Semangka kecil

Big mendudukan ayah nya kekursi dan mengambil satu stel baju ganti, Tanpa sungkan big membantu mark mengganti baju nya yang basah.

"Bagai mana perasaan mu pada anye big?" Tanya mark pelan.

"Sepertia biasa nya yah." Jawab big.

"Meski kau dan dia menikah karena sebuah tragedi, Namun sekarang anye adalah istri mu juga! Kau yang membuat nya demikian big, Gadis itu sudah hancur masa depan nya." Ujar mark.

Big tertunduk diam mendengar ucapan ayah nya yang sangat benar, Semenjak menikah big sama sekali belum pernah ngobrol berdua dengan anyelir.

"Aku takut anyelir tidak bisa bicara serius yah." Ucap big.

"Ajak lah dia bicara pelan pelan, Sudah kah kau minta maaf pada nya?!" Tanya mark.

"Belum, Lagi pula aku tidak sepenuh nya salah yah! Sekarang aku sedang menyelidiki pelaku yang membuat ku demikian." Sahut big.

"Salah atau tidak! Kau harus minta maaf pada nya." Tegas mark.

"Nanti aku akan bicara pada nya." Jawab big tidak ingin berdebat.

"Ya pergi lah sekarang, Ayah bisa sendiri." Suruh mark.

Akhir nya big keluar dari kamar mark, Namun ia tidak langsung menemui anyelir. Big mengintip dulu kamar utama nya, Terlihat zizi sedang tidur pulas.

"Mumpung zizi tidur, Aku akan kekamar anyelir dulu." Gumam big.

Bagai mana pun big tidak mau zizi sampai sakit hati melihat nya masuk kekamar anye, Karena bisa saja zjzi mengamuk dan itu bisa membahaya kan kandungan nya.

Tok, Tok.

Tidak ada sahutan dari dalam kamar anyelir, Big membuka pintu kamar gadis kecil itu. Terlihat kosong dan sangat rapi dengan nuansa berwarna lilac.

"Anyelir."

Terdengar suara air gemericik dari dalam kamar mandi, Big menduga jika anye sedang membersih kan diri usai kehujanan bersama mark tadi.

"Ku tunggu saja dia." Lirih duduk di sofa.

Untung saja anye sudah melepas semua foto big yang ada di dinding, Hanya tinggal yang di meja dengan bingkai love.

"Dia menyimpan fotoku." Gumam big melihat foto diri nya.

Ceklek.

"Tuhan tolong lah diriku ini, Carikan aku pacar yang gantenggg."

Anye keluar dari kamar mandi sambil bernyanyi tak tentu arah, Rambut nya ia kibas kibas kan tanpa melihat sosok yang sedang duduk di sofa.

Sedang kan big menelan ludah dan juga bersemu merah melihat anyelir yang keluar dari kamar mandi tanpa menggunakan handuk, Tubuh putih mulus itu membangkit kan cacing alaska. Apa lagi big pernah masuk kedalam sana.

"Aakkhh uncle big!!"

Jeritan panjang keluar dari mulut anye ketika menoleh kesofa, Langsung saja ia naik keranjang dan masuk kedalam selimut.

"Uncle tidak bermaksud mengintip mu nye." Big gelagapan.

"Kenapa uncle tidak bilang kalau mau masuk?!" Rutuk anyelir sangat malu.

"Uncle kira kamu keluar memakai handuk lah, Lagian orang mana yang mandi tanpa membawa handuk." Jawab big mengusap wajah nya.

"Madep sana dulu, Anye mau pakai baju." Suruh anyelir.

Big pun menurut membalik kan badan, Anye langsung masuk keruang ganti dan memakai baju.

"Kenapa dia kekamar ku? Apa dia mau minta jatah." Hati anyelir bertanya tanya.

Timbul niat usil di hati nya, Sengaja anye memilih hot pant dan juga crop top yang sangat menggoda iman bergambar meong di dada nya.

"Ada apa uncle?" Tanya anye sambil menggosok rambut nya yang basah.

"Shiit!"

Tanpa sadar big mengumpat karena cacing nya tambah berdiri, Big tidak mau jika sampai menodai anye lagi. Karena big ingin setia pada zizi, Dan juga big tidak mau anye hancur karena ulah nya.

"Whay ****?!" Tanya anye mengerut tajam.

"Oh tidak! Uncle hanya bercanda." Jawab big tersenyum cepat.

Anye pun duduk di sebelah big, Jika dulu big biasa biasa saja saat duduk bersebelahan dengan gadis ini. Namun sekarang ia merasa canggung.

"Kena kau." Batin anyelir girang.

Big berdehem untuk menetral kan perasaan nya, Jujur saja big bingung untuk memulai percakapan dari mana.

"Bagai mana sekolah mu nye?" Tanya big basa basi.

"Seperti biasa." Jawab anye menaik kan kaki nya satu.

"Dasar bocah iblis." Batin big semakin blingsatan.

Bukan main senang nya anye karena melihat big yang merah padam, Semakin merapat ia duduk kearah big.

"Uncle bagai mana perasaan mu setelah menikah dengan ku?" Tanya anyelir gamblang saja.

"Em eh ya begitu." Jawab big kebingungan.

"Begitu bagai mana?" Desak anyelir menyentuh big.

"Aduh bener gini enggak sih cara nyentuh nya?!" Batin anyelir bingung karena ia mempelajari nya dari internet.

Big menarik nafas panjang sebelum menjawab, Bingung untuk menjawab apa. Bingung karena sikap anyelir yang bisa membangkit kan cacing alaska.

"Anye!"

Terperanjat big karena anyelir pindah kepangkuan nya, Bahkan tangan gadis kecil ini masuk kedalam kemeja nya.

"Bukan kah kita sudah menikah? Aku tidak butuh uang uncle, Aku juga tidak butuh segala macam harta." Ujar anye menatap mata big.

"Turun dulu nye, Kita bicara sebentar." Big ingin menurun kan anyelir.

"Aku juga tidak butuh bulan madu uncle, Aku hanya ingin kasih sayang mu." Pinta anyelir.

"Dari dulu uncle selalu menyayangi mu nye." Jawab big tulus.

"Bukan kasih sayang itu yang aku mau, Aku ingin kasih sayang yang sama seperti uncle menyayangi zizi." Ujar anyelir.

"Uncle tidak bisa anyelir!" Jawab big.

"Kenapa tidak bisa?! Aku sekarang juga istrimu." Cecar anye.

Hati big membenar kan ucapan anyelir, Gadis ini memang sekarang adalah istri nya. Mungkin ia pun butuh kasih sayang dari sosok suami.

"Hmmp."

Jika biasa nya pria lah yang nyosor duluan, Kini malah anyelir yang langsung melahap bibir big dengan gaya amatir.

Dengan berani anye meletak kan tangan big di semangka yang bergambar meong, Mendapat sasaran empuk. Tangan big pun mulai bekerja di sana.

"Uuhh uncle."

Rintihan anye membuat big bertambah naik, Ciuman pun semakin panas karena lidah yang membelit satu sama lain nya.

"Cukup nye, Uncle tidak mau kau akan semakin ternoda." Big menyudahi hasrat ini

"Bukan kah aku sudah ternoda karena mu uncle? Lalu untuk apa lagi sekarang?!" Tanya anyelir.

"Tapi uncle takut jika zizi terluka karena ini." Big memikir kan perasaan zizi.

"Bagai mana dengan perasaan ku?! Apa uncle juga pernah memikir kan nya?!" Sentak anyelir.

"Dengar kan uncle dulu."

"Tidak! Uncle tidak memikir kan aku. Apa karena punya ku kecil?!" Tanya anyelir menunjuk semangka nya.

"Hei apa apaan kau ini?!" Teriak big kaget sendiri.

"Pasti karena kecil jadi uncle tidak mau." Ucap anyelir merengut masam.

Big menarik anyelir yang sudah turun dari pangkuan nya, Ia membawa nya kekasur dan melahap bibir mungil gadis ini..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!