Dua jam kemudian Amber membuka kedua matanya, Eric merasa lega. "Amber, bagaimana perasaanmu?"
Amber manatap Eric, "Mual, perutku sakit dan kepalaku pusing. Kita masih di rumah sakit?"
"Ya, kita tunggu hasil lab."
"Hasil lab? Aku sakit apa?"
"Kamu terkena racun, bukan kamu maksudku tubuh Katlin terkena racun saat di dalam penjara."
"Ah... aku baru ingat. Saat Delon ingin memperkosaku, dia berceloteh mengatakan sudah meracuni Katlin dengan dosis kecil untuk membunuhnya. Eric, apa saat keluar dari penjara Katlin meninggal bersamaan denganku yang mati terbakar. Saat itu aku masuk ke dalam tubuh Katlin, tapi kenapa harus aku dan kenapa harus masuk ke tubuh Katlin?"
Eric menggeleng, "Tak penting apapun jawaban atas pertanyaanmu tapi yang penting sekarang kau yang berada dalam tubuh Katlin akan selalu dalam bahaya. Sekarang baru Delon yang bertindak, kau tidak bisa membayangkan siapa orang-orang di belakang Delon. Mereka manusia-manusia yang tak memakai akal dan hati mereka, para bajingan itu bahkan bukan manusia tak ada rasa belas kasihan sedikit pun di hati mereka. Kamu harus selalu berhati-hati dan waspada, jangan lengah."
Amber tak mengerti perkataan Eric tapi saat pria itu menyuruhnya untuk berhati-hati seketika perasaannya tak enak.
"Kau dengar, Amber! Waspada. Jawab aku!" bentak Eric.
"Iya! Aku dengar!" Amber terkejut Eric membentaknya, ia melepaskan genggaman pria itu dari tangannya.
Seketika Eric tersadar telah membentak Amber, ia hanya ketakutan terjadi sesuatu pada wanita itu, "Aku tidak sengaja, apa kamu haus?"
Amber mengangguk. Ia kesal Eric membentaknya lalu terpikir sebuah ide untuk mengerjai pria itu. "Jus Apel sepertinya enak, aku juga ingin makan Omurice, Pizza bread, macaroni and cheese. Hm... apalagi?" ia berpura-pura berpikir.
Eric menyipitkan mantanya, ia bukan lah pria bodoh. Pasti wanita itu sedang mengerjainya, tapi tingkah wanita yang disukainya itu malah semakin membuatnya lebih menyukainya lagi. "Baik, apa lagi?" tanyanya cuek.
"Ah... tapi aku ingin sekali memakan masakanmu. Sayang sekali, tidak dirumah tidak disini kamu memakai kursi roda pasti takkan bisa memasak untukku. Lagipula aku juga tidak yakin kamu bisa memasak," cibir Amber.
"Aku akan memasak, disini ada tempat untukku dengan mudah bisa memasak. Tapi, aku akan minta bayaran. Cium aku." Jahil pria itu.
Sekarang Amber yang menyipitkan mata, wanita itu menebak jika Eric sudah tau jika ia sedang mengerjai pria itu. "Cih! Kau bisa menebak aku mengerjaimu!" Amber cemberut.
"Hahaha... Kenapa kau senang mengerjaiku? Itu akan berbalik padamu, sayang."
Amber melotot saat Eric memanggilnya sayang, "Jangan panggil aku dengan panggilan sayang, aku ingin muntah mendengarnya! Kau sungguh tak pantas mengucapkan kata itu dari mulut pedasmu, Eric."
"Baiklah, sekarang katakan apa kamu ingin berjalan-jalan di sekitar camp suami tentaramu ini, Nyonya Eric?"
Mata Amber bercahaya, ia seketika antusias. "Ayok!"
"Tak ada imbalan kah?" Eric menaikkan sebelah alisnya.
Cup!
Kepala Amber terangkat dari bantal, ia mengecup bibir Eric singkat. Saat akan kembali membaringkan kepala, tangan Eric menahan belakang kepalanya. Pria itu tidak melepaskan bibir Amber menciumnya dengan lembut, memperdalam ciuman mereka.
"Ekhm, kalau begitu kami akan kembali nanti," ucap sang Dokter yang baru saja masuk, disampingnya ada seorang perawat wanita yang ikut masuk.
Seketika Eric melepaskan ciumannya, "Ekhm, tidak apa-apa. Silahkan lanjutkan, Dokter."
Eric memundurkan kursi rodanya, memberi ruang untuk Dokter dan perawat. Si perawat bahkan menatap memuja pada Eric, sang legenda di militer.
Amber melihat tatapan memuja sang perawat wanita pada Eric, seketika ia kesal ingin sekali mencabut sepasang bola mata wanita genit itu.
"Nyonya Eric, hasil lab mengatakan racun dalam tubuh Anda tidak berbahaya. Hanya saja kondisi Anda drop karena terlalu memaksakan kondisi fisik Anda. Diharapkan selama seminggu ke depan jangan melakukan kegiatan fisik yang berat seperti... Ekhm." Dokter Swan merasa ragu untuk mengatakannya.
"Seperti berhubungan badan dengan Kapten Eric," ucap sang perawat seraya tersenyum senang, ia melanjutkan ucapan Dokter.
Amber mendelik kesal pada sang perawat, ingin menarik kulit wajah wanita yang sok kecantikan itu. Kenapa dia tersenyum senang? Apa dia bahagia jika Eric tak menyentuhku! Pengen kucobek-cobek mulutmu! Kesal Amber.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
awesome moment
ayoo amber. kluarkan jiwa bar2mu
2025-03-05
0
aphrodite
Delon adiknya Eric kan..kok bisa dia jahat banget
2024-12-09
2
Sandisalbiah
"kucobek-cobek"..maksudnya di ulek gitu.. 🤭🤭
2024-05-28
2