"Mau pesan apa Zahra?" tanya Rafa sambil tersenyum.
"Gue liat dulu apa-apa saja menunya" ucap Zahra.
Zahra pun merasa risih karena Rafa melihatnya terus dengan senyumnya yang tak henti-henti dia perlihatkan, membuat Zahra dengan segera memesan makanan bahkan Fania pun tak sempat memilih karena Zahra menyuruh supaya di samakan saja menunya.
Rafa pun segera pergi ke belakang.
"Pergi juga tuh manusia" ucap Zahra.
"Nyebelin banget sih, gara-gara dia gue nggak milih makanan yang gue suka" ucap Fania sambil cemberut.
"Sudah loe makan ajah yang gue pesanin tadi, enak kok makanannya" ucap Zahra sambil tertawa.
Tiba-tiba Zahra melihat Rara yang juga jadi pelayan di restoran itu.
"Si anak kampung itu, ternyata kerja juga disini" ucap Zahra sambil melihat Rara yang lagi di meja tamu menunggu pesanan mereka.
Fania pun melihat kemana arah mata Zahra.
"Iya yah, gimana kalau kita kasih dia pelajaran kecil" ucap Fania dengan senyum liciknya.
"Bagus juga tuh" ucap Zahra.
"Oke, kita tunggu saja kalau dia lewat di sini" ucap Fania.
Tak lama pesanan Zahra pun datang dan Rafa yang mengantarnya.
Kenapa nih orang mulu sih yang datang batin Zahra.
Zahra pun memaksakan dirinya buat tersenyum, sedangkan Rafa sangat bahagia melihat senyum Zahra. Rafa pun pergi melayani tamu lain dengan hati yang berbunga-bunga.
Tak lama setelah kepergian Rafa, Rara pun lewat di dekat meja Zahra dan Fania, Rara tidak tahu kalau itu Zahra dan Fania. Fania dengan sengaja menaruh kakinya di tempat lewat Rara agar Rara tersandung. Dan benar saja Rara tersandung dan makanan yang di pegangnya pun jatuh tepat mengenai Fania dan Rara pun terjatuh.
Rara benar-benar terkejut apalagi setelah melihat bahwa yang terkena makanan itu adalah Fania. Sebenarnya Fania menyandung kaki Rara supaya Rara menjatuhkan makanan itu ke orang lain tapi malah kena dirinya sendiri.
Rara langsung saja meminta maaf sambil menundukkan kepalanya. Fania benar-benar marah dan ingin menampar Rara namun tangannya di tahan oleh seseorang.
Rafa yang menahan tangan Fania, karena Rafa melihat kejadiannya bahwa Rara tidak salah tapi Fania yang sengaja ingin membuat Rara jatuh. Mereka pun jadi tontonan orang-orang yang sedang makan di restoran itu.
"Beraninya loe halangin gue nampar pelayan kampungan ini" ucap Fania kepada Rafa dengan wajah yang benar-benar marah.
"Iya gue berani, karena gue tahu Rara tidak salah gue liat sendiri, loe sengaja ingin membuat Rara jatuh tapi karena Allah maha adil jadi loe di kena deh sama makanan itu" ucap Rafa santai.
"Loe pelayan, berani banget loe fitnah gue" ucap Fania tidak terima walaupun memang itu kenyataannya.
"Iya gue tahu pasti Fania nggak salah, mana manajer restoran ini, gue ingin bicara supaya perempuan kampung ini di pecat" ucap Zahra.
Salah satu pelayan di situ pun memanggil manajer restoran itu.
"Zahra loe salah bela orang tahu nggak, Rara itu nggak salah" ucap Rafa.
Namun Zahra tak memperdulikannya. Manajer restoran itu pun datang.
"Ada apa ini?" tanya manajer restoran itu.
"Oh jadi anda manajer restoran di sini, saya minta anda memecat gadis pelayan kampungan ini, dia itu kerja tidak becus, Bagaimana bisa anda mempekerjakan orang seperti ini" ucap Zahra sambil menunjuk Rara yang sudah tertunduk.
Rara hanya bisa tertunduk dan menangis mengingat bahwa dirinya pasti akan di pecat, padahal dia sangat suka bekerja di restoran itu dan juga dia pasti akan kesusahan uang jika dia di pecat karena mencari pekerjaan sambil bekerja sangat susah.
"Iya pokoknya dia harus di pecat, lihat ini saya benar-benar tidak terima baju saya kotor, rambut saya kotor, dengar yah pelayan kampungan walaupun loe jual diri loe, loe nggak bakalan bisa mengganti kerugian gue" ucap Fania masih dengan emosinya.
"Jaga yah ucapan loe, jangan seenaknya menghina Rara seperti itu" ucap Rafa membela Rara.
"Loe juga pelayan diam ajah deh loe, kalian itu saling membela karena sama-sama miskin tahu nggak" ucap Fania kepada Rafa.
Manajer restoran itu pun melihat ke arah Rafa dengan terkejut dan takut-takut.
Berani sekali perempuan ini menghina bos batin manajer restoran itu.
Rara yang mendengar Rafa di hina oleh Fania langsung mengangkat kepalanya walaupun dia sudah menangis, namun dia lap air matanya.
"Loe jangan bilang gitu ke Rafa, kita memang miskin tapi kita tahu menghargai orang nggak kayak loe mentang-mentang kaya loe malah seenaknya sama orang lain dan fitnah orang lain, kekayaanmu itu hanya titipan dari Allah" ucap Rara kepada Fania.
Rafa pun melihat Rara.
Nggak nyangka dia bakalan belain gue, apa ini yang membuat Fandi dekat sama Rara karena kebaikan dan kepolosannya batin Rafa.
Fania yang mendengarnya benar-benar semakin marah dia pun ingin menampar Rara lagi beruntung Rafa menahannya lagi.
"Pelayan loe nggak usah ikut campur ngapain loe nahan-nahan tangan gue haa" ucap Fania kepada Rafa.
"Emang kenapa terserah gue dong" ucap Rafa.
"Anda pecat dia dong, kenapa anda malah diam saja" ucap Zahra kepada manajer restoran itu. Zahra sangat jengkel melihat wajah Rara dan Rafa yang suka ikut campur padahal dia ingin melihat wajah Rara di tampar oleh Fania.
"Rara tidak salah, yang salah itu Fania karena ingin membuat Rara jatuh, kita liat CCTV saja biar jelas" ucap Rafa tegas.
Fania yang mendengarnya benar-benar jengkel dia lupa kalau ada CCTV di restoran ini, karena kalau sampai di liat CCTV sudah pasti ketahuan kalau Fania lah yang salah. Begitupun dengan Zahra yang benar-benar jengkel karena gagal lagi memberi pelajaran kepada Rara.
"Sudah, gue malas memperpanjang urusan ini, karena gue masih banyak urusan, kali ini loe selamat pelayan kampungan" ucap Fania yang takut akan ketahuan kemudian langsung pergi dari restoran itu sambil menarik tangan Zahra.
Rara pun merasa lega. Semua yang lagi nonton tadi pertunjukkannya langsung kembali makan seperti sebelumnya. Rara pun langsung bertanya kepada manajer.
"Pak apa saya di pecat?" tanya Rara.
"Kamu maunya gimana? kamu mau di pecat?" tanya manajer restoran itu.
"Tidak pak, saya tidak mau di pecat, saya akan bekerja lebih berhati-hati lagi" ucap Rara dengan sungguh-sungguh membuat Rafa sedikit tersenyum.
"Baiklah, kamu tidak di pecat, saya percaya kamu karena kamu sudah lama bekerja di sini dan juga sangat rajin jadi mana mungkin saya mau memecat kamu, bekerja lah seperti biasanya yang penuh semangat" ucap manajer itu yang tahu betul bagaimana Rara sangat bersemangat kalau bekerja.
"Terima kasih banyak pak" ucap Rara bahagia sambil menunduk sopan.
"Saya masuk ke ruangan saya dulu, kalian lanjutkan lah pekerjaan kalian" ucap manajer itu kemudian berlalu pergi tetapi sebelum itu dia menundukkan sedikit kepalanya ketika melihat Rafa namun kejadian itu tidak di lihat oleh Rara.
############
Mampir ke novelku yang lain juga yah judulnya...
- DENDAM DAN CINTA
- AKU BUKAN PELAKOR
- CINTA PRESDIR TAMPAN
klu nggak nemu di pencarian,, tinggal klik fotoku aja,, semuanya novelku ada di profil
Makasih sebelumnya buat yang sudah baca🙏😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
roempoet liar soe
💞💞💞
2022-04-08
0
Har Tini
wawww rafa yg punya restoran
2022-01-18
0
Vina Rodiana
RARA RAFA COCOK❤
2021-11-06
0