Seorang Pelayan
"Zahra tugas loe udah selesai belum?" tanya Fania teman Zahra.
"Belum sih, tapi gue udah nyuruh orang buat ngerjain tugas gue, pasti selesai" ucap Zahra santai.
"Pasti Rafa kan yang loe maksud?" selidik Fania.
"Iya mau siapa lagi, dia itu bagus di manfaatin" ucap Zahra.
"Iya juga sih, kayaknya dia itu suka banget sama loe tahu nggak, lagian dia itu sebenarnya tampan loe kalau di liat-liat hanya saja pakaiannya kentara banget miskinnya" ucap Fania.
"Ya ampun biarpun dia tampan, kalau dia hanya pelayan buat apa, terus loe liat dia tampan itu darimananya sih, lagian gue udah punya incaran tahu hanya dia lagi kuliah di luar Negeri sekarang" ucap Zahra.
"Serius loe?" tanya Fania.
"Iya serius dong. Dan dia juga sangat kaya raya" ucap Zahra.
"Bagus deh" ucap Fania.
"Tapi kalau sekarang gue mesti baik-baik dulu sama Rafa, demi tugas gue, kalau gue udah wisuda baru gue tunjukin sifat gue sebenarnya" ucap Zahra.
Ketika sedang berbicara, Rara lewat di depan mereka berdua.
Rara melihat Zahra dan Fania tetapi dia hanya tunduk ketika lewat di hadapan mereka berdua.
Mereka kadang berada di kelas yang sama, namun Rara tahu kalau Zahra dan Fania sangat membenci dirinya.
Rara tak tahu kenapa Zahra dan Fania selalu membenci dirinya, padahal Rara tidak pernah membuat masalah terhadap mereka berdua.
"Itu yang cocok dengan Rafa, sama-sama miskin dan kampungan" ucap Zahra lalu tertawa.
"Iya kamu benar banget. Tapi ngomong-ngomong Rafa mana nih kok belum nongol, jangan-jangan dia nggak datang Zahra terus gimana nasib tugas loe, dosennya killer loh" kata Fania sambil bergidik ngeri.
"Iya yah, udah nggak lama masuk kelas nih, kemana sih orang itu" ucap Zahra sambil merasakan kepanikan.
Belum lama berbicara seperti itu, terlihatlah Rafa yang sedang berlari cepat kepada Zahra, takut kalau dia akan terlambat memberikan tugas Zahra.
"Tuh orangnya nongol" ucap Zahra lega begitu melihat Rafa yang sedang berlari menuju kepada dirinya.
Rafa pun sampai di dekat Zahra.
"Zahra ini tugas loe, maaf yah hampir telat" ucap Rafa sambil memberikan tugas Zahra.
"Iya nggak apa-apa kok Rafa, makasih yah loe udah baik sama gue dan selalu bantuin gue" ucap Zahra.
"Iya, gue senang kok bantuin loe" ucap Rafa.
Karena gue cinta sama loe Zahra batin Rafa.
"Ya udah, ayo kita masuk kelas, tugas ini loe udah bedain kan, kamu tahu sendiri dosennya kayak gimana?" tanya Zahra.
"Iya sudah kok tenang saja, dosen nggak bakalan tahu kalau gue yang ngerjain tugas loe" ucap Rafa dengan senyumnya.
"Baguslah" ucap Zahra kemudian mereka masuk ke dalam kelas.
Rafa pun ingin duduk di sebelah Zahra, namun Zahra melarangnya dengan berbagai alasan.
"Rafa, maaf yah di sini Fandi mau duduk, ada yang mesti gue omongin sama dia, lebih baik loe duduk di samping Rara" ucap Zahra.
"Tapi kan Fandi belum datang, nanti Fandi datang baru gue pindah yah" mohon Rafa.
"Jangan Rafa, lebih baik loe duduk memang deh di samping Rara, Fandi pasti nggak enak kalau sebentar harus melihat loe pindah tempat duduk" ucap Zahra.
"Ya udah kalau gitu" ucap Rafa yang sedikit kecewa karena tidak bisa duduk di samping Zahra, padahal dia sangat ingin duduk di samping Zahra karena belum pernah dia duduk di samping Zahra.
Rafa pun duduk di samping Rara. Rara sedikit canggung karena dia tidak pernah duduk bersebelahan dengan Rafa.
"Zahra loe itu suka sama Fandi juga yah?" tanya Fania.
"Iyalah gue suka, dia itu tampan, kaya pula cewek mana yang nggak suka sama dia" ucap Zahra.
"Bukannya loe bilang, loe udah punya incaran dan dia lagi kuliah di luar Negeri sekarang?" tanya Fania.
"Emang iya, dia lagi jauh juga jadi gue deketin Fandi dulu, nanti kalau dia Sudah kembali baru gue buang Fandi" ucap Zahra lalu tersenyum jahat.
"Ya ampun, emang Fandi suka sama loe?" tanya Fania.
"Bukannya dia itu cowok yang nggak pangling liat kecantikan loe, dia itu cuma suka dekat-dekat dengan Rara" kata Fania lagi yang membuat Zahra langsung mengerucutkan bibirnya.
"Iya makanya gue benci banget liat perempuan miskin itu, sok polos banget. Tapi tenang saja itu tantangan buat gue naklukin hati Fandi" ucap Zahra dengan sombongnya.
"Terserah loe deh, gue bakalan dukung loe terus" kata Fania.
Tak lama Fandi pun masuk kelas, dia mencari-cari tempat duduk Rara namun di sampingnya sudah ada Rafa. Dia pun terpaksa duduk di samping Zahra karena tinggal disitu tempat duduk yang kosong.
"Hai Fandi" sapa Zahra dengan senyum bahagianya setelah Fandi duduk di sampingnya.
"Hai, maaf nama loe siapa yah, gue nggak tahu?" tanya Fandi yang memang tidak terlalu suka mengingat nama-nama orang kecuali yang di anggapnya penting.
Mendengar pertanyaan Fandi, seketika itu juga senyum di bibir Zahra perlahan-lahan menghilang. Fania hanya berusaha menahan tawanya mendengar ucapan Fandi.
"Ya udah kita kenalan yuk" ucap Zahra.
Zahra pun mengulurkan tangannya dan berucap dengan bangganya "Nama gue Zahra cewek paling cantik di kampus ini."
"Oh Zahra, loe udah tahu kan nama gue jadi gue nggak perlu memperkenalkan diri lagi" ucap Fandi tanpa mengulurkan tangannya.
Zahra pun menurunkan uluran tangannya dengan perasaan malu.
"Iya gue udah tahu kok" ucap Zahra dengan senyum terpaksa.
Setelah itu hening tidak ada lagi obrolan, karena Fandi terus melihat ke tempat duduk Rara.
Heem apa sih yang di liat Fandi sama cewek kampungan itu batin Zahra kesal.
Sedangkan Rara yang duduk sampingan dengan Rafa langsung saja menyapa Rafa, agar dia tidak merasa canggung lagi.
"Hai nama loe Rafa kan?" tanya Rara basa-basi.
"Ehh iya, loe Rara kan?" tanya Rafa balik.
"Iya, tumben loe duduk di depan biasanya loe duduk di belakang" ucap Rara yang memang sudah hafal betul kebiasaan Rafa.
Tapi jangan salah, Rafa walaupun duduk di belakang, tapi dia itu sangat pintar.
"Yah abis mau gimana lagi, tempat duduk di belakang sudah ada yang tempati, terus tadi gue mau duduk di samping Zahra, Zahra bilang Fandi mau duduk di situ ada yang mau di omongin" ucap Rafa.
"Oh benarkah, berarti Fandi ada kemajuan karena selama ini Fandi hanya suka ngomong sama gue kalau sama cewek, tapi kalau sama cowok sih dia nggak sependiam itu" ucap Rara lalu tersenyum kemudian melihat ke arah tempat duduk Fandi juga dan tersenyum.
Fandi pun membalas senyuman Rara.
"Loe benar banget, gue perhatiin dia emang kayak gitu orangnya, tapi dia orang yang baik sih" ucap Rafa.
"Iya dia memang baik, dia selalu bantuin gue kalau lagi kesusahan dan dia juga orang yang sangat mau belajar" ucap Rara.
"Loe suka ajarin dia yah?" tanya Rafa.
"Iya, dia juga gaji gue" ucap Rara sambil tersenyum.
"Oh pantas saja kalian dekat" kata Rafa.
Lagi asik bicara, dosen killer pun masuk ruangan, membuat semua yang ada di dalam ruangan itu diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
roempoet liar soe
💌
2022-03-27
0
roempoet liar soe
💞💞💞💞
2022-03-24
0
roempoet liar soe
up
2022-03-23
0