Fania sudah memberikan kopi kepada satpam di rumah tantenya dan sudah dia campurkan obat tidur tinggal menunggu satpam itu tertidur.
Tak lama setelah satpam itu meminum kopi yang di berikan Fania tadi, dia sudah merasa mengantuk hingga akhirnya dia pun tertidur.
Fania dan Zahra yang mengetahui obat itu sudah berfungsi sebagaimana mestinya, mereka pun merasa senang.
Fania pun menghubungi preman itu supaya datang ke rumah tante Fania.
Tak lama setelah menghubungi preman itu, mereka berdua pun muncul. Fania pun mengajak preman itu masuk ke dalam rumah di ikuti dengan Zahra.
"Jadi setelah loe berdua nyulik wanita itu, kalian berdua bawa dia di sini" ucap Fania.
"Satpam yang di luar bagaimana?" tanya salah satu preman itu.
"Tenang saja dia itu sudah di kasih obat tidur jadi kalian berdua aman" ucap Zahra.
"Baiklah bos" ucap preman itu.
"Sekarang gue akan ngajarin loe, kalau loe bawa wanita itu kesini, kalian tidak boleh seperti sedang memperkosa dia, kalian itu harus terlihat suka sama suka karena gue bakal nyimpan kamera di kamar itu" ucap Fania sambil menunjuk kamar yang di maksud.
"Tapi gimana bos kalau dia memberontak, dan pasti dia akan memberontak karena dia tidak mengenal kita berdua ini" ucap salah satu preman itu.
"Tenang saja dia tidak akan memberontak karena setelah kalian sampai di sini, loe harus membuat wanita itu meminum obat tidur yang bakal gue berikan sebentar" ucap Zahra.
"Jadi loe berdua harus bagus di kamera, dan kalian masuk satu-satu yah, kalian rembukan saja siapa yang akan duluan, wanita itu masih perawan loe" ucap Fania lalu tersenyum.
"Wahh kita dapat yang perawan, gampang itu bos bisa di atur" ucap preman itu.
"Oke, kita tungguin kalian selesai di kamar sebelah, kalian puas-puasin saja dulu dan kita bakalan bayar kalian setengah dulu nanti kalau tugas kalian sudah selesai baru kita bayar sisanya" ucap Fania lalu memberikan setengah dari bayaran kepada preman itu.
"Oke bos" ucap preman itu. Mana foto wanita itu bos? tanya preman itu lagi.
"Nih" ucap Fania sambil memberikan sebuah foto kepada preman itu.
Preman itu pun melihat foto Rara.
Wah ini Pekerjaan yang benar-benar sangat enak batin preman itu setelah melihat foto Rara.
"Wanita ini benar-benar cantik bos, tambah semangat gue" ucap preman itu.
Pelayan miskin kayak gitu di bilang cantik, emang matanya orang kampungan itu beda batin Zahra.
"Bagus kalau kalian tambah semangat" ucap Fania.
Fania pun memberitahukan alamat tempat kerja Rara, tempat tinggalnya yang tak jauh dari tempat kerjanya dan jam-jam pulang Rara dari kerja.
"Di sana tuh ada jalan sunyi menuju ke kosnya, nah kalian tunggu dia di situ, dia itu pulang pasti dengan berjalan kaki dan kalau sudah semakin larut tempat itu semakin sunyi" ucap Fania.
"Baik bos" ucap preman itu.
"Ya sudah kalian boleh berangkat sekarang" perintah Zahra.
Kedua preman itu pun berangkat mengikuti perintah Zahra dan Fania.
#####
Di rumah ayah Rafa
Fandi yang belum mau tidur dia pun ke kamar Rafa. Rafa yang mendengar ketukan di pintu kamarnya langsung pergi membukanya, di pikiran Rafa kalau itu mama dia ternyata Fandi dengan cengirannya yang berdiri di depan pintu.
"Ngapain loe ke kamar gue?" tanya Rafa. Loe kan punya kamar sendiri ucap Rafa lagi.
"Belum ngantuk gue, makanya gue kesini. Loe pasti belum ngantuk juga kan" ucap Fandi.
"Iya tadi gue belum ngantuk tapi sekarang gue udah ngantuk pas liat muka loe" ucap Rafa sambil berbaring di tempat tidurnya.
"Kayak anak cewek ajah loe tidur jam segini, ini tuh belum larut tahu nggak, loe jangan tidur dulu" ucap Fandi melarang Rafa tidur.
"Terus kalau nggak tidur gue mau ngapain?" tanya Rafa kesal.
"Yah kita lihat-lihatan ajah sampai tidur" ucap Fandi dengan cengirannya.
"Gila loe yah, coba ajah loe Zahra gue bakal lihatin tanpa di minta" ucap Rafa sambil melemparkan bantal ke arah Fandi yang di tahan oleh Fandi.
"Ingat calon istri loe itu Rara teman baik gue bukan Zahra" ucap Fandi.
"Iya dia memang calon istri gue tapi gue nggak cinta sama Rara yang gue cinta Zahra dan sampai kapanpun itu nggak akan berubah" ucap Rafa dengan keyakinan penuh.
"Gue yakin sih loe bakalan jatuh cinta nanti sama Rara kalau sudah menikah karena Rara itu idaman banyak laki-laki" ucap Fandi membanggakan Rara.
"Termasuk idaman loe kan, sekarang loe jujur deh sama gue loe suka sama Rara kan. Jujur ajah gue nggak bakal batalin pernikahan gue kok" ucap Rafa serius.
"Gue suka Rara sebagai teman loe itu nanya gue udah banyak kali tahu nggak" ucap Fandi.
"Bohong pasti loe, jangan-jangan nanti pas gue mau menikah loe nangis-nangis lagi di toilet" ledek Rafa.
"Kok di toilet kayak nggak ada tempat yang lebih bagus ajah loe" ucap Fandi.
"Yee itu udah bagus lagi, loe ngaku deh cepetan cinta kan loe sama Rara?" tanya Rafa lagi yang masih belum mau menyerah karena melihat Fandi yang sangat baik dan perhatian sama Rara.
"Gue nggak cinta sama Rara, gue dan Rara cuma teman dan gue udah anggap Rara itu seperti adik gue sendiri, gue senang sama kemandirian dan kesabaran dia juga jalani hidupnya dia itu nggak seberuntung kita. Walaupun gue juga udah nggak punya ibu tapi setidaknya gue masih punya ayah yang sayang banget sama gue, ngasih apapun yang gue mau, bisa curhat sama ayah gue dan loe masih punya kedua orang tua yang sangat menyayangi loe sedangkan dia, Rara udah nggak punya kedua orang tuanya dia hanya punya bibi dan pamannya itu pun mereka sudah sering sakit-sakitan dan Rara juga mencari uang sendiri untuk biaya hidupnya dan juga untuk biaya berobat paman dan bibinya. Kebayang nggak dia ngebagi waktunya antara kerja dan belajar. Ngebagi waktu itu susah banget tapi dia bisa lakuin itu, beasiswa dia masih ada sampai sekarang. Gue selalu lihat dia tersenyum tapi gue tahu dia punya kesusahan hidup yang dia tanggung sendiri yang dia nggak bilang sama gue, yang dia selesaikan sendiri. Gue tahu yang dia sering bilang ke gue itu cuma sebagian dari masalah hidupnya yang dia rasa mungkin sangat berat. Makanya gue dukung banget jika kalian berdua menikah supaya ada yang jagain Rara, gue tahu loe itu baik kok, loe cocok dengan Rara. Kalau loe bilang kenapa bukan gue ajah yang nikah sama Rara dan jagain Rara karena gue dan Rara sebaiknya berteman ajah, gue nggak mau rusak persahabatan gue dan gue juga sayang sama loe makanya gue pilihin wanita baik ketiga yang gue kenal di dunia ini setelah mama gue dan ibu loe" ucap Fandi.
"Zahra juga baik" ucap Rafa.
"Loe itu yah gue udah bicara panjang banget dan reaksi loe kayak gitu, pengen banget gue jitak kepala loe tahu nggak" ucap Fandi gemas dengan Rafa.
"Jangan-jangan loe jodohin gue dan Rara karena loe suka dengan Zahra" ucap Rafa penuh selidik kepada Fandi.
"Hii amit-amit deh, Zahra itu bukan tipe gue, dia itu nol persen dari tipe gue" ucap Fandi.
"Sama Rara juga bukan tipe gue" ucap Rafa.
"Terserah deh loe mau bilang apa pokoknya loe bakalan nikah dengan Rara, setelah loe nikah jagain dia awas saja kalau loe nggak jagain dia gue bakalan jadi pebinor di rumah tangga loe" ancam Fandi lalu tertawa.
"Yee gue suruh nikah loe nggak mau" ucap Rafa.
"Udah nggak usah ribut loe, kita main playstation yuk?" ajak Fandi.
Rafa pun mau dengan ajakan Fandi dan jadilah mereka bermain playstation.
#####
Di saat malam sudah semakin larut, Rara pun bersiap untuk pulang, temannya sudah menawarkan untuk mengantar Rara terlebih dahulu namun Rara menolaknya karena tidak enak merepotkan temannya yang pasti sudah kelelahan juga dan pasti ingin cepat istirahat, lagian Rara juga sudah terbiasa jalan sendiri pulang ke kosnya. Jadilah Rara pulang sendiri.
Entah kenapa perasaan Rara tidak enak ketika mau jalan di tempat sunyi itu, namun Rara abaikan perasaan itu.
"Bos sepertinya itu wanita yang di maksud" ucap salah satu preman itu yang melihat Rara berjalan.
Preman itu pun memastikan baik-baik dengan melihat foto yang di berikan oleh bosnya.
"Iya ini pasti dia, ayo kita culik dia lalu bersenang-senang" ucap salah satu preman itu sambil berjalan mendekati Rara.
Rara pun merasa takut ketika ada dua orang yang berjalan mendekati dia, dia pun mempercepat jalannya bahkan sambil berlari. Namun preman-preman itu juga ikut berlari dan larinya lebih cepat. Di tahannya tangan Rara. Rara pun teriak minta pertolongan namun tak ada yang mendengarnya karena memang itu jalan sunyi.
"Loe nggak usah ribut yah, mendingan loe ikut sama kita dengan cara baik-baik lagian loe kalau sama kita bakalan rasain surga dunia nggak bakalan di siksa" ucap preman itu dengan senyum mesumnya.
"Dia lebih cantik aslinya daripada di foto" ucap preman yang satunya lagi.
Rara semakin takut dengar ucapan kedua preman itu, dia pun semakin berteriak minta tolong namun tetap tak ada yang mendengarnya.
"Ayo kita bawah dia cepat dari sini sebelum ada orang" ucap salah satu preman itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
Tini
aduh tolongin rara
2021-08-22
0
Rista Baha
ya ampun kasian rara siapa yg mau nolongin dia ?? yg pasti hanya author yg bisa nolongin rara😁😁😁
2021-07-30
0
Lina Safina
Visual nya mana kak hmmm, ditungguin daritadi
2021-06-19
0