"Ya sudah kita cari preman atau orang yang bisa di bayar deh" ucap Fania.
"Ayo, kita pergi sekarang" ucap Zahra semangat.
Mereka pun pergi mencari orang yang bisa di ajak kerjasama sekaligus memeriksa rumah tantenya apakah masih kosong atau sudah tidak.
Setelah mereka memastikan semuanya, Zahra dan Fania pun kembali pulang ke rumah Fania sambil menunggu malam.
#####
Rara masih semangatnya kerja. Sedangkan Rafa berniat buat menelepon Zahra. Rafa pun menghubungi Zahra.
Zahra yang lagi rebahan santai di tempat tidur Fania benar-benar kesal setelah melihat Rafa menghubunginya.
"Siapa?" tanya Fania setelah melihat raut wajah Zahra yang berubah kesal.
"Ini Rafa sih pelayan itu, ngapain dia nelfon gue, malas banget gue angkat" ucap Zahra.
"Oh pelayan, ya udah biarin ajah sih nggak usah gubris" ucap Fania.
"Iya emang" ucap Zahra lagi.
Namun ponsel Zahra terus berdering membuat Zahra dan Fania kesal.
"Loe angkat ajah deh Zahra, sakit telinga gue dengerin ponsel loe yang bunyi terus" ucap Fania.
"Heem oke deh" ucap Zahra.
"Halo" ucap Zahra malas setelah mengangkat panggilan telepon dari Rafa.
"Halo Zahra" ucap Rafa bahagia karena akhirnya Zahra mengangkat telefonnya.
"Ngapain loe nelfon gue?" tanya Zahra kepada Rafa.
"Loe sibuk nggak bentar malam Zahra?" tanya Rafa balik karena Rafa berniat mengajak Zahra keluar jalan sekaligus pendekatan sama Zahra.
"Iya gue sibuk, loe nelfon cuma buat nanyain itu doang kan, kalau gitu udah dulu yah, sekarang juga gue sibuk" ucap Zahra lalu mematikan panggilan telepon dari Rafa.
Rafa pun lagi-lagi kecewa dengan ucapan Zahra dan penolakan Zahra.
"Apa yang di omongin pelayan itu?" tanya Fania setelah melihat Zahra mematikan panggilan teleponnya dengan wajah semakin kesal.
"Nggak penting yang dia omongin, dia nanya gue sibuk apa nggak malam ini dan loe tahu kan malam ini kita bakalan ngejalanin rencana kita buat Rara, lagian biarpun gue nggak sibuk gue bakalan bilang kalau gue sibuk" ucap Zahra lalu tertawa.
"Benar banget tuh lagian ngapain juga dia sok menanyakan loe sibuk atau nggak emang dia siapa, dia hanya pelayan yang nggak tahu malu" ucap Fania.
"Iya orang itu emang nggak ada malunya, kayaknya perlu gue tambah hinaan gue" ucap Zahra lagi lalu tertawa.
"Dia cinta banget tuh sepertinya sama loe Zahra, cie yang di cinta banget sama pelayan miskin" ucap Fani lalu tertawa bahagia.
"Sialan loe, terus saja gangguin gue, nggak lama gue pecat loe jadi teman gue tahu nggak" ucap Zahra pura-pura kesal.
"Bercanda gue, lagian seharusnya loe itu senang karena di cintai sama pelayan seperti Rafa" ledek Fania lagi lalu tertawa.
"Amit-amit gue mau senang" ucap Zahra sambil bergidik ngeri.
Fania pun hanya tertawa melihat ekspresi Zahra.
#####
Di kantor ayah Rafa menghubungi Fandi, Fandi sedang berada di rumahnya sendiri sedangkan ayah Fandi sedang berada di belakang ayah Rafa di dalam ruangan ayah Rafa.
"Halo paman" ucap Fandi setelah Fandi mengangkat panggilan telepon dari ayah Rafa.
"Halo nak, kamu lagi di mana sekarang?" tanya ayah Rafa.
"Saya lagi di rumah paman, ada apa?" tanya Fandi balik.
"Apa kamu sudah memberitahukan Rafa tentang yang paman suruhkan ke kamu?" tanya ayah Rafa.
"Oh itu, tentu sudah paman" ucap Fandi.
"Apa yang anak itu katakan?" tanya ayah Rafa. Dia akan datang kan? tanya ayah Rafa lagi.
"Dia nggak banyak bicara paman, tapi yang jelasnya dia akan datang paman saya yakin" ucap Fandi.
"Oke baiklah, kamu memang bisa di andalkan" puji ayah Rafa.
"Paman terlalu memuji" ucap Fandi.
"Ini memang kenyataan nak, ya sudah paman matikan dulu panggilan teleponnya yah" ucap ayah Rafa.
"Baik paman" ucap Fandi.
Ayah Rafa pun mematikan panggilan teleponnya sedangkan Fandi melanjutkan kegiatannya kalau libur dengan bersantai di rumah karena pacar dia nggak punya bahkan gebetan pun nggak punya karena wanita yang dekat dengan dia hanyalah Rara calon istri Rafa.
"Anak kamu itu memang bisa di andalkan" ucap ayah Rafa kepada ayah Fandi setelah mematikan panggilan teleponnya dengan Fandi.
"Dia memang sudah saya tugaskan seperti itu" ucap ayah Fandi.
"Dia memang sangat cocok jika menjadi tangan kanannya Rafa nanti kalau Rafa sudah mau memimpin perusahaan nanti" ucap ayah Rafa yang membuat ayah Fandi terkejut dengan ucapan ayah Rafa.
"Tangan kanan tapi dia tidak cocok, dia walaupun dari luar kelihatan pendiam dan baik tapi Fandi itu sangat kejam dan kadang tidak berbelas kasih, itu sifat yang mengerikan. Saya memang mengajarkan dia untuk selalu patuh tapi kalau jadi tangan kanan sepertinya tidak cocok" ucap ayah Fandi yang tahu betul sifat anaknya itu.
"Justru itu yang saya butuhkan untuk mendampingi Rafa kemanapun dia pergi, saya suka sifat Fandi itu, dia juga pintar dan sangat cekatan" ucap ayah Rafa lalu tersenyum.
Ayah Fandi pun tidak berkomentar lagi karena kalau ayah Rafa sudah bilang seperti itu, tentu saja Fandi pasti akan berakhir menjadi tangan kanan Rafa nantinya.
Sedangkan Fandi yang sedang di bicarakan sedang asik-asiknya nonton barbie di youTube, kalau ada wanita yang melihatnya entahlah apa yang akan di katakan wanita itu.
#####
Ayah Rafa pun kemudian menanyakan tentang bibi Rara kepada ayah Fandi.
"Bagaimana keadaannya bibi Rara?" tanya ayah Rafa.
"Dia sudah agak lebih baikan sekarang, untung saja dia belum terlalu parah jadi bisa di tangani cepat oleh dokter" ucap ayah Fandi.
"Baguslah, kira-kira dia bisa datang ke pernikahan Rara dan Rafa nggak minggu depan?" tanya ayah Rafa lagi.
"Kemungkinan besar bisa" ucap ayah Fandi.
"Kalau paman Rara bagaimana kondisinya?" tanya ayah Rafa lagi.
"Dia sudah baikan hanya di beri obat sama dokter dan sekarang dia sudah sehat" ucap ayah Fandi lagi.
"Baiklah, semuanya sesuai rencana kita" ucap ayah Rafa lalu tersenyum.
"Iya, apa sudah yakin akan menikahkan anak kamu satu-satunya dengan Rara?" tanya ayah Fandi memastikan.
"Iya sangat yakin, Rara itu calon menantu idaman saya dan istri saya dia itu wanita baik yang sudah jarang ada di dunia sekarang ini" ucap ayah Rafa.
"Iya dia memang baik, anak saya selalu berucap juga kalau Rara itu wanita baik dan cocok menjadi pendamping Rafa, tapi bagaimana dengan Rafa?" tanya ayah Fandi.
"Rafa harus mau, karena sekarang dia sudah di tolak dengan wanita pujaan hatinya itu yang tidak ada apa-apanya jika di bandingakan dengan Rara kata Fandi" ucap ayah Rafa.
"Darimana kamu tahu kalau Rafa sudah di tolak dengan wanita itu?" tanya ayah Fandi. Bukankah itu terlalu cepat jika dia sekarang sudah di tolak seperti bukan Rafa sekali sambung ayah Fandi lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
Tini
babang fandi nonton barbieee😍😍😍😍
2021-08-22
0
Imar Fuah
Semoga zahra gagal dengan rencana jahat nya
2021-06-11
0
Marlein Sulistyo Maukar
kok berbie son fandom..
2021-06-01
0