Setelah selesai mata kuliah yang membosankan itu. Rafa segera ke tempat duduk Zahra lagi sedangkan Fandi ke tempat duduk Rara yang sedang bereskan buku-bukunya.
"Zahra loe habis ini mau kemana?" tanya Rafa.
"Belum tahu nih, tapi sepertinya gue mau pergi belanja dulu deh" ucap Zahra yang sudah ingin pergi jauh-jauh dari Rafa.
"Gue anterin mau nggak?" tanya Rafa.
"What!!! antarin pakai motor loe?" tanya Zahra balik.
"Iya" ucap Rafa.
"Nggak usah deh terima kasih tawarannya, tapi gue bareng Fania, gue udah janjian dengan Fania dan kita bakalan naik mobil Fania, Iya kan Fan?" ucap Zahra sambil memberi kode kepada Fania agar mengiyakan omongannya.
"Iya Rafa" ucap Fania yang mengerti dengan kode Zahra.
"Oh gitu ya udah deh, kalian hati-hati" ucap Rafa.
"Iya, kita pergi dulu yah" ucap Zahra berjalan melewati Rafa dengan menarik tangan Fania.
Rafa pun hanya melihat kepergian mereka.
Sedangkan Fandi yang mendengar pembicaraan Rafa dan Zahra hanya tertawa dan itu di dengar oleh Rafa.
Rafa pun berjalan mendekati Fandi.
"Berani loe yah nertawa in gue" ucap Rafa sambil menjitak kepala Fandi.
"Habis lucu dengar ajakan loe yang di tolak mentah-mentah" ucap Fandi sambil tertawa.
"Dia itu nggak nolak, cuma dia sudah janjian dengan Fania" ucap Rafa.
"Itu sih cuma alasan" ucap Fandi masih dengan tawanya.
Rara yang melihat mereka akrab benar-benar heran karena Rara tidak pernah melihat mereka berbicara se akrab ini.
"Kalian akrab banget, kalian sudah lama kenal yah?" tanya Rara.
Mereka pun tersadar kalau di situ masih ada Rara, Rafa pun mencari alasan.
"Emm belum lama kok" ucap Rafa yang bingung mau alasan apa.
"Iya Rara belum lama, dia bantuin gue baru-baru ini waktu mobil gue mogok, lagian kan Rafa emang cepat akrab orangnya" ucap Fandi berusaha tenang supaya Rara tidak curiga.
"Oh gitu yah, ya udah kalian lanjut ngobrol ajah lagi, gue mau pergi kerja dulu" pamit Rara.
Rara anak yatim piatu, sejak SMA kedua orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan, setelah orang tuanya meninggal dia tinggal sama paman dan bibinya, namun paman dan bibinya sekarang sudah sakit-sakit an akhirnya Rara memilih untuk tinggal di kos yang dekat dengan kampusnya biar irit ongkos. Rara juga mencari kerja yang bisa di lakukan sambil kuliah, gaji dari hasil kerjanya pasti dia berikan separuh untuk paman dan bibinya. Rara bisa melanjutkan kuliahnya karena dia pintar sehingga dia mendapat beasiswa.
"Rara gue antarin yah" ucap Fandi.
"Nggak usah kalian ngobrol aja dulu, lagian kan tempat kerja gue dekat dengan kampus" ucap Rara sambil berjalan keluar ruangan.
"Ehh Rara tunggu" panggil Rafa.
Rara pun berhenti.
"Kenapa Rafa?" tanya Rara.
"Loe kerja dimana?" soalnya gue juga kerja dekat kampus sini" ucap Rafa.
"Gue kerja di restoran XXXX" ucap Rara yang membuat Fandi sedikit terkejut, Fandi memang tahu kalau Rara bekerja di restoran,, tapi dia tidak tahu kalau Rara bekerja di restoran itu.
"Oh ya sudah bareng gue saja, gue juga kerja di sana jadi pelayan" ucap Rafa sambil tersenyum.
Fandi yang mendengarnya lebih terkejut lagi.
"Benarkah, tapi kenapa gue nggak pernah lihat loe?" tanya Rara penuh keheranan karena selama bekerja dia memang tidak pernah melihat Rafa disana.
"Karena gue baru masuk kerja hari ini, ayo buruan nanti kita telat, yang bekerja di sana itu harus disiplin orangnya" ucap Rafa sambil menarik tangan Rara.
"Fandi kita duluan yah" ucap Rafa lagi sambil berjalan.
Rara hanya mengikut saja tangannya di tarik dengan Rafa. Fandi yang melihat Rafa hanya menggelengkan kepalanya.
"Sejak kapan anak itu mau jadi pelayan, kok gue nggak tahu sih," gumam Fandi sambil berjalan keluar ruangan menuju mobilnya.
#####
"Loe liat tadi dengan kepedean nya dia mau antar gue pakai motor bututnya itu" ucap Zahra di dalam mobil sambil tertawa.
"Iya dia nggak ada malu banget, mana mungkin loe mau" ucap Fania dengan tawanya juga.
"Emang dia pikir kalau rambut gue sampai kena debu dia bisa biayain walaupun dia jual motor bututnya itu nggak cukup buat membiayai rambut gue, belum lagi biaya kulit gue kalau kena matahari" ucap Zahra.
"Iya Zahra gue baru liat manusia seperti itu" ucap Fania sambil tertawa.
"Coba saja tadi Fandi yang ajakin pasti gue mau banget tuh" ucap Zahra sambil berkhayal.
"Fandi kan cuma dekat sama cewek kampungan itu" ucap Fania.
"Iya, kita harus bikin Fandi menjauh dari gadis kampungan itu" ucap Zahra.
"Iya nanti kita pikirin caranya, kita belanja dulu hari ini" ucap Fania.
"Oke" ucap Zahra.
#####
Rafa dan Rara pun tiba di restoran. Mereka berdua pun pergi mengganti pakaian masing-masing kemudian bekerja melayani tamu yang datang. Rara terlihat sangat semangat melayani tamu yang datang, dia memang pekerja keras walaupun tadi dia habis dari kampus tapi tak kelihatan raut wajah lelah di wajahnya.
Rafa juga sama dia bekerja dengan semangat.
#####
"Zahra itu bukannya Fandi yah?" tanya Fania sambil menunjuk ke tempat Fandi duduk.
Zahra dengan segera melihat ke arah yang di tunjuk Fania.
"Iya itu Fandi, dia bersama siapa tuh?" ucap Zahra.
"Sepertinya bukan orang sembarangan deh, lihat aja pakaian orang itu terlihat jelas banget kalau dia orang kaya, dan lihat wajahnya kok mirip Fandi" ucap Fania.
"Iya juga yah, pasti mereka punya hubungan nih, berarti Fandi emang orang kaya banget nih" ucap Zahra.
"Gue harus dapetin dia," sambung Zahra lagi.
"Usaha dulu loe kalau mau dapetin dia" ucap Fania.
"Iyalah pasti, samperin atau nggak yah?" tanya Zahra kepada Fania.
"Nggak usah deh kayaknya, sepertinya mereka lagi serius ngobrol tuh" ucap Fania sambil melihat Fandi yang lagi serius berbicara dengan orang tersebut. Kita pulang aja yuk ajak Fania.
"Okelah kita pulang aja,," ucap Zahra.
Zahra dan Fania segera berjalan menuju mobil Fania. Sedangkan Fandi sedang berbicara dengan ayahnya.
#####
"Zahra kita makan dulu deh, lapar nih gue" ucap Fania.
"Boleh deh, gue juga lapar nih" ucap Zahra.
"Kita ke restoran dekat kampus saja yah" ajak Fania.
"Iya setuju gue" ucap Zahra.
Fania mengemudikan mobilnya sampai tiba di depan restoran yang mereka maksud. Setelah itu Fania memarkirkan mobilnya di tempat parkir kemudian mereka berjalan bersama masuk ke restoran tersebut.
Rafa yang melihat Zahra datang makan ke restoran tempatnya kerja merasa sangat bahagia. Sedangkan Zahra tidak mengetahui kalau Rafa bekerja di situ.
Zahra dan Fania langsung memilih duduk di bagian pojok, Rafa dengan bahagianya datang melayani mereka berdua.
Zahra kaget melihat Rafa muncul di depannya dengan senyumnya memakai seragam pelayan, Zahra hanya tahu kalau Rafa seorang pelayan tapi dia tidak menyangka kalau Rafa menjadi pelayan di restoran tempatnya mau makan, kalau dia tahu pasti dia tidak akan mau singgah makan.
##############
Mampir ke novelku yang lain juga yah judulnya...
- DENDAM DAN CINTA
- AKU BUKAN PELAKOR
- CINTA PRESDIR TAMPAN
klu nggak nemu di pencarian,, tinggal klik fotoku aja,, semuanya novelku ada di profil
Makasih sebelumnya buat yang sudah baca🙏😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
roempoet liar soe
ohmaigoot
2022-04-07
0
Har Tini
zahra sombong amat😐
2022-01-18
0
runma
ngematin dulu ah😁
2021-09-22
0