mudah untuk di kendalikan, Lebih baik ia menghindar dan membawa zizi menjauh.

"Kenapa anye sangat galak padaku, Hiks aku sangat sedih." Zizi menangis di kamar.

"Jangan hirau kan dia sayang, Lebih baik kamu istirahat saja." Ujar big.

"Aku tidak bisa istirahat dengan tenang, Aku butuh keluar sayang." Rengek zizi.

"Ayah sedang sakit masa kita mau keluar." Ujar big bingung.

"Kata dokter aku tidak boleh stres sayang, Jika di rumah terus maka aku akan stres." Rajuk zizi.

"Kamu telfon saja leon ya, Aku tidak bisa keluar sekarang." Ucap big.

Tentu saja zizi senang karena bisa keluar dengan kekasih tercinta nya, Hanya big yang bodoh tidak menyadari apa pun.

"Kamu telfon saja dia dulu, Aku mau kebawah lagi lihat ayah." Ujar big yang sesungguh nya hanya dusta.

Entah kenapa big merasa ingin terus memandang wajah anyelir, Selagi anye masih ada di mansion nya. Big tidak ingim hilang kesempatan.

"Sayang!"

"Ada apa?" Big menoleh lagi.

"Aku akan lebih bahagia jika punya mansion sendiri." Ujar zizi.

Big kembali mendekati istri nya yang duduk di ranjang, Bukan nya marah. Big malah kasihan kepada zizi, Ia merasa zizi sangat tertekan karena tinggal bersama ayah nya.

"Aku bisa membeli nya walau pun tidak semewah ini." Ujar big.

"Bagai mana jika ayah saja yang pindah untuk sementara, Bukan nya aku jahat sayang. Hanya saja ayah terlihat tidak menyuakai ku." Ujat zizi pelan.

"Bagai mana mungkin ayah mau pindah dari sini, Kita lah yang seharus nya keluar dari mansion ini." Jelas big menatap istri nya bingung.

"Iya sayang maaf kan aku, Aku hanya stres dan entah kenapa aku sangat tidak rela pindah dari sini. Mungkin anak kita mau nya tinggal di sini." Ucap zizi mengelus perut nya.

"Kamu yang sabar saja dulu ya, Nanti siapa tahu ayah akan membuka hati nya untuk mu." Bujuk big.

Zizi mengangguk pelan, Big memeluk istri nya dengan penuh kasih sayang. Sama sekali ia tidak tahu bahwa perasaan zizi sangat bertolak belakang dengan perasaan nya.

...****************...

Sesudah matang ayam yang di ingin kan mark, Anye memasukan nya kepiring dan membawa dengan troli.

"Makanan datang." Ujar anye bersorak saat masuk ruang perawatan.

"Waah wangi sekali." Puji angela sudah ngiler duluan.

"Kau itu makan terus, Coba belajar masak sama anye." Ucap mark mencubit kuping angel.

"Angel malas mau masak, Besok juga anzel tidak akan mau makan masakan ku." Jawab angel.

"Kenap anzel yang memakan masakan mu?" Heran mark.

"Ya kan dia calon suamiku." Jawab angel enteng saja.

Mark dan anye geleng geleng kepala di buat nya, Mereka bertiga pun makan bersama. Hanya saja anye masih menyuapi mark.

"Apa benar kamu hamil nak?" Tanya mark pelan.

"Iya grandpa, Doa kan anak anye sehat dan selamat sampai lahiran ya." Jawab anye tersenyum senang.

"Pasti dong, Doa grandpa selalu untuk mu sayang." Ujar mark mengelus kepala cucu nya.

Selagi mereka sedang makan sambil bercanda, Big masuk dengan alasan ingin melihat ayah nya.

"Kenapa kau datang big, Sana lah kau di kamar saja." Usir mark.

"Kasihan deh lo." Ejek angel pada big.

"Tidak baik begitu dengan ayah ngel." Peringat big.

Angel meringis karena takut juga dengan sang ayah jika sudah mode serius, Anyelir sama sekali tidak menoleh pada big yang duduk di belakang nya.

"Apa yang akan kamu lakukan kedepan nya dengan anak ini nye?" Tanya mark.

"Tidak usah di bahas sekarang grandpa." Tolak anye.

"Aah maaf kan grandpa." Ujar mark menepuk mulut nya.

Tersenyum anye melihat tingkah lucu mark, Meski bukan kakek kandung nya. Namun anye sangat menyayangi mark seperti pada gara.

"Ayah setelah sehat tidak ingin jalan jalan apa?" Tanya big membuat mark bingung.

"Memang nya kenapa?" Mark balik bertanya.

"Kan ayah sudah lama tidak pulang kelondon, Apa tidak ingin pergi." Ujar big.

Mark menatap tajam wajah putra nya, Big langsung menunduk dan berpura pura batuk untuk menutupi rasa gugup nya

"Kenapa kau ingin ayah pergi? Istri mu tidak nyaman jika ada ayah di sini?!" Mark ternyata tahu.

Anye dan angel juga langsung menatap big, Mereka sungguh tidak menyangka jika big akan setega itu pada ayah nya.

"Bukan aku ingin mengusir ayah Namun ayah selalu bersikap dingin pada zizi. Lagi pula jika kelondon kan ayah sekalian liburan." Ujar big.

"Aku tidak setuju!"

Sebuah suara datang menyahut dengan garang, Berliana kakak big datang karena mendengar sanga ayah terjatuh.

"Kakak!"

"Kau anak durhaka big! Lagi pula ini mansion milik ayah. Jika suatu saat ayah meninggal pun mansion ini akan menjadi milik ku, Karena kau hanya anak dari pembantu." Sengit berliana kalap.

Berliana mengungkit masa lalu kedua orang tua nya, Big memang anak dari pembantu kedua orang tua berliana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!