"Udah nggak usah mimpi kamu Rafa" ucap ayah Rafa.
Fandi hanya mencoba menahan tawanya.
"Baiklah kalau gitu aku mau pulang dulu" pamit Rafa kepada kedua orang tuanya.
Fandi pun juga ikut pamit namun di tahan oleh ayah Rafa. Jadilah Rafa yang pulang duluan.
"Ada apa paman?" tanya Fandi.
"Paman mau tahu, Rafa nggak berbuat macam-macam kan kepada Rara di kampus sewaktu dia mengetahui akan di jodohkan dengan Rara?" tanya ayah Rafa.
"Sejauh ini nggak kok paman" ucap Fandi.
"Baiklah, awasi terus anak itu, jangan sampai dia berbuat macam-macam kepada Rara" ucap ayah Rafa.
"Iya paman tenang saja, saya akan selalu mengawasi dan menjaga Rara" ucap Fandi.
"Baiklah, kamu boleh pulang, hati-hati" ucap ayah Rafa.
"Iya paman" ucap Fandi.
Fandi pun pamit kepada ibu Rafa juga. Setelah berpamitan Fandi pun pulang, berjalan ke luar rumah menuju mobilnya lalu mengemudikan mobilnya menuju rumahnya.
Namun di pertengahan jalan Fandi teringat dengan Rara yang sudah mengetahui tentang perjodohan, Fandi pun berniat menelepon Rara. Di kemudikan mobilnya dengan pelan sambil menghubungi Rara.
"Halo Fandi" ucap Rara dari balik telfon.
"Halo Rara, loe lagi dimana sekarang?" tanya Fandi.
"Di kos, ada apa memangnya Fandi?" tanya Rara balik dengan suara tidak bersemangatnya.
Fandi sudah tahu penyebab suara Rara yang seperti tidak bersemangat itu. Namun dia tetap harus berpura-pura tidak tahu sampai Rara mau menceritakannya sendiri.
"Ada apa Rara? sepertinya loe lagi ada masalah, dari cara loe bicara nggak seperti biasanya" tanya Fandi berpura-pura tidak mengetahui apa-apa.
"Nggak ada apa-apa kok Fandi" ucap Rara.
"Oh gitu yah, loe udah makan belum?" tanya Fandi.
"Udah kok tadi. Kalau loe?" tanya Rara balik.
"Udah juga, ya udah loe istirahat deh" ucap Fandi.
"Iya" ucap Rara.
Fandi pun mematikan panggilan teleponnya kemudian fokus lagi menyetir mobilnya namun secara tidak sengaja dia melihat Zahra di dalam mobil sangat mesra dengan laki-laki lain.
Ya ampun semoga saja Zahra menolak cinta Rafa, dasar perempuan nggak benar ucap Fandi di dalam mobilnya. Kemudian Fandi kembali fokus menyetir mobilnya untuk pulang ke rumahnya.
#####
Sedangkan di kos Rafa, Rafa sudah yakin akan mengungkapkan perasaannya besok.
Rafa sudah menyiapkan semuanya, sudah menyiapkan mentalnya.
Pagi harinya di kampus Rafa bertemu dengan Rara. Kali ini seperti ada kecanggungan yang terjadi di antara mereka. Rafa pun memanggil Rara untuk berbicara.
"Rara gue ingin bicara sama loe" ucap Rafa.
"Ya udah bicara ajah" ucap Rara.
"Jangan di sini, kita ke tempat lain ajah, dosennya juga kan biasa terlambat" ucap Rafa.
"Oh ya sudah" ucap Rara.
Rafa pun berjalan duluan di ikuti dengan Rara di belakangnya. Sedangkan Fandi belum datang ke kampus karena dia tahu kalau dosen yang biasa masuk suka ngaret jadi dia santai-santai ajah, Fandi pun tidak kepikiran kalau Rafa akan datang cepat ke kampus.
Rafa pun mengajak Rara berbicara di taman kampus. Mereka pun sudah duduk.
"Apa yang loe mau omongin?" tanya Rara setelah mendudukan bokongnya.
"Loe pasti udah tahu kan tentang perjodohan kita?" tanya Rafa memastikan sekali lagi.
"Iya, loe udah tahu juga?" tanya Rara balik.
"Iya gue udah tahu, gue jujur ajah yah gue nggak cinta sama loe Rara, gue nggak mau nikah sama loe, gue udah mencintai wanita lain, loe mau kan batalin perjodohan ini" mohon Rafa kepada Rara.
"Maaf Rafa, gue nggak mau batalin perjodohan ini" ucap Rara tegas.
Rafa yang mendengarnya langsung melototkan matanya tak percaya.
"Apa yang loe harapin dari perjodohan ini Rara, gue nggak cinta sama loe dan loe pasti juga nggak cinta sama gue jadi lebih baik perjodohan ini nggak ada" ucap Rafa emosi.
"Gue nggak perduli yang harus loe ingat gue nggak bakal batalin perjodohan ini Rafa" ucap Rara balik.
"Loe egois tahu nggak Rara, udah siap loe hidup susah haa" ucap Rafa dengan wajah yang sudah memerah menahan amarahnya.
"Iya gue udah siap lagian gue udah biasa hidup susah, apa yang mesti buat gue nggak siap buat hidup susah Rafa" ucap Rara berusaha tidak menangis.
"Gue pikir kita bisa obrolin ini baik-baik ternyata gue salah, gue benci banget sama loe Rara, benci banget" ucap Rafa lalu pergi dari taman itu menuju kelasnya.
Sedangkan Rara berusaha untuk menahan air matanya agar dia tidak menangis.
Maafin gue Rafa gue lakuin ini karena ini pesan terakhir ayahku, aku akan lakuin apapun untuk memenuhi pesan terakhir ayahku, ayahku sangat berarti untukku walaupun dia sudah tiada lagi di dunia ini batin Rara.
Rafa tidak mengetahui kalau ayahnya berbicara seperti itu kepada Rara agar Rara mau di jodohkan dengan Rafa. Akhirnya Rafa sangat membenci Rara. Padahal Rara juga mau di jodohkan karena dia pikir itu adalah keinginan ayahnya yang terakhir.
#####
Rafa pun memasuki kelas dengan wajah yang sangat tidak bersahabat. Tetapi seketika itu juga raut wajahnya berubah ketika melihat Zahra, di ingatnya kalau dia ingin mengungkapkan perasaannya kepada Zahra sesudah jam kuliah berakhir. Rafa dengan cepat duduk di samping Zahra, Zahra pun hanya pasrah karena dia tidak memiliki alasan lagi untuk melarang Rafa duduk di sampingnya.
"Zahra loe udah lama datang?" tanya Rafa sambil tersenyum melihat kecantikan Zahra di pagi hari itu.
"Belum" jawab Zahra singkat.
"Oh iya loe jangan langsung pulang dulu yah bentar" ucap Rafa.
"Emang kenapa?" tanya Zahra.
"Ada yang pengen gue omongin dengan loe" ucap Rafa.
"Apa? omongin sekarang ajah" ucap Zahra malas dan sangat sinis.
Apa juga yang mau di omongin pelayan miskin ini sama gue, haduh nggak penting banget batin Zahra.
"Nggak bisa bentar ajah yah" mohon Rafa.
"Iya deh kalau nggak lupa" ucap Zahra.
Tak lama Fania pun masuk dan tertawa dalam hati melihat wajah Zahra yang benar-benar sangat kesal duduk berdekatan dengan Rafa.
"Fania loe duduk di sini dong" ucap Zahra.
Rafa mengernyitkan keningnya mendengar ucapan Zahra.
"Nggak deh Zahra, gue di samping loe ajah, lagian Rafa pasti mau duduk dekat dengan loe" ucap Fania sambil memaksa dirinya untuk tersenyum.
Malas banget gue duduk dekat dengan Rafa pelayan kampungan nanti gue ikutan miskin lagi batin Fania.
"Tega banget loe" bisik Zahra ke telinga Fania.
"Untuk kali ini ajah" ucap Fania sambil tertawa pelan.
Fandi pun masuk kelas di lihatnya Rara tidak berada di kelas. Dia pun segera menghubungi Rara karena tidak biasa Rara belum datang.
Baru dia mau menghubungi Rara, Rara pun sudah di lihat oleh Fandi sedang berjalan lesu menuju ruangan. Fandi pun segera mendekati Rara yang lagi berjalan lesu seperti sedang banyak pikiran dan seperti sedang sedih.
###########
Mampir ke novelku yang lain juga yah judulnya...
- DENDAM DAN CINTA
- AKU BUKAN PELAKOR
- CINTA PRESDIR TAMPAN
klu nggak nemu di pencarian,, tinggal klik fotoku aja,, semuanya novelku ada di profil
Makasih sebelumnya buat yang sudah baca🙏😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
R yuyun Saribanon
rafa katanya mau cari cewe yg ga matre.... bulsit lu ah
2024-01-15
0
Yassa Adm
o
2021-08-21
0
Tulip
rafa kok kayak cewek aja ngambekan. pake bilang aku benci kamu ra benci 😂
2021-08-15
0