Di marahi

Big menatap nanar pada gadis kecil yang ketiduran karena lelah akibat ulah nya, Ia sungguh tidak percaya jika telah melakukan hubungan itu lagi bersama anyelir.

"Biadap kau big!" Umpat hati pria ini.

Segera ia menyambar kemeja nya yang berserakan di lantai, Ia bergegas pergi meninggal kan kamar istri muda nya.

"Hah! Kau sangat menyesal karena berhianat pada istri tersayang mu." Rutuk anyelir yang pura pura tidur.

Anye turun dari ranjang dan masuk kamar mandi, Meski tidak sesakit saat pertama kali. Namun anye tetap merasakan perih dia bagian bawah nya.

Tidak sampai sepuluh menit anye sudah keluar dari kamar mandi dan pakaian nya pun sudah lengkap, Walau pun bukan baju yang tadi. Kali ini ia memakai baju longgar.

"Kapan kau datang?" Tanya anyelir melihat angel yang sudah duduk sambil tersenyum.

"Baru saja, Aku membawa kabar bahagia untuk mu." Angel menunjukan sebuah obat yang masih di bungkus.

"Hais, Aku sudah tidak butuh itu lagi." Anye memutar bola mata nya malas.

Angel di buat bingung dengan anyelir yang sekarang menolak obat itu, Padahal dia yang meminta sebelum nya.

"Kenapa kau tidak mau lagi? Apa kau sudah patah semangat?!" Selidik angel.

"Tidak."

"Lalu kenapa? Kau tidak kuat ya melihat zizi yang selalu di manja oleh ayah?" Tanya angel lagi.

"Bukan itu ngel, Aku dan uncle big baru saja melakukan nya." Anyelir berkata sambil menunjuk ranjang.

Terjungkir balik angel sangking kaget nya dengan ucapan anye, Ia tidak percaya jika mereka baru usai ahik ahik.

"Kau beli di mana obat nya?" Tanya angela.

"Enak saja pakai obat! Emang nya aku cewek murahan." Sahut anye sombong.

"Heh buaya betina! Sadar diri dong." Angel menoyor kepala anyelir.

Nyengir anyelir karena angel pasti mengungkit masalah pertama kali, Karena itu sekarang adalah senjata angela.

"Itu kan kau juga yang salah." Protes anyelir.

"Tapi kau juga yang menikmati hasil nya, Kau senang kan bisa dalam keadaan sadar begitu tadi." Angel berkata telak.

"Uuh rasa nya aku tidak akan melupa kan kenangan itu, Semoga aku segera hamil." Ucap anyelir.

"Umur lo kan baru tujuh belas nye, Apa tidak bahaya hamil di usia segitu?" Tanya angel khawatir.

"Delapan belas usia ku." Protes anyelir.

"Masih kurang, Nanti lulus baru kau delapan belas." Sahut angel.

"Tidak akan bahaya, Semoga tuhan merestui nya." Doa anyelir.

Angel sebenar nya sudah tahu jika big akan tetap mencerai kan anyelir walau pun gadis ini mengandung, Karena big lah yang akan mengasuh anak itu.

"Ayo makan." Ajak anyelir menarik angela.

Suasana di ruang makan sudah ramai karena semua sudah kumpul, Hanya tinggal anye dan angel yang belum gabung.

"Kamu lama banget sih dik, Kan aku jadi laper nunggu nya." Ucap zizi dengan gaya kalem.

"Ups sorry." Ujar anye tersenyum usil.

Anye ikut duduk di samping kiri big, Karena zizi sudah di sampinh kanan. Angel duduk dekat dengan mark.

"Besok anye sekolah ya?" Tanya mark menatap menantu kecil nya.

"Iya, Kenapa grandpa?" Tanya anyelir penasaran.

"Besok biar grandpa saja yang menjemput mu, Sekalian kita jalan jalan." Ujar mark.

"Asik jalan jalan." Girang anyelir.

"Angel enggak di ajak?" Tanya angel merengut masam.

"Di ajak dong." Sahut mark.

Melihat keakraban anye dan mark, Zizi dongkol bukan main karena sejak tadi dia tidak di ajak bicara.

"Sayang aku mau nya di suapin." Pinta zizi pada big.

"Mau yang mana sayang?" Big sigap melayani istri nya.

Melihat kebucinan putra nya yang sudah di atas rata rata, Mark hanya bisa bersabar. Karena ia dulu pun begitu jika bersama dengan istri tercinta nya.

...****************...

Anyelir berangkat sekolah dengan riang gembira, Karena sudah dapat janji dari grandpa nya nanti mau jalan jalan.

"Ada apa uncle?" Tanya anyelir ketika melihat big sedih.

"Ayah sakit nye." Jawab big tidak canggung seperti kemaren.

"Sakit?! Sakit apa dia." Kaget anyelir langsung masuk kedalam kamar mark.

Tampak mark sedang terbaring di ranjang nya, Karena hujan kemarin ia terkena demam tinggi.

"Apa nya yang sakit grandpa?" Tanya anye lembut memegang tangan mark.

"Tenggorokan grandpa sakit nye." Jawab mark.

"Anye buat kan teh hangat ya, Atau mau minum penyegar?" Tawar anyelir.

"Tapi kamu harus sekolah nye, Nanti bisa telat." Sahut mark.

"Tidak, Buat teh cuma sebentar kok." Anyelir meletak kan tas gendong nya dan pergi kedapur.

Big yang di depan pintu menatap anyelir yang sigap mengurus mertua nya, Sudut hati big berkata bahwa anye lebih baik dari zizi.

Sampai dapur anyelir menghangat kan air, Baru lah ia memasukan gula sedikit agar tidak terlalu manis.

"Kamu cocok loh jadi pengurus nya pak tua itu." Ujar zizi yang sedang santai memakan camilan.

Anyelir langsung menoleh dan menatap tajam, Hati nya bergelora ingin mengajak zizi duel.

"Pak tua yang kau maksud itu adalah mertua mu! Ayah dari pria yang kau cintai." Ketus anye.

"Sudah tahu." Jawab zizi cuek.

"Kalau tahu kenapa kau malah mengejek nya?! Seharus nya kau mengurus dia." Kesal anyelir.

"Aku ngurus dia? Ogah banget ikh." Zizi berseru jijik.

"Halah gaya mu kayak orang berduit, Padahal kau bangkrut." Ejek anyelir.

"Jaga bicara mu anyelir."

Sentakan big membuat anye kaget, Tampak big menatap nya penuh amarah. Tentu saja karena big dengar saat anye menghina zizi tadi.

"Jangan marahi dia sayang, Anye benar kalau keluarga ku memang jatuh miskin." Zizi memasang wajah nelangsa.

"Miskin bukan berarti harus di hina! Jangan membahas masalah harta lagi anyelir." Peringat big.

"Aku juga tidak berminat membahas masalah harta dengan orang yang haus harta orang lain." Sinis anyelir berlalu pergi membawa teh nya.

"Biar aku saja yang membawa anye." Pinta zizi meraih baki berisi teh.

"Ohh kau mau membawa nya, Nih ambil."

"Akhh panas."

Zizi langsung teriak kepanasan karena anye menyodor kan dengan kasar, Perut zizi terkena air teh hangat.

"Sayang kamu tidak apa apa kan?!" Panik big mengibas ngibas dres zizi.

"Panas sayang." Rengek zizi.

"Lebay banget sih mbak, Orang cuma teh hangat doang." Ujar anyelir kembali menghangat kan air.

"Gara gara kamu kan grandpa jadi gagal minum teh, Harus nunggu lama dia." Rutuk anyelir.

Big mencengkeram tangan anyelir dengan keras, Bahkan gadis ini meringis kesakitan sambil menatap takut.

"Bisakah kau menjaga sikap anyelir! Dia sedang hamil anak ku." Bentak big kasar.

"Sakit uncle." Rintih anyelir mulai menangis sambil berusaha lepas dari cengkeraman.

"Zizi lebih sakit darimu, Jangan mencari masalah dengan istriku!" Peringat big menyentak tangan anyelir.

Tersenyum puas zizi karena anyelir di marahi oleh big, Sambil naik tangga wanita ini melambai kan tangan pada anyelir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!