Ayah Rafa mempunyai nomor ponsel Rara, dan dia sendiri yang langsung menghubungi Rara untuk bertemu, ayah Rafa sudah menganggap Rara seperti anaknya sendiri setelah mengetahui sifat Rara.
"Rara loe mau kemana, kok seperti buru-buru banget?" tanya Fandi yang memperhatikan gerak-gerik Rara.
Rafa cuma diam saja.
"Iya gue emang lagi buru-buru banget, karena paman yang biasa suka mau bantuin gue, pengen ketemu dengan gue dan gue nggak enak kalau buat paman itu menunggu lama, dia kan orang sibuk" ucap Rara.
"Berarti loe nggak masuk kerja dong?" tanya Fandi.
"Iya gue nggak masuk kerja, kata paman itu gue nggak perlu takut biar dia yang urus semuanya" ucap Rara.
"Oh, ya sudah ayo gue antarin ketemu paman itu" usul Fandi.
"Nggak usah Fandi terima kasih atas tawarannya, tapi gue udah di jemput sama sopir paman itu, dia udah beritahu gue semalam" ucap Rara.
"Oh gitu, ya sudah hati-hati yah" ucap Fandi.
"Iya gue pergi dulu yah Fandi, Rafa" ucap Rara lalu berjalan keluar ruangan menuju mobil yang sudah menjemputnya.
Fandi pun keluar ruangan juga di ikuti oleh Rafa tanpa memperdulikan Zahra. Sebenarnya Rafa tadi mau mengantar Zahra pulang kalau Zahra mau tapi mendengar Rara akan bertemu dengan ayahnya membuat Rafa membatalkan niatnya, dia memilih mengikuti Fandi.
Walaupun Rara tidak bilang nama paman yang ingin bertemu dengannya, tapi Rafa dan Fandi sudah pasti mengetahui paman yang di maksud oleh Rara.
"Fan ayah gue gerakannya cepat banget" ucap Rafa sambil berjalan di samping Fandi.
"Bagus dong" ucap Fandi santai.
Tiba-tiba ponsel Fandi bergetar menandakan ada pesan masuk. Fandi pun segera membacanya.
Ternyata pesan dari ayah Rafa. Ayah Rafa menyuruh Rafa dan Fandi lagi untuk pulang ke rumah orang tua Rafa nanti malam. Ayah Rafa tidak mengirimkan pesan langsung kepada Rafa karena dia sudah tahu kalau Rafa pasti malas membacanya, menelepon juga percuma pasti Rafa tidak mengangkatnya jadi dia mengirimkan pesan saja kepada Fandi.
"Rafa loe di suruh pulang lagi nanti malam ke rumah orang tua loe, gue juga di suruh sih jadi kita barengan atau loe mau pergi sendiri?" tanya Fandi.
"Malas gue, pasti ini tentang perjodohan itu" ucap Rafa dengan kesalnya.
"Mungkin, tapi loe jangan malas-malas, tahu kan kalau ayah loe marah" ucap Fandi.
"Tahu gue" ucap Rafa yang tahu betul sifat ayahnya yang penyayang tetapi juga tegas.
"Ya udah loe harus datang kalau gitu" ucap Fandi lagi sambil menepuk bahu Rafa.
"Iya gue usahain dan kalau gue nggak lupa juga" ucap Rafa.
"Ada gue yang ingatin loe, atau kalau perlu gue pergi jemput loe" ucap Fandi.
"Nggak usah berlebihan loe, gue kayak cewek ajah yang mau di jemput" ucap Rafa sambil tertawa. Kemudian Rafa berjalan menuju motornya dan juga Fandi berjalan menuju mobilnya.
Zahra dan Fania berada di belakang Rafa dan Fandi, tapi mereka tidak bisa mendengar pembicaraan Rafa dan Fandi karena memang jaraknya agak jauh sedikit. Zahra dan Fania hanya melihat saja bagaimana interaksi mereka berdua seperti sudah lama saling kenal.
"Kok mereka bisa gitu yah" ucap Fania.
"Iya gue juga bingung" ucap Zahra. Ehh Fandi udah mau dekat mobilnya tuh, gue mesti di antar Fandi pulang sambung Zahra lagi sambil berjalan cepat dekat mobil Fandi meninggalkan Fania.
"Fandi loe mau pulang yah?" tanya Zahra basa-basi sebelum Fandi masuk ke dalam mobilnya.
"Iya" jawab Fandi singkat.
"Gue boleh nebeng nggak sama loe" ucap Zahra tanpa malu.
"Loe sama gue ajah Zahra, gue antarin loe kemana pun loe mau" ucap Rafa di belakang Zahra.
Rafa berjalan kembali ke mobil Fandi karena melihat Zahra datang kepada Fandi dan ketika dia mendengar Zahra butuh tumpangan dengan segera Rafa menawarkan diri.
Zahra pun menoleh ke belakang melihat Rafa sedangkan Fandi memang sudah melihat Rafa.
Kenapa sih nih orang ganggu terus gue batin Zahra.
"Nggak usah Rafa, gue pengennya nebeng sama Fandi, loe mau kan Fandi kasih nebeng gue?" tanya Zahra.
"Nggak, gue buru-buru ada urusan, loe sama Rafa ajah, Rafa loe antarin dia kemanapun dia mau, gue balik dulu" ucap Fandi kemudian masuk mobil dan mengemudikan mobilnya menuju rumahnya.
Sedangkan Fania benar-benar tertawa melihat Zahra yang di cuekin lagi dengan Fandi.
"Ayo Zahra gue antarin loe, Fandi udah pulang" ucap Rafa.
"Nggak usah deh Rafa, gue bareng Fania ajah" ucap Zahra kemudian berjalan menuju Fania lagi yang sudah berdiri di dekat mobilnya.
Rafa pun berjalan kembali menuju motornya dengan perasaan kecewa.
"Dasar tuh pelayan, suka banget ganggu gue, coba kalau dia nggak datang tadi pasti gue udah pulang bareng Fandi" ucap Zahra dengan kesalnya.
"Sabar ajah loe" ucap Fania sambil menahan tawanya.
"Loe kalau mau ketawa, ketawa ajah nggak usah tahan-tahan" ucap Zahra kesal.
Fania pun langsung kelepasan tertawa.
"Sorry, sorry" ucap Fania setelah tertawa karena melihat wajah kesal Zahra.
"Ayo deh kita pergi jalan-jalan ajah dulu, gue malas langsung pulang, sebenarnya gue pengen ngerjain Rara pelayan kampungan itu tapi tadi dia buru-buru banget pulang" ucap Zahra.
"Kita ke tempat kerjanya ajah" usul Fania.
"Ogah di sana kan ada dua pelayan kampungan dan miskin" ucap Zahra.
"Oh iya lupa gue, ya udah ke tempat lain ajah" ucap Fania lalu mengemudikan mobilnya tanpa tujuan yang jelas.
Sedangkan Rafa langsung pulang ke kosnya, dia memilih tidak masuk kerja karena lagi banyak pikiran.
#####
Rara sudah berada di ruangan restoran VIP, dan di situ juga sudah ada ayah Rafa yang lebih duluan datang dan menunggu Rara.
Rara pun di suruh duduk oleh ayah Rafa.
"Apa paman sudah lama"? tanya Rara.
"Lumayan" ucap ayah Rafa yang hanya bercanda karena dia juga barusan tiba di restoran tersebut.
"Maaf paman kalau paman menunggu lama karena tadi dosennya agak lama di ruangan" ucap Rara bersungguh-sungguh meminta maaf.
"Iya tidak apa-apa karena saya hanya bercanda saja sebenarnya saya baru datang" ucap ayah Rafa lalu tersenyum.
"Benarkah paman?" tanya Rara.
"Iya benar" ucap ayah Rafa.
"Syukurlah, saya benar-benar tidak enak kalau paman menunggu lama saya" ucap Rara.
"Tidak kok saya baru datang jadi kamu santai saja" ucap ayah Rafa.
"Oh iya, ada apa paman ingin bertemu saya kalau mau di beri bantuan lagi saya tidak mau paman karena paman sudah sangat baik sama saya" ucap Rara.
"Kamu ini terlalu berpikir nak" ucap ayah Rafa. Makanlah dulu sambung ayah Rafa lagi yang memang sudah memesan makanan terlebih dahulu dan sudah memesankan Rara juga, dia tahu makanan kesukaan Rara karena mereka sudah banyak kali bertemu ketika ayah Rafa ingin membantu Rara.
Setelah makan Rara pun bertanya lagi.
"Jadi paman, ada apa paman tiba-tiba ingin bertemu?" tanya Rara lagi yang penasaran.
#############
Mampir ke novelku yang lain juga yah judulnya...
- DENDAM DAN CINTA
- AKU BUKAN PELAKOR
- CINTA PRESDIR TAMPAN
klu nggak nemu di pencarian,, tinggal klik fotoku aja,, semuanya novelku ada di profil
Makasih sebelumnya buat yang sudah baca🙏😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
Yassa Adm
pzl h
m nbnv nhb
2021-08-21
0
Nurfatimah Amin
Zahra kamu itu naksir anak asisten😄😄😄
2021-08-19
0
Yeni Haryani
cpet thor rafa ngungkpin cinta k zahra biar thu c rafa nya bhwa zahra matree
2021-08-16
0